FK UNAIR Edukasi Masyarakat Lewat Sosialisasi Tanggap Virus Corona

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Prof. Soetjipto, dr., MS., Ph.D mewakili Rektor UNAIR ketika memberikan sambutan dalam acara Sosialisasi Edukasi Kepada Masyarakat, di Fakultas Kedokteran UNAIR. (Foto: Ulfah Mu’amarotul Hikmah)

UNAIR NEWS – Dewasa ini, banyak muncul kesimpang siuran informasi dari berbagai media tentang Virus Corona yang muncul dari Wuhan, China. Informasi tersebut menjadi sebuah perbincangan dan ketakutan yang mengakibatkan munculnya stigma buruk, sehingga berdampak pada kesehatan mental masyarakat di Indonesia.

Merespon hal tersebut, Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan sosialisasi edukasi kepada masyarakat bertajuk ‘Kewaspadaan dan Pencegahan Infeksi Saluran Nafas yang Berhubungan dengan Virus Corona yang Ada di Luar Negeri’ pada Jumat (14/2/19). Sosialisasi berlangsung di Aula dan Ruang Sidang A FK UNAIR. Audiens dalam sosialisasi tersebut yakni guru SMA dan SMK se-Kota Surabaya, kelompok pegiat lingkungan dan masyarakat, serta masyarakat umum.

Sosialisasi edukasi itu bertujuan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang infeksi saluran pernafasan oleh Virus Corona, kebijakan pemerintah Indonesia, pencegahan dan penanganan infeksi saluran napas, serta sistem penanganan pasien di unit pelayanan kesehatan.

Dalam sosialisasi tersebut didatangkan langsung dua pembicara ahli, yakni Setya Budiono, dr. M.Kes dari Dinas Kesehatan Provinsi Jatim dan Dr. Soedarsono, dr., Sp.P(K) dari Departemen Pulmologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

Dalam kesempatan itu, Prof. Soetjipto, dr., MS., Ph.D mewakili Rektor UNAIR yang berhalangan hadir menyampaikan bahwa saat ini sedang marak Virus Corona, yang mana masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan. Coronafobia juga sedang menjangkit masyarakat karena ketakutan yang berlebih. Oleh karenanya, sosialisasi itu diharapkan dapat menambah wawasan yang cukup, sehingga masyarakat tidak perlu bingung dan takut lagi.

“Saat ini terjadi Coronofobia, sehingga sekarang juga waktunya kita tahu. Melalui sosialisasi ini, mudah-mudahan membawa manfaat bagi kita sendiri dan masyarakat pada umumnya,” ungkapnya.

Kemudian, Prof. Soetjipto, dr., MS., Ph.D., Dekan FK UNAIR juga menyebutkan bahwa audiens yang sebagian besar terdiri dari guru sekolah menengah, diharapkan dapat mengetahui dan mendidik minimal ke siswanya masing-masing tentang permasalahan Virus Corona. Mulai dari gejala hingga terapi yang dapat diberikan, masyarakat harus mengetahui sebagai modal pencegahan.

“Setelah tahu dan paham, masyarakat dapat mencegah penularannya. Sehingga tidak akan terjadi lagi, dan yang terpenting jangan terlalu takut,” ujarnya.

Setya Budiono, dr. M.Kes dari Dinas Kesehatan Provinsi Jatim dalam sosialisasi edukasi itu memaparkan tentang situasi serta kebijakan secara global dan di Indonesia. Menurutnya, virus yang resmi diberi nama oleh WHO per 11 Februari 2020 yakni COVID-19 (Corona Virus Desease 2019).

Virus ini memiliki tingkat kematian (CFR) cenderung lebih rendah daripada penyakit yang disebabkan oleh CoV jenis lain. Kemudian, terdapat empat klasifikasi kasus 2019-nCoV, yaitu orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), kasus probable, dan kasus konfirmasi.

Hingga saat ini, belum ada kasus konfirmasi Covid-19 di Indonesia, hal ini karena kantor kesehatan pelabuhan (KKP) di Indonesia jumlahnya banyak. KKP bertanggung jawab pada pintu negara, sehingga cegah tangkal di Indonesia terhadap kasus ini masih baik.

Lalu, Dr. Soedarsono, dr., Sp.P(K) dalam sosialisasi itu memberikan pengenalan dini dan tindak lanjut dalam mengantisipasi infeksi Novel Corona Virus (2019 n-CoV) atau COVID-19. Ia menekankan bahwa cara mendeteksi dini pasien Covid-19 adalah menemukan orang dengan gejala infeksi saluran pernapasan aku disertai dengan tanda dan gelaja pneumonia, kemudian dicari faktor risiko terinfeksi nCoV.

Setelah adanya gelaja ISPA dan faktor risiko memungkinkan orang tersebut dikelompokkan menjadi empat kelompok klasifikasi kasus. Setelah itu, dalam masing-masing kasus diberikan tindak lanjut yang berbeda-beda, seperti rujukan, perawatan, dan isolasi. (*)

Penulis : Ulfah Mu’amarotul Hikmah

Editor : Binti Q Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).