Metode Kontrasepsi Jangka Panjang dan Pentingnya Paket Edukasi MKJP, Tingkatkan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Tentang MKJP

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) merupakan metode kontrasepsi dengan tingkat keefektifan yang tinggi dengan tingkat kegagalan yang rendah serta komplikasi dan efek samping yang lebih sedikit dibandingkan metode kontrasepsi yang lain. MKJP merupakan jenis kontrasepsi yang sekali pemakaiannya dapat bertahan selama 3 tahun sampai seumur hidup. Terdapat berbagai jenis MKJP seperti alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), implan, medis operatif wanita (MOP) dan medis operasi pria (MOP).

AKDR atau biasa disebut intra uterine device (IUD) merupakan alat kontrasepsi yang yang dimasukkan melalui serviks dan dipasang dalam rahim. Efektifitas penggunaan sampai 99,4% (mencegah 1-5 kehamilan per 100 wanita pertahun) dan dapat mencegah kehamilan hingga 5-10 tahun, tergantung jenis AKDR yang dipilih. Ada 2 jenis AKDR  yaitu yang mengandung tembaga dan yang mengandung hormone progesteron. AKDR dapat dipasang setiap waktu dalam siklus haid, pada hari pertama sampai ke-7 siklus haid atau segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pascapersalinan, atau setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenore laktasi (MAL), atau segera setelah keguguran.

MOW atau biasa disebut dengan tubektomi merupakan kontrasepsi yang bertujuan menghentikan kesuburan dengan tindakan medis berupa penutupan tuba uterine/ tuba falopii. MOW sangat efektif dalam mencegah kehamilan. Angka kegagalan setelah MOW adalah 0,5 kehamilan per 100 perempuan selma tahun pertama penggunaan. Tubektomi dilakukan dengan cara mengikat dan memotong atau memasang cincin pada saluran telur (tuba Fallopii). MOW dapat dilakukan setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional klien tersebut tidak hamil. MOW juga dapat dilakukan pada hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi  serta pascapersalinan. MOW jenis minilaparaskopi dapat dilakukan dalam waktu 2 hari atau 6 minggu atau 12 minggu pasca persalinan. MOW dapat pula dilakukan pasca keguguran dengan persyaratan tertentu.

MOP atau bisa disebut dengan vasektomi merupakan metode kontrasepsi permanen bagi pria dengan prosedur klinis untuk menghentikan kemampuan reproduksi pria dengan jalan melakukan pengikatan/ pemotongan saluran sperma (vas deferens) sehingga pengeluaran sperma terhambat dan pembuahan tidak terjadi.

Implan adalah alat kontrasepsi yang dipasang dibawah lapisan kulit pada lengan atas bagian samping dalam. Implan sangat efektif , ditunjukkan dengan kegagalan mencegah kehamilan yang kecil, yaitu pada tahun pertama yang hanya 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan pasca pemasangan implan. Implan berupa batang silastik lembut berongga dengan panjang antara 34-40 mm, dengan diameter 2-2,4 mm, yang berisi hormon levonogestrel atau etonogestrel yang lama kerjanya berkisar antara 3 sampai 5 tahun. Implan dapat dipasang setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7.

Pemerintah mensosialisasikan dan memberikan layanan kontrasepsi sebagai salah satu langkah untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk yang berkaitan dengan dampak negatif bonus demografi , seperti tingkat pendidikan yang rendah, kurangnya lapangan kerja, pengangguran, efek sosial yang buruk, hilangnya momentum untuk mengumpulkan tabungan, sehingga pada akhirnya menyebabkan kemiskinan jika pengendalian ini tidak dilakukan akan banyak dampak yang ditimbulkan, salah satunya dibidang kesehatan ibu dan anak.

Semakin banyak yang menggunakan MKJP, penurunan angka kelahiran semakin dapat diharapkan. Sayangnya, dari data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, keikutsertaan masyarakat dalam MKJP masih di bawah target. Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya keikutsertaan MKJP , salah satunya adalah sarana dan prasarana serta metode komunikas, informasi dan edukasi (KIE) dari petugas medis.

Perbaikan Pengetahuan Pada Perilaku Ibu Hamil

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ermalia, Annas dan Handayani (2019) ini bertujuan untuk memberikan solusi yaitu dengan memberikan paket ceramah dengan media (booklet dan alat peraga) dan pendidikan sebaya untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu hamil mengenai MKJP.

Ibu hamil dipilih sebagai partisipan dengan harapan agar sesaat setelah melahirkan, ibu hamil dapat segera memilih MKJP. Lokasi penelitian adalah Ponorogo. Sebanyak 30 ibu hamil di Puskesmas Kesugihan Ponorogo mendapat paket pendidikan kesehatan tentang MKJP berupa ceramah 45 menit dengan media booklet dan pendidikan sebaya selama 45 menit, sedangkan 30 ibu hamil di Puskesmas Ngebel Ponorogo merupakan kelompok kontrol (pembanding) yang tidak mendapat paket pendidikan kesehatan tersebut.  Pendidik sebaya adalah seorang ibu yang diminta menceritakan pengalamannya menggunakan MKJP dilanjutkan dengan diskusi. Paket pendidikan kesehatan ini terbukti efektif karena nilai pengetahuan pada ibu hamil yang mendapat paket pendidikan kesehatan meningkat pesat, sedangkan ibu-ibu hamil di kelompok pembanding menunjukkan nilai pengetahuan yang stabil tidak berubah. Perbaikan sikap terkait MKJP juga ditemukan di kelompok ibu hami yang mendapat paket pendidikan kesehatan.

Ada pengaruh pemberian paket edukasi kesehatan yang berisi ceramah dengan media booklet diikuti dengan pandidikan sebaya  terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil mengenai MKJP, sehingga pemberian KIE menggunakan media dan pendidikan sebaya dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap Ibu hamil mengenai MKJP.

Penulis: Samsriyaningsih Handayani

Detail tulisan ini dapat dilihat di

https://e-journal.unair.ac.id/JNERS/article/view/9373/pdf_1

Helen Ermalia, Jimmy Yanuar Annas dan Samsriyaningsih Handayani. 2019. Effect of Health Lecture Using Media and Peer-Education on Long Acting and Permanent Methods of Contraception.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).