Analisis Golongan Darah dari Puntung Rokok dengan Absorption Inhibition Method

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Puntung rokok. (Sumber: CBB Indonesia)

Puntung rokok merupakan sumber yang sering ditemukan, dimana orang seringkali merokok pada saat mereka gugup, contohnya ketika mereka terlibat pada suatu kejahatan. Puntung rokok yang ditemukan ditempat kejadian dapat mengungkap kebiasaan merokok, jenis atau merek rokok, selain itu juga terdapat sidik bibir, sidik jari dan bahkan air liur yang menempel.

Pada tempat kejadian perkara kejahatan, air liur yang dapat diperoleh dari puntung rokok yang basah maupun kering, merupakan barang bukti yang sangat berguna, dikarenakan pada kasus medikolegal seperti pelecehan anak, pemerkosaan, perampokan, dan pembunuhan, darah mungkin saja hilang, namun bukti lain mungkin ada dan tersedia, seperti sidik bibir, rambut, semen dan air liur, yang berperan penting dalam membantu menghubungkan tersangka, korban dan TKP, atau bertindak sesuai dengan Locard`s Principal of Exchange.

Golongan darah merupakan bagian penting dalam proses identifikasi forensik dan dapat digunakan untuk mempersempit kemungkinan suspek. Pada sel darah merah, terdapat antigen A, B, D, dan H yang dapat diproduksi tidak hanya pada sel darah merah, tetapi juga pada limfosit, platelet, sel-sel jaringan, cairan tubuh (misalnya air liur, kecuali cairan serebrospinal), dan sekresi. Antigen golongan darah yang terdapat didalam air liur dapat dideteksi dengan menggunakan metode absorpsi inhibisi. Adanya substansi golongan darah pada berbagai sekresi tubuh tergantung pada apakah individu tersebut merupakan golongan sekretor atau non-sekretor. Yamakani (1926) menemukan bahwa sekitar 80% dari populasi adalah golongan sekretor.

Akan tetapi, karena selang waktu yang tidak terduga antara terjadinya kejahatan dan dimulainya penyelidikan, bentuk air liur kering lebih sering dikumpulkan daripada bentuk yang basah. Oleh karena itu pada penelitian ini, sampel berupa puntung rokok diberikan perlakuan selama 1, 3 dan 6 jam sebelum dianalisis golongan darahnya. Hasilnya menunjukkan bahwa semua sampel dapat dideteksi golongan darahnya, yang berarti juga bahwa subjek merupakan golongan sekretor.

Pada tempat kejadian perkara, air liur dapat ditemukan pada berbagai objek, dimana harus berhati-hati dalam pengambilan barang bukti. Temuan-temuan tersebut dapat membuktikan noda darah atau sekresi orang yang dituduh di lokasi kejahatan. Sampel puntung rokok yang mengandung air liur dapat digunakan untuk penyelidikan forensik dalam mempersempit kelompok tersangka dengan penentuan golongan darah. (*)

Penulis: Mieke Sylvia Margaretha Amiatun Ruth

Artikel lengkapnya dapat dilihat melalui link jurnal berikut ini:

http://www.jioh.org/article.asp?issn=0976-7428;year=2020;volume=12;issue=3;spage=275;epage=279;aulast=Ruth

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).