Maskulinisasi Ikan Guppy Menggunakan Air Kelapa Varietas Hibrida dengan Metode Perendaman Induk Bunting

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ikan guppy. (Sumber: Bukalapak)

Ikan Guppy (Poecilia reticulata) merupakan salah satu ikan hias air tawar yang memiliki harga jual tinggi dan termasuk komoditas ekspor. Besarnya potensi dan peluang untuk berbudidaya ikan hias air tawar di Indonesia telah menarik banyak perusahaan atau petani perseorangan untuk ikut mendapatkan keuntungan dari usaha budidaya ikan hias air tawar.

Produksi anakan guppy jantan banyak dilakukan karena ikan guppy jantan memiliki ciri khas ekor dan warna yang menarik sehingga permintaan guppy jantan lebih banyak dari pada guppy betina. Hal ini mendorong budidaya ikan guppy jantan secara monosex sebab lebih menguntungkan dengan daya tarik dan nilai jualnya yang tinggi. Salah satu upaya untuk meningkatkan jumlah ikan jantan adalah dengan melakukan maskulinisasi untuk mengarahkan ikan menjadi berkelamin jantan.

Pengarahan kelamin sudah banyak dilakukan pada beberapa ikan hias dengan menggunakan bahan yang berbeda. Penggunaan hormon sintetik 17α- metyltestosteron dan aromatase inhibitor untuk maskulinisasi telah lebih dulu digunakan. Namun, Dinas Kelautan Perikanan pada Tahun 2008 menyatakan larangan penggunaan 21 jenis obat-obatan dalam kegiatan akuakultur, salah satunya steroid sintetik metyltestosteron. metyltestosteron bersifat karsinogenik dan sulit terdegradasi secara alami sehingga berpotensi mencemari lingkungan.

Salah satu alternatif untuk memproduksi benih ikan guppy monosex jantan secara massal dapat dilakukan dengan menambahkan bahan alami yang lebih aman dan mudah terdegradasi secara alami. Salah satu bahan yang bersifat alami dan mudah diperoleh karena ketersediaannya melimpah yaitu air kelapa. Air kelapa memiliki beberapa keunggulan seperti mudah didapat, harga yang relatif lebih murah dan tidak bersifat karsinogenik serta kandungan kaliumnya yang tinggi.

Kandungan kalium yang terdapat pada kelapa hibrida yaitu 5457,6 mg/L lebih tinggi daripada kandungan kalium yang terdapat pada kelapa gading yaitu 4223,2 mg/L dan 3681,2 mg/L. Penelitian mengenai penggunaan air kelapa hibrida untuk maskulinisasi ikan pernah dilakukan pada benih ikan cupang yang menghasilkan 90 % ikan jantan. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian maskulinisasi pada ikan guppy menggunakan air kelapa varietas hibrida dengan dosis (10,15,20 ml) dan lama perendaman (10,20,30 jam) yang tepat untuk meningkatkan persentase kelamin jantan benih ikan guppy.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis air kelapa hibrida sebesar 15 ml dengan lama perendaman induk ikan guppy bunting selama 10 jam menghasilkan benih ikan guppy jantan sebesar 66,90 %. Perlakuan yang lain menghasilkan benih ikan guppy jantan sebesar 45-64% Kalium yang terkandung dalam air kelapa hibrida berperan dalam proses sex reversal yaitu mengatur regulasi testosteron dalam tubuh dan mengarahkan serta mengendalikan kerja androgen. Berdasarkan analisis RT-PCR menunjukkan bahwa tingkat ekspresi gen aromtase tipe gonad menurun pada perlakuan kalium dan mengakibatkan pengarahan diferensiasi kelamin menjadi jantan.

Aktivitas enzim aromatase berkorelasi dengan struktur gonad, yaitu benih dengan aktivitas aromatase rendah akan mengarah pada terbentuknya testis, sedangkan aktivitas aromatase yang tinggi akan mengarahkan terbentuknya ovari. Aromatase adalah enzim yang mengkatalisis perubahan androstenedion menjadi estron dan perubahan testosteron menjadi 17 β estradiol.

Metode perlakuan juga dapat mempengaruhi keberhasilan maskulinisasi. Metode perendaman induk bunting dalam lautan air kelapa hibrida merupakan salah satu metode yang tepat. Hal ini dikarenakan absorbsi komponen-komponen terlarut dalam air yang melalui insang biasanya cukup besar. Hormon yang dilarutkan dalam media perendaman masuk bersamaan dengan masuknya cairan ke dalam tubuh, kemudian dilanjutkan ke peredaran darah dan mencapai target akhir pada gonad.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dosis air kelapa hibrida sebesar 15 ml dengan lama perendaman induk ikan guppy bunting selama 10 jam merupakan dosis terbaik yang dapat meningkatkan persentase benih ikan guppy jantan sebesar 66,90 %.

Penulis : Lailatul Lutfiyah

Catatan informasi detail riset ini dapat dilihat pada tulisan di :

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/441/1/012038

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).