Pola Kadar Serum Neopterin pada Pasien Tuberkulosis Paru

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh detik health
Ilustrasi oleh detik health

Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyakit infeksi paru yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis menyebabkan terjadinya kerusakan paru. TB paru tergolong air borne disease yaitu penyakit yang ditularkan melalui udara dan merupakan kasus tertinggi di antara TB organ lain dan dengan tingkat kematian tinggi. Infeksi ke paru dapat ditularkan melalui aerosol yang mengandung kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini menyebar ketika pasien TB paru menulsarkan kuman lewat udara, baik saat batuk, bicara, dan bersin.

Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan utama di dunia yang menyebabkan 10 juta kasus TB dan 1,2 juta kematian akibat TB pada tahun 2018. Sekitar seperempat populasi di dunia terinfeksi kuman Mycobacterium tuberculosis dan berisiko berkembang menjadi penyakit TB aktif. Indonesia merupakan Negara dengan jumlah kasus TB terbesar ke-3 di dunia dengan 842.000 kasus pada tahun 2017.

Diagnosis yang akurat dibutuhkan untuk mencegah penularan TB. Metode diagnosis TB yang digunakan saat ini adalah pemeriksaan Bakteri Tahan Asam (BTA) dan kultur Mycobacterium tuberculosis dari sampel dahak sebagai metode konvensional dan GeneXpert sebagai tes cepat molekuler (TCM). Metode kultur diketahui merupakan standar baku diagnosis TB, namun metode ini memerlukan waktu yang lama (8 minggu) dan menyebabkan keterlambatan pengobatan. Pada pemeriksaan dahak dengan hasil negatif berdasarkan kultur dan GeneXpert, beberapa klinisi merasa kesulitan untuk menentukan diagnosis TB aktif atau bekas TB berdasarkan pemeriksaan rontgen dada, sehingga pemeriksaan penanda TB diperlukan pada kasus ini.

Salah satu penanda untuk TB yang banyak diteliti adalah neopterin. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa produksi neopterin pada TB paru mempunyai hubungan dengan tingkat aktifasi penyakit TB dan juga dapat digunakan untuk pemantauan pengobatan TB. Beberapa penelitian menyatakan bahwa peningkatan kadar serum neopterin secara signifikan berhubungan dengan keparahan penyakit TB berdasarkan rontgen dada. Kadar serum neopterin juga diketahui menurun bersamaan dengan pemberian obat anti-TB. Perbandingan kadar serum neopterin antara pasien TB aktif dengan bekas TB perlu diidentifikasi sebagai metode tambahan dalam diagnosis TB.

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analitik cross-sectional yang bertujuan untuk memeriksa dan membandingkan kadar serum neopterim pada TB paru kasus baru dan bekas TB paru. Sampel diambil dari pasien TB paru dengan hasil pemeriksaan bakteri tahan asam (BTA) positif (hasil BTA +1, +2, dan +3) dan bekas TB di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Kriteria inklusi penelitian adalah subjek penelitian berusia ≥21 tahun yang bersedia mengikuti penelitian ini. Kriteria eksklusi adalah subjek penelitian dengan pneumonia, HIV, kanker, asma, penyakit paru obstruktif kronis, hepatitis C, penyakit autoimun, dan diabetes mellitus. Jumlah keseluruhan sampel adalah 50 sampel yang terdiri dari 25 sampel pasien TB paru dan 25 sampel bekas TB.

Sampel darah setiap objek penelitian diambil untuk dilakukan pemeriksaan kadar serum neopterin yang dilakukan dengan metode ELISA. Pemeriksaan ini dilakukan di laboratorium patologi klinik, RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Kami melakukan uji statistik dengan program SPSS 21.0. Hasil uji statistik dianggap signifikan apabila nilai signifikansi <0,05.

Hasil studi kami menunjukkan perbedaan kadar serum neopterin yang signifikan antara pasien TB paru dan bekas TB paru dengan kadar serum neopterin pada masing-masing kelompok penelitian adalah 74,92 nmol/l dan 9,84 nmol/l. Terdapat perbedaan kadar serum neopterin yang signifikan antara pasien TB paru BTA +1, +2, dan +3 dengan kadar serum neopterin masing-masing adalah 60,10 nmol/l, 80,81 nmol/l, dan 110,70 nmol/l. Berdasarkan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa kadar serum neopterin pada kelompok TB paru kasus baru dengan BTA positif dibandingkan pada kelompok bekas TB.

Penulis: Dr. Soedarsono, dr., Sp.P(K)
Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di https://doi.org/10.1016/j.jctube.2019.100138

Soedarsono Soedarsono, Parluhutan Dolli. Comparison of Serum Neopterin Levels in Pulmonary Tuberculosis Patients with Positive Acid Fast Bacilli and Inactive Pulmonary Tuberculosis. J Clin Tuberc Other Mycobact Dis. 2020;18:100138.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).