Manajemen Saluran Akar Buntu Pada Pasien Lanjut Usia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Morfologi internal gigi orang tua berbeda dengan gigi pasien berusia muda. Karena beban kunyah menahun, wajar jika terjadi keausan pada permukaan gigi. Keausan permukaan gigi bersama dengan karies dan preparasi kavitas, akan diikuti oleh deposisi dentin sekunder dan tersier pada ruang pulpa. Seringkali, saluran akar pada gigi orang tua juga mengalami penyempitan. Hambatan di dalam saluran akar berupa saluran akar yang sempit dapat menghambat jalannya instrumen endodontik menuju apikal. Sehingga akan ada bagian dari saluran akar yang menyisakan jaringan nekrotik dan bakteri yang tidak dapat diakses oleh bahan irigasi dan bahan pengisi.

Pasien pria berusia 65 tahun datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Airlangga, bagian Spesialis Konservasi Gigi, dengan gigi 46 dan 47 karies profunda, terdapat rasa nyeri saat ditekan, dan terdapat pembengkakan yang lunak di pada gingiva. Tes vitalitas dan tes kavitas menghasilkan respon negatif, sehingga gigi 46 dan 47 didiagnosa sebagai nekrosis pulpa.Pada pemeriksaan radiografi tampak adanya lesi periapikal pada akar gigi 46 dan 47. Saluran akar pada gigi 46 dan 47 juga terlihat sempit.

Setelah isolasi dan access opening, negosiasi dengan k-file 10 terasa berat di semua saluran akar. Saluran akar dilebarkan dengan Protaper Universal SX (Dentsply, USA). Saluran akar diirigasi dengan NaOCl. D-finder (Mani, Japan) ukuran 10 panjang 21mm dibengkokkan pada 2mm dari ujungnya dengan pinset hingga 15-300. Kemudian dilakukan negosiasi saluran akar hingga mencapai titik hambatan dengan gerakan watch winding dan push and pull. Jarum dibersihkan dan saluran akar diirigasi dengan NaOCl. Gerakan watch winding dan push and pull diulang lagi hingga jarum dapat mencapai panjang kerja.

Setelah mencapai panjang kerja, instrumentasi dilakukan dengan endomotor X-Smart Plus (Dentsply, USA) dan instrumen endodontik rotary Mtwo (VDW, Jerman) dan Protaper Next (Dentsply, USA) (teknik hybrid shaping). Pasta kalsium hidroksida (Any-paste, Mediclus, Korea) diaplikasikan ke dalam saluran akar sebagai bahan dressing selama 2 minggu.

Setelah 2 minggu, keluhan pasien dan pembengkakan mereda. Irigasi akhir dilaksanakan menggunakan EDTA 17% yang diaplikasikan ke dalam saluran akar selama 1 menit. Kemudian EDTA 17% dibilas dengan akuadest. Irigasi berikutnya menggunakan NaOCl 2.5% dan diaktivasi dengan Endoactivator (Dentsply, USA). Kemudian NaOCl 2.5% dibilas dengan akuadest.Obturasi saluran akar dilaksanakan dengan gutta percha Protaper Next X2 (Dentsply, USA) dengan pasta sealer AH26 (Dentsply, USA) dengan teknik obturasi single cone. Paska obturasi, gigi 46 dan 47 direstorasi dengan resin komposit Filtek Z350 XT (3M, Germany). Pada kontrol 6 bulan, gigi 46 dan 47 berfungsi normal, tidak ada keluhan dari pasien, restorasi masih utuh.

Penulis: Cendranata Wibawa Ongkowijoyo

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://actamedicaphilippina.upm.edu.ph/index.php/acta/article/view/676/622

Cendranata Wibawa Ongkowijoyo and Adioro Soetojo (2019). Common Endodontic Treatment Challenge in an Elderly Patient: Negotiating Root Canal Impediments. ACTA MEDICA PHILIPPINA, 53(6): 501-505;

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).