Diet Rendah Protein Berpengaruh pada Kesehatan Ginjal yang Digambarkan pada Model Jaringan Ginjal Mencit

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi diet rendah protein. (Sumber: Dokter Sehat)

Makanan memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan dan meningkatkan pertumbuhan. Malnutrisi adalah gangguan nutrisi yang disebabkan oleh kekurangan protein atau kalori, yang sering disertai dengan kekurangan nutrisi lain. Definisi WHO untuk kekurangan gizi adalah ketidakseimbangan antara pasokan nutrisi dan energi dan kebutuhan tubuh untuk mendukung pertumbuhan, maintenace, dan fungsi spesifik. Kekurangan asupan makanan akan menyebabkan gizi buruk yang berbahaya, terutama pada anak-anak.

Resiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan menunjukkan pentingnya nutrisi dan penting untuk anak-anak. Malnutrisi pada anak-anak bahkan dapat dimulai di dalam rahim. Karena itu, menu diet seorang ibu haruslah dikelola dengan mengonsumsi keseimbangan makanan yang bergizi selama masa kehamilan. Jika terjadi malnutrisi, kelahiran berat badan akan rendah atau abnormal. Dalam kasus kekurangan gizi pada masa bayi, anak akan memiliki kecenderungan untuk mengalami berbagai penyakit kronis pada usia dewasa, seperti penyakit jantung, diabetes, dan tekanan darah tinggi.

Hal ini karena kekurangan gizi menyebabkan kerusakan pada beberapa bagian tubuh anak, misalnya, jantung, ginjal, lambung, usus, paru-paru, dan otak, serta berbagai sistem organ lainnya juga terpengaruh. Selanjutnya kerusakan ke berbagai organ penting seperti itu menyebabkan kerusakan atau keterlambatan perkembangan fisik dan intelektual. Kondisi seperti diatas  jelas bahwa efek gizi buruk sejak janin hidup, akan bertahan hingga dewasa dan berkembang menjadi beragam penyakit. Dampak gizi buruk sering dilaporkan menyebabkan masalah pada tubuh. Gangguan gizi bahkan dapat mempengaruhi kelainan kematangan semua organ bila terjadi pada fase janin (intrauterin).      

Menariknya kelahiran rendah berat badan dilaporkan sebagai faktor risiko hipertensi arteri sistemik dan penyakit ginjal kronis dari beberapa penyakit pada usia dewasa.  Malnutrisi juga mempengaruhi profil beberapa jaringan termasuk ginjal. Jika kekurangan gizi sebagai pemicunya memiliki dampak akut, penderita secara cepat dan mudah terinfeksi penyakit yang  fatal dan menyebabkan kematian, dan jika pemicunya kronis, ginjal tidak dapat mengalami penyembuhan secara sempurna, oleh karena itu, fungsinya menurun dan menyebabkan gagal ginjal kronis.

Banyak laporan yang membuktikan bahwa malnutrisi dapat merusak status kekebalan tubuh seseorang. Seperti halnya dengan sistem tubuh lainnya bahwa status gizi adalah modulator penting untuk respon imun, menentukan risiko dan prognosis gangguan tubuh, dan itu secara langsung juga dipengaruhi oleh infeksi. Malnutrisi dilaporkan merupakan penyebab imunodefisiensi terbesar seluruh dunia. Hubungan antara mekanisme biologis infeksi / peradangan dan kekurangan protein telah dilakukan penelitian oleh Santoso dkk (2019) yang  ingin membuktikan bahwa kekurangan protein dapat meningkatkan mediator peradangan, yang penting untuk mengaktifkan mekanisme kekebalan tubuh.  Penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan model hewan coba mencit yang diberi diet rendah protein, karena kekurangan protein adalah salah satu penyebab utama malnutrisi.

Fokus penelitian tersebut adalah untuk mengetahui dan membuktikan ekspresi TNF-α, IL-6 dan TGF-β di jaringan ginjal yang dapat digunakan sebagai indikator adanya hubungan yang erat antara malnutrisi terutama yang disebabkan kekurangan protein dengan kejadian kerusakan beberapa organ tubuh termasuk dalam hal ini ginjal.

Beberapa bukti awal hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa diet rendah protein sangat signifikan mempengaruhi tingkat kelangsungan hidup mencit selama perlakuan berlangsung dimana mencit yang diberikan diet rendah protein, rata-rata tingkat kelangsungan hidupnya hanya mencapai 45% dibandingkan dengan mencit yang mendapat diet normal protein dalam kurun waktu 75 hari. Selanjutnya diet rendah protein dalam kurun waktu tertentu mempengaruhi bobot badan, dimana diet rendah protein pada mencit dapat menurunkan bobot badan hampir 50% dibandingkan dengan mencit yang mendapat diet normal protein.

Dalam penelitian tersebut, selain menunjukkan mortalitas, juga menunjukkan kemungkinan penurunan nilai fungsi ginjal. Penurunan berat badan yang signifikan pada mencit percobaan dalam penelitian ini sangat terkait dengan penurunan atau gangguan ATP. Lebih jelas dapat disederhanakan bahwa jumlah penurunan berat badan dan kerusakan ginjal pada kelompok kurang gizi tampaknya disebabkan oleh gangguan keseimbangan metabolisme sel dan atau kelainan pada jalur sitokin (ekspresi IL-6, TNF-α, dan TGF-β) yang merupakan beberapa indikator perubahan pada jaringan dan sangat mempengaruhi fungsi ginjal. (*)

Penulis: Djoko Santoso dkk

ARTIKEL ILMIAH POPULER dari artikel yang dipublikasikan pada: Malaysian Journal of Medicine and Health Sciences (Mal. J. Med. Health Sci. 15(1): 46-52, Jan 2019) dengan title: The Effect of a Low Protein Diet on the Expression of IL-6, TNF-α and TGF-β in the Kidney Tissue of Mice Model Link artikel:  https://medic.upm.edu.my/upload/dokumen/2019010811392707_MJMHS_Jan_2019.pdf

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).