Menilik Perkembangan Pariwisata di Pantai Berawa Badung Bali

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Sektor pariwisata di Kabupaten Badung merupakan sektor yang paling diunggulkan dan berkontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Badung tiap tahunnya. Perkembangan sektor pariwisata di Kabupaten Badung juga dipengaruhi oleh keberadaan Bandara Ngurah Rai di Tuban, Kecamatan Kuta. Berdasarkan Peraturan Bupati Badung No. 7 Tahun 2005 tentang objek wisata dan daya tarik wisata di Kabupaten Badung, menyebutkan bahwa di Kabupaten Badung terdapat 33 objek wisata. Sebagian besar berupa wisata pantai, taman bakau dan pelestarian penyu. Wisata budaya berupa Pura dan wisata remaja berupa monumen GWK dan tempat rekreasi Water Boom Park & Spa’. Adapun salah satu dari obyek yang tercantum dalam keputusan tersebut adalah Pantai Berawa Tibubeneng dengan kategori wisata alam.

Ide awal pengembangan Pantai Berawa sebagai daya tarik wisata adalah Kepala Desa Tibubeneng saat itu. Kepala desa kemudian mengadakan diskusi dengan komponen desa, antara lain DPD, LPM dan Karang Taruna beserta bendesa adat seluruh Desa Tibubeneng. Mereka juga melibatkan Bendesa Adat Padonan, Bendesa Adat Tandeg dan Bendesa Adat Berawa serta pengurus Pure Dalem Perancak. Selain mereka yang tersebut di atas, perencanaan awal Pantai Berawa sebagai daya tarik wisata juga melibatkan Pemerintahan Kabupaten Badung dan stakeholders. Stakeholder diwakili oleh investor yang memiliki Hotel Legong Keraton. Hotel itulah salah satu perusahaan swasta pertama kali yang yang mendukung terbentuknya wisata Pantai Berawa di Desa Tibubeneng Kuta Utara Badung.

Sesuai dengan hasil musyawarah Bendesa Adat Berawa, Pengurus Pura Dalem Perancak, Perbekel, BPD, LPM Desa Tibubeneng, maka sejak saat itu disepakati adanya restribusi tiket parkir kepada wisatawan yang berkunjung ke Pantai Berawa. Adapun yang menangani adalah LPM Desa Tibubeneng dengan melibatkan Pecalang dan Hansip di Desa Tibubeneng sebagai petugas parkir. Restribusi parkir ini akan digunakan untuk biaya pemeliharaan kebersihan pantai dan pelaksanaan upacara keagamaan di Pura Dalem Perancak.

Berdasarkan jumlah tiket parkir yang terjual di atas, maka dalam setiap tahunnya mengalami peningkatan jumlah kunjungan. Hal ini disebabkan oleh banyaknya fasilitas pendukung di sekitar Pantai Berawa, terutama sejak mulai beroperasinya Hotel Lv 8 pada tahun 2013, dibangunnya Canggu Beach Club dan Finns Beach Club tahun 2016. Hingga tahun 2019 jumlah hotel, villa, guest house dan home stay yang ada di Desa Tibubeneng sebanyak 233 buah.

Guna menganalisis perkembangan wisata pantai Berawa dari awal perkembangannya, maka diperlukan kajian teoritis yang dikemukakan oleh Butler tentang Tourism Area Life Cycle. Menurut Butler, sebuah area wisata pasti akan mengalami sebuah siklus kehidupan yang terdiri dari empat bagian, yaitu Discovery; Local Control; Institutionalism dan Stagnation; Rejuvenation or Decline. Berdasarkan indikator-indikator yang terdapat pada tabel di atas, maka posisi Wisata Pantai Berawa Desa Tibubeneng pada posisi berkembang. Adapun indikatornya adalah sebagai berikut:

Pertama, investasi asing sudah mulai masuk. Pada tahapan ini banyak investor asing mulai masuk dalam pengembangan daya tarik wisata pantai Berawa di Desa Tibubeneng. Salah satunya adalah hadirnya Canggu Club dengan fasilitas standar internasional yang disediakan untuk wisatawan mancanegara dan domestik. Kehadiran Canggu Club sebagai daya tarik wisata di sekitar Pantai Berawa menjadikan jumlah kunjungan wisatawan asing semakin meningkat.

Kedua, daerah mulai terbuka secara fisik. Pada tahapan ini, masyarakat dan lingkungan setempat semakin terbuka secara fisik. Hal dibuktikan dengan banyaknya bangunan sebagai penunjang fasiltas pariwisata dibanding fasilitas lain yang tidak berkaitan dengan kepariwisataan. Dalam kondisi yang seperti ini, masyarakat di Desa Tibubebeng kemudian banyak yang beralih kerja, semula di sektor pertanian beralih ke sektor industri dan jasa pariwisata. Di beberapa tempat tertentu, muncul usaha masyarakat lokal yang bergerak di sektor penyediaan makanan dan konsumsi wisatawan.

Ketiga, fasilitas lokal sudah mulai terisih atau digantikan dengan fasilitas internasional. Pada tahapan ini, berbagai barang dan jasa impor menjadi keharusan termasuk tenaga kerja asing untuk mendukung perkembangan pariwisata yang pesat. Salah satu bukti bahwa pariwisata di Pantai Berawa sudah masuk dalam fase tersebut adalah fasilitas umum yang bersifat lokal mulai banyak diganti dengan fasilitas internasional yang meliputi sekolah atau lembaga yang bersifat internasional serta obyek wisata buatan internasional sepeti Canggu Club, Finns Beach Club dan Sport Centre.

Keempat, atraksi lokal dan sistem pemasaran mulai dikembangkan model internasional. Pada fase ini, organisasi pariwisata mulai membangun relasi yang kuat dengan pemerintah daerah dan pemerintah pusat dalam mempromosikan obyek, sehingga investor asing banyak yang mulai tertarik dan memilih destinasi yang ada sebagai tujuan investasinya. Pada tahapan ini, banyak atraksi di Kawasan Pantai Berawa dibangun dengan perspektif kebutuhan internasional seperti atraksi Surfing, Horse Riding, Water Boom, Berawa Beach Festival, Barong Dance, Manggala Music Festival dan Festival Culinary.

Penulis: Nuruddin

Informasi detail dapat dilihat di:

https://www.psychosocial.com/article-category/issue-9/

Tourism Development in The Berawa Beach in TheVillage of Tibubeneng Badung Bali Indonesia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).