Mirabegron sebagai Alternatif Terapi untuk Penderita Gangguan Berkemih Neurogenik

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh himedik com

Mirabegron adalah senyawa pertama dengan efek rangsangan selektif pada saluran kemih melalui reseptor adrenergik beta-3. Mirabegron dapat digunakan untuk meringankan keluhan gangguan berkemih neurogenik namun belum pola penggunaan jangka panjang belum diketahui. Atas dasar penelusuran 110 penderita dengan gangguan berkemih neurogenik yang memulai terapi mirabegron dan diikuti hingga median 9 bulan, mirabegron adalah opsi modalitas terapi untuk keadaan ini. 

Gangguan berkemih, terutama yang menyertai penyakit saraf, dapat menimbulkan keluhan yang berat dan sulit ditangani. Keluhan yang dapat dialami utamanya adalah urgensi dan urgensi inkontinensi. Kedua istilah ini merujuk pada keluhan tidak bisa menunda dorongan untuk segera berkemih, dengan disertai episode ngompol (inkontinensi).  Gangguan ini secara umum disebut sebagai Adult Neurogenic Lower Urinary Tract Dysfunction (Gangguan Saluran Kemih Bagian Bawah Neurogenik). Karena luasnya peran system persarafan pada saluran kemih, maka gangguan ini tidak hanya terbatas pada keluhan yang telah disebutkan, namun meliputi segala kelainan struktur, fungsi maupun sensasi yang terkait. Selain menimbulkan keluhan yang mengganggu kualitas hidup, pada sebagian penderita terjadi gangguan fungsi ginjal atau umum disebut sebagai gagal ginjal yang dapat mengancam jiwa. Timbulnya infeksi saluran kemih yang berulang juga seringkali menyertai gangguan ini. 

Perubahan fungsi kandung kemih di mana tekanan meningkat pada saat penyimpanan dan pengeluaran urine adalah salah satu mekanisme dasar dari ANLUTD. Oleh karena itu, kebanyakan tindakan pengobatan diarahkan pada membalikkan proses ini dan menyediakan suatu lingkungan yang aman dengan penyimpanan urine pada tekanan rendah. Mirabegron adalah suatu senyawa dengan efek agonis adrenergik, dengan ikatan spesifik pada reseptor jenis beta-3. Reseptor ini terutama ditemukan pada saluran kemih, dan tidak ditemukan pada jaringan lainnya. Karena itu diharapkan bahwa mirabegron menjadi suatu opsi terapi yang memberikan efek perbaikan pada keluhan saluran kemih, tanpa mengganggu keseimbangan fungsi sistem tubuh yang lain, seperti pencernaan dan sistem saraf pusat. Pada dosis yang cukup tinggi, maka mirabegron berefek relaksasi pada otot polos terutama pada saluran kemih. Selain itu, senyawa ini juga mengurangi aktivitas dari otot polos dan saraf sehingga mendapat efek relaksasi kandung kemih yang diharapkan. 

Dari penelusuran 110 penderita dengan gangguan berkemih neurogenik, didapat bahwa mirabegron memiliki profil penggunaan jangka panjang yang setara dengan obat antimuskarinik yang saat ini pada lini pertama. Penghentian penggunaan mirabegron terutama dikarenakan  efektivitas dan bukan dikarenakan efek samping yang tidak dikehendaki. Dalam jangka panjang, penghentian penggunaan mirabegron tidak dapat diprediksi dari jenis penyakit, efek antimuskarinik dari obat-obatan lain maupun penyakat reseptor beta. Berbagai penyakit sistem saraf memerlukan pemberian kombinasi obat-obatan untuk menanggulangi berbagai gejala. Berbagai obat-obatan dapat memiliki efek antimuskarinik yang ditengarai dari penelitian pra klinik pada hewan dapat mengubah pola reseptor pada saluran kemih. 

Simpulan dari keseluruhan data yang dikumpulkan adalah bahwa mirabegron, suatu perangsang reseptor saraf simpatik, khususnya untuk jenis beta-3, adalah suatu opsi untuk pengobatan jangka panjang dari gangguan berkemih. Efektivitas obat ini menunjukkan pola yang serupa dengan obat-obatan antimuskarinik ataupun opsi pengobatan lainnya, termasuk pada penderita gangguan berkemih yang diakibatkan penyakit sistem saraf. 

Penulis: M Ayodhia Soebadi

Link terkait jurnal di atas: Real-Life Data on Mirabegron in Neurogenic Bladder Dysfunction. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/31096260

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).