Teknik Budidaya Ikan Bandeng dengan Sistem Modular dan Semi Intensif

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Budidaya bandeng di Indonesia menunjukkan prospek yang baik yang meningkatkan produksi sebesar 9,75% dari 2011-2015 dengan produksi tertinggi 672.196 ton pada 2015. Tingginya produksi ini sejalan dengan pergeseran konsumen dalam memenuhi kebutuhan protein hewani dari daging merah menjadi daging putih (daging ikan), bahkan kontribusi protein ikan terhadap konsumsi protein hewani di masyarakat Indonesia mencapai 57%. Kementerian Kelautan dan Perikanan menyatakan bahwa ikan bandeng adalah komoditas yang mengalami peningkatan nilai konsumsi tertinggi pada tahun 2009-2013, yaitu 24, 55%. Teknologi pembesaran dan penetasan bandeng telah dikuasai dan dikembangkan di masyarakat. Secara teknis penggunaan teknologi mampu menggandakan hasil produksi dan efisiensi faktor produksi.

Di Indonesia, teknologi budidaya yang dikembangkan adalah teknologi tradisional (modular) dan semi intensif. Sistem modular adalah cara pemeliharaan dengan berpindah dari satu plot ke plot lain sebelum waktu panen dengan harapan dapat mengoptimalkan kualitas air dan ketersediaan makanan alami secara terus menerus selama. Karakteristik udang semi intensif kolam adalah bahwa mereka memiliki area kolam di sebidang 1-3 ha / plot dalam bentuk persegi panjang. Di peta dilengkapi dengan saluran inlet dan outlet. Ada diagonal yang mengarah dari inlet dan bermuara ke saluran outlet pada setiap plot.

Strategi untuk meningkatkan produksi, yaitu pengaturan tingkat kepadatan, kondisi lingkungan yang baik, pemberian pakan yang memadai dan kepadatan yang tepat akan meningkatkan pertumbuhan ikan. Perbedaan utama dari sistem modular dan semi intensif adalah pemberian pakan, kepadatan ikan, konstruksi kolam dan pertumbuhan bandeng. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui teknik pembesaran ikan bandeng secara langsung dan perbedaan pertumbuhan ikan bandeng dalam sistem modular dan semi intensif di Pusat Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara.

Perbedaan pertumbuhan sistem bandeng modular dan semi intensif telah diamati di Pusat Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, Jawa Tengah pada 19 Desember 2018 hingga 19 Januari 2019. Sejak 1 bulan, bandeng diamati dengan panjang, berat. parameter pertumbuhan, kecepatan hidup bandeng, dan kualitas air. Teknik pembesaran ikan bandeng adalah persiapan tambak, pengapuran, pemupukan, penebaran ikan bandeng, pengelolaan kualitas air, pengendalian hama dan penyakit, dan pemanenan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, pertumbuhan panjang dan berat bandeng berkembang lebih cepat menggunakan sistem semi intensif dibandingkan dengan sistem modular. Sistem semiintensif juga mempercepat panen bandeng, yang umumnya 6 bulan hingga 4 bulan.

Penulis : Dr Kismiyati

Informasi lebih detail dari penelitian ini dapat ditemukan pada jurnal ilmiah pada link berikut ini:

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/441/1/012040

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).