Crude Tannin Daun Jambu Tingkatkan Kualitas Semen Kambing Peranakan Etawa

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Produktivitas kambing lokal relatif masih rendah dibandingkan dengan bangsa kambing yang berasal dari daerah subtropis. Hal ini disebabkan upaya pemuliaan yang dilaksanakan pada ternak kambing belum optimal. Namun, kambing lokal mempunyai keunggulan terhadap  daya adaptasi dan efisiensi reproduksi  yaitu jumlah anak dapat mencapai 4 ekor dalam sekali melahirkan.

Teknologi inseminasi buatan telah lama berkembang di Indonesia terutama pada ternak besar. Namun pada ternak kecil seperti domba dan kambing masih sangat terbatas. Salah satu faktor pendukung dalam upaya mengoptimalkan program inseminasi buatan pada ternak kambing adalah tersedianya semen beku yang memenuhi standar. Saat ini sangat sulit untuk mendapatkan semen beku kambing yang memenuhi standar layak digunakan dalam program inseminasi buatan.

Sehingga penggunaan semen segar dalam program inseminasi buatan merupakan alternatif. Dalam program inseminasi buatan pada kambing menggunakan semen cair, keberhasilan kebuntingannya sebesar 62,5 – 73,1% dengan konsentrasi spermatozoa 60 – 120 juta/0,5 ml. Proses penyimpanan semen cair kambing umumnya dilakukan pada suhu 4 – 5°C guna menghindari efek negatif dari pembekuan, namun komposisi dan karakteristik dari pengencer untuk penyimpanan semen pada kambing belum banyak dilaporkan.

Kualitas semen yang akan dibekukan merupakan salah satu faktor penunjang terhadap keberhasilan program inseminasi buatan pada kambing. Permasalahan utama dari semen beku adalah rendahnya kualitas semen setelah pengenceran kembali (thawing), yang ditandai dengan terjadinya perubahan fungsional spermatozoa ultrastruktur, kerusakan membran plasma dan tudung akrosom yang menyebabkan terjadinya penurunan motilitas dan daya hidup  serta integritas membran spermatozoa yang dapat mengakibatkan kegagalan transport dan fertilisasi. Faktor yang diduga sebagai penyebab rendahnya kualitas semen sebelum dibekukan  yaitu plasma semen. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya kemampuan fertilisasi spermatozoa yang ditandai oleh penurunan kemampuan sel spermatozoa untuk mengontrol aliran Ca2+ yang berperan pada proses kapasitasi dan reaksi akrosom spermatozoa selama dalam saluran reproduksi betina sebelum membuahi ovum.

Guna mencegah terjadinya toksik pada spermatozoa kambing akibat bahan pengencer kuning telur, diperlukan bahan pengencer yang lebih cocok agar dapat meningkatkan viabilitas dan integritas membran spermatozoa kambing, mengingat ternak kambing merupakan ternak yang banyak dipelihara oleh masyarakat karena sifatnya yang mudah beradaptasi terhadap lingkungan dan pemeliharaannya yang mudah. Berdasarkan permasalahan semen kambing yang toksik terhadap pengencer kuning telur, maka untuk  meningkatkan motilitas, viabilitas, dan integritas spermatozoa pada semen kambing Peranakan Etawa, yaitu dengan menambahkan crude tanin daun jambu.

Crude tanin diduga dapat  membentuk ikatan komplek, dengan protein maupun polisakarida. Selain itu,  tanin juga mampu mengikat protein komplek atau protein yang terikat dengan ion Ca, Mg, Na,dan K, karbohidrat, dan lemak. Adanya pengikatan protein dan ion didalam membran spermatozoa, menyebabkan spermatozoa dapat mempertahankan energi yang ada sampai spermatozoa tersebut melakukan kapasitasi di dalam saluran repoduksi betina yaitu dalam ampula agar dapat terjadi fertilisasi.

Kandungan senyawa yang ada di dalam daun jambu biji yaitu flavonoid terutama quercetin, saponin, alkaloid, pectin atau serat larut air, tanin yang mengandung fenol dan minyak atsiri yang dapat digunakan sebagai antibakteri. Senyawa tanin yang ada di dalam daun jambu biji yaitu psiditanin yang merupakan sekumpulan zat organic amorf dengan spesifikasi asam dan mampu mengendapkan alkaloid dan glikosida. Selain itu tanin merupakan senyawa antibakteri, penetral atau absorbent dan astringent. Daun jambu biji mengandung tannin sebesar 9%, minyak atsiri yang berwarna kehijauan mengandun geugenol 0.4%, minyak lemak 6%, dammar sebesar 3% dan garam mineral.

Semen kambing  yang normal pada penilaian secara makroskopis dilanjutkan dengan pengenceran dengan larutan glukosa untuk memperbanyak volume dengan perbandingan 1:10. Semen  yang telah diencerkan tersebut diberi perlakuan dengan menambahkan crude tanin daun jambu biji dengan konsentarasi mulai 3%, 6%, 12% dan 24%, kedalam 3 ml semen, sehingga akan didapatkan 5 perlakuan yaitu kelompok kontrol (C) yaitu semen dalam diluter glukosa, kelompok perlakuan 1 (T1) yaitu semen dalam diluter glukosa diberi crude tanin daun jambu biji  sebesar 3%, kelompok perlakuan 2 (T2) yaitu semen dalam diluter glukosa diberi crude tanin daun jambu biji sebesar 6%, kelompok perlakuan 3 (T3) yaitu semen dalam diluter glukosa diberi crude tanin daun jambu biji sebesar 12% dan kelompok perlakuan 4 (T4) yaitu semen dalam diluter glukosa diberi crude tanin daun jambu biji sebesar 24%. Penelian ini dilakukan ulangan sebanyak 5 kali kemudian dilakukan analisis mikroskopis selama 15 hari penyimpanan pada suhu 4-50C. Parameter yang diamati adalah motilitas, pH, viabilitas, abnormalitas serta membran plasma utuh spermatozoa.

Hasil analisis menunjukkan bahwa penambahan crude tanin daun jambu biji sebesar 3 % dapat meningkatkan motilitas, viabilitas dan membran plasma utuh, sedangkan pemberian crude tanin daun jambu biji sebesar 24% akan mengakibatkan persentase spermatozoa yang hidup rendah pada semen kambing peranakan Etawa dengan pengenceran glukosa yang disimpan selama 15 hari pada suhu 4-50C. Hasil dari  penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penambahan crude tanin daun jambu biji sebesar 3% dapat meningkatkan kualitas semen kambing peranakan Etawa yang disimpan selama 15 hari pada suhu 4-50C.

Anim. Reprod., v.2, n.2, p.139-144, April/June,  2005

Penulis: Prof. Dr. Wurlina,MS.,drh

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

http://www.veterinaryworld.org/Vol.13/March-2020/20.html

Wurlina, Erma Safitri, Mas’ud Hariadi, Suherni Susilowati and Dewa Ketut Meles. 2020.

The effect of crude guava leaf tannins on motility, viability, and intact plasma membrane of stored spermatozoa of Etawa crossbred goats. Veterinary World, 13(3):530-537. March 2020.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).