Apakah Suplementasi Seng Berfungsi pada Respon Imun Mukosa Bronkus?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi sel darah merah. (Sumber: Beritasatu)

Di negara berkembang, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas tertinggi pada anak dibawah 5 tahun (balita). Studi terdahulu menyebutkan jika ada hubungan antara kekurangan seng dan kejadian ISPA dan Indonesia merupakan salah satu negara dengan risiko tinggi defisiensi seng. Hingga saat ini belum ada studi mengenai penggunaan seng pada kejadian ISPA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status respon imun pada mukosa bronkus terhadap suplementasi seng.

Sebanyak 24 tikus putih galur Wistar (jantan, usia 5-6 minggu, berat badan 50-100 gram) dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok Z1 adalah kelompok normal seng, kelompok Z2 adalah kelompok normal seng + suplementasi seng, kelompok Z3 adalah kelompok defisiensi seng + suplementasi seng dan kelompok Z4 adalah kelompok defisiensi seng. Jumlah sel yang memproduksi sel dendritik, sIgA, IFN-g dan IL-6 diamati dengan metode imunohistokimia pada jaringan bronkus tikus.

Pada penelitian ini, efek suplementasi seng terhadap status respon imun mukosa bronkus tampak pada peningkatan yang signifikan pada sel dendritik dan sIgA sedangkan pada IFN-g dan IL-6 terjadi penurunan yang signifikan pada tikus dengan defisiensi seng (Z3) apabila dibandingkan dengan tikus tanpa suplementasi seng (Z4). Pada tikus dengan normal seng, efek suplementasi seng (Z2) tampak pada peningkatan signifikan dalam sel mukosa bronkus yang memproduksi sel dendritik, sIgA dan IL-6 dibandingkan dengan tikus tanpa suplementasi seng (Z1). Tidak terdapat perbedaan pada jumlah sel yang memproduksi IFN-g diantara kedua kelompok dengan kadar seng normal.

Penelitian ini menunjukkan adanya pemberian suplementasi seng oral dapat mempengaruhi status respon imun pada mukosa bronkus. Hasil tersebut sesuai dengan teori mengenai common mucosal immune system yang menyebutkan bahwa  presentasi antigen dan aktivasi sel B di satu area mukosa dapat menyebabkan sIgA muncul di mukosa organ yang berbeda.. Sistem imun mukosa berbeda dengan dan tidak tergantung pada sistem imun sistemik sebab IgA diproduksi oleh sel plasma lokal.

Sebuah studi terdahulu yang dilakukan pada manusia juga membenarkan common mucosal immune system tersebut. Setelah pemberian imunisasi oral, sel-sel yang akan mengeluarkan antibodi IgA spesifik muncul dalam sirkulasi darah perifer dan diikuti oleh peningkatan antibodi sIgA dalam air liur dan air mata.

Defisiensi seng akan menyebabkan stres jaringan, mengaktivasi monosit dan makrofag serta meningkatkan produksi sitokin proinflamasi IL-6. Sebuah studi pada bayi usia 3-10 bulan dengan kadar seng normal dan defisiensi seng membandingkan kadar IFN-γ dan IL-6 setelah mendapatkan stimulasi LPS (lipopolisakarida). Dari studi tersebut didapatkan hasil adanya penurunan kadar sitokin IFN-γ dan IL-6 pada kedua kelompok, yaitu bayi dengan kadar seng normal dan dengan defisiensi seng.

Beberapa penelitian mengenai seng dan kejadian infeksi saluran pernapasan telah dilakukan sebelumnya dan menyebutkan bahwa durasi pneumonia yang lebih pendek terjadi pada konsentrasi seng yang normal (termasuk pasca suplementasi seng) tetapi seng merangsang peningkatan IFN-γ pada pasien terinfeksi tuberkulosis.

Penelitian ini telah memberikan temuan baru dengan bukti bahwa suplementasi seng dapat meningkatkan respon imun pada mukosa bronkus tikus baik pada keadaan kadar seng normal dan defisiensi seng.  Diharapkan penelitian lebih lanjut  dapat dilakukan karena sangat diperlukan baik secara imunologis dan klinis tentang penggunaan seng sebagai suplemen untuk pencegahan kemungkinan paparan patogen oral yang dapat mempengaruhi bronkus.

Penulis: IGN Reza Gunadi Ranuh

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

http://chimie-biologie.ubm.ro/carpathian_journal/Papers_11(5)/CJFST11(5)2019_9.pdf

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).