Alkohol sebagai Alternatif Bahan Fixatif Sediaan Hitopathologi dengan Pewarnaan Rutin

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber: Majalah Kesehatan FK UB

Bahan fiksasi adalah bahan yang dipakai pertama kali dalam pembuatan sediaan histopatologi. Tujuan penggunaan bahan ini adalah untuk menghentikan proses postmortem jaringan yang diambil. Penggunaan alkohol sebagai bahan fiksasi belum banyak dieksplore, padahal bahan ini mudah didapatkan.

Penelitian tentang bahan fiksasi alternatif menjadi sangat penting, dikarenakan adanya kerugian menggunakan bahan fiksasi rutin bila pemrosesan sediaan dalam jangka waktu lama, misalnya karena proses transportasi bahan ke laboratorium atau kebutuhan untuk museum anatomi. Fiksasi dalam jangka panjang membuat perubahan struktur kimia jaringan dan kerusan jaringan.

Salah satu kelompok alkohol yang sedang diteliti adalah ethanol. Ethanol memberi perlindungan pada enzim alkalin fosfatase,struktur kolagen, DNA, RNA dan lipase. Beberapa teknik pemfiksasian diujicobakan untuk menghasilkan hasil yang terbaik.

Salah satu penelitian teknik pemfiksasian adalah mencari konsentrasi terbaik yang dapat menghasilkan hasil sediaan yang terbaik. Konsentrasi 50% ethanol diujicobakan dengan pertimbangan pencegahan pengerutan jaringan bila konsentrasi terlalu tinggi dan pertahanan struktur jaringan bila pemrosesan sediaan dalam jangka lama.

Hasilnya, dengan konsentrasi 50 persen ethanol dapat menghasilkan ketajaman pada struktur membrane sel, membrane inti, dan anak inti sel neuron, inti sel penyangga serta juluran sitoplasma pada neutrofil sediaan otak yang diwarnai dengan pewarnaan hematoxylin eosin dan dilihat pada mikroskop cahaya pembesaran 400 kali.  Hasil tersebut dibandingkan dengan hasil fiksasi rutin menghasilkan ketajaman yang sama.

Penemuan tersebut dikonfirmasi dengan mikroskop electron. Penggunaan konsentrasi 50 persen ethanol dilakukan sebelum penggunaan karnovsky ½. Teknik ini menghasilkan ketajaman  pada struktur membrane inti dan anak inti serta penyerapan warna asam osmik yang baik pada struktur sabut bermyelin.. Hasil ini dibandingkan dengan penggunaan fiksasi yang hanya menggunakan karnovsky ½ saja menunjukkan hasil minoritas kecuali untuk struktur inti. Penelitian ini didukung oleh penemuan sebelumnya yang menyatakan bahwa ethanol dapat melindungi daerah RNA lebih banyak dibanding fiksasi rutin.

Berdasarkan penelitian tersebut, ethanol dapat direkomendasikan sebagai bahan fiksasi alternative dengan pengamatan di bawah mikroskop cahaya dan pewarnaan rutin. Jika dibutuhkan penyelidikan lebih lanjut terkait immunohistokimia ataupun struktur organel, dapat menggunakan bahan fiksasi rutin.

Penulis: Arni Kusuma Dewi

Artikel lengkapnya dapat diakses melalui link jurnal berikut ini:

https://scholar.google.com/scholar?as_ylo=2019&q=arni+brain&hl=en&as_sdt=0,5

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).