Kebiasaan Minum Air Putih dan Berkumur Bantu Meningkatkan Kebersihan Mulut pada Anak

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh kabar tangsel

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh anak yang harus dijaga sejak kecil. Karena, bila anak mengalami sakit gigi, akan berdampak juga pada kualitas hidup (seperti kemampuan untuk belajar, bermain, makan, dan tidur) serta kondisi tumbuh kembangnya. Ketika anak mengeluh sakit gigi, maka anak akan merasakan rasa tidak nyaman pada mulutnya, sehingga cenderung menjadi susah makan, hingga sulit tidur di malam hari karena rasa sakit itu.

Masalah kesehatan gigi dan mulut anak yang paling banyak terjadi adalah karies gigi. Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar Indonesia, sebanyak 28.9% anak di Indonesia mengalami karies gigi dengan tingkat keparahan yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan anak dalam menjaga kesehatan rongga mulut yang masih buruk. Padahal, kesehatan rongga mulut di masa anak-anak sangatlah penting, karena dapat mempengaruhi pertumbuhan dari tulang-tulang wajah, rahang, juga gigi permanen.

Selain kebiasaan anak, banyak hal juga yang turut berperan terhadap kesehatan rongga mulut anak, misalnya usia anak, sosioekonomi, makanan yang dikonsumsi, jenis kelamin, dan keadaan intraoral lainnya. Dari faktor-faktor yang telah disebutkan tadi, sangat perlu digaris bawahi pada faktor makanan yang dikonsumsi dan kebiasaan jajan anak. Pada usia pertumbuhan, anak cenderung banyak makan atau jajan ketika berada di sekolah. Makanan yang dijual di sekolah bermacam-macam, dan Sebagian besar memiliki rasa yang manis. Tentu saja jajanan di sekolah ini juga tidak luput sebagai salah satu faktor yang berperan terhadap terjadinya karies gigi di usia anak sekolah.

Menurut penelitian dari Lingstrom tahun 2000, ternyata kebiasaan mengkonsumsi air mineral juga berpengaruh terhadap kebersihan rongga mulut. Air mineral dapat membantu mengurangi debris atau sisa makanan melekat pada permukaan gigi setelah makan. Sejatinya, apabila anak rajin minum air putih atau air mineral selepas makan-makanan yang bersifat kariogenik, maka resiko terjadinya karies gigi dapat menurun.

Dokter Dini Setyowati, drg., MPH, PhD. dari Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, FKG UNAIR dan tim melakukan sebuah penelitian terkait kebiasaan jajan, kebiasaan minum air putih, dan tingkat kebersihan mulut pada anak usia sekolah. Pada penelitian pendahuluan, didapatkan hasil bahwa 97.4% dari 30 responden yang merupakan siswa Sekolah Dasar di daerah Surabaya Barat memiliki kebiasaan jajan makanan yang bersifat kariogenik, dan hanya 39.5% responden memiliki tingkat kebersihan rongga mulut yang baik, padahal pihak Sekolah sudah menyediakan fasilitas air minum gratis untuk siswanya.

Penelitian yang dilakukan dari bulan Agustus 2018 hingga Januari 2019 tersebut dilanjutkan dengan 105 siswa sebagai responden penelitian. Untuk membandingkan tingkat kebersihan mulut anak (menggunakan Debris Index),peneliti membagi responden menjadi tiga kelompok, yakni kelompok yang makan jajan, kelompok yang makan jajan kemudian minum air putih, dan yang ketiga kelompok yang makanan jajan kemudian minum air putih sambil berkumur. Harapan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan kebersihan rongga mulut anak yang tidak memiliki kebiasaan minum air putih dengan yang selalu minum air putih. Setelah anak melakukan aktivitas makan dan minum air putih, ketiga kelompok tadi dilakukan pemeriksaan rongga mulut menggunakan Debris Index untuk melihat tingkat kebersihan rongga mulutnya.

Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa anak yang mengkonsumi air putih diiringi dengan Gerakan berkumur setelah makan memiliki angka Index Debris yang rendah. Artinya, sisa makanan yang tertinggal di dalam mulut cukup sedikit, jika dibandingkan dengan anak yang tidak minum air putih, atau anak yang minum air putih namun tidak berkumur. Hasil tersebut kemudian dilakukan Analisa perbandingan secara statistik, dan didapatkan bahwa kebersihan rongga mulut antara anak yang tidak minum air putih memiliki perbedaan yang signifikan terhadap anak yang minum air putih dan berkumur setelah makan. Tetapi, pada anak yang hanya minum air putih (tanpa berkumur) dan yang minum air putih diiringi dengan berkumur, tidak didapatkan perbedaan yang signifikan, walaupun terdapat perbedaan pada tingkat debris index.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu orangtua serta pihak sekolah untuk melakukan edukasi kebiasaan berkumur air putih pada anak-anak. Sehingga nantinya, akan dapat mengurangi resiko terjadinya karies pada anak-anak di Indonesia.

Penulis: Dini Setyowati, drg., MPH., Ph.D

Artikel lengkap dapat dilihat di http://www.jioh.org/temp/JIntOralHealth122109-13078_033758.pdf

Effect of drinking water habits and oral hygiene status in elementary school children: A Quasi Experimental Study. J Int Oral Health 2020;12:109-13.(Journal of International Oral Health. )

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).