Seminar Keperawatan Nasional FKP UNAIR Bahas Digitalisasi Pelayanan Kesehatan Era Disrupsi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Publikasi hasil riset bukan hal baru dalam dunia pendidikan. Di era disrupsi saat ini, publikasi menjadi kebutuhan. Namun, produknya tidak lagi berhenti di jurnal, tapi bagaimana hasil riset tersebut dapat diaplikasikan dalam industri.

“Zaman dulu perawat harus banyak bekerja, tidak perlu publikasi, tapi sekarang eranya apa yang dikerjakan harus dipublikasikan. Sekarang mulai bergeser lagi, produknya bukan hanya jurnal, tapi produk dalam publikasi itu nanti dapat dimasukkan dalam dunia industri,” terang Dr. Ahsan mengawali seminar pada Sabtu (30/11/2019).

Seminar dan workshop keperawatan nasional itu merupakan agenda rutin mahasiswa Magister dan Doktoral Keperawatan Fakultas Keperawatan (FKP) Universitas Airlangga (UNAIR). Bertempat di Aula Kahuripan Kampus C, acara tersebut mengusung tema “Translation Nursing Research into Practice in Industry Era 4.0”.

Era industri yang erat kaitannya dengan kemajuan teknologi menyebabkan peralihan dari manual ke digital, termasuk pelayanan kesehatan. Beberapa contoh inovasi kesehatan, baik berupa aplikasi maupun teknologi baru, ditunjukkan oleh narasumber pada saat seminar.

Di antaranya, inovasi program kesehatan jiwa berbasis aplikasi, yakni Si-Cantik (Sistem Informasi Caring and Terapiutik) yang akan di-launching bulan depan oleh FKP UNAIR; aplikasi inaRISK dan aplikasi Bromo Siaga oleh dosen Universitas Brawijaya; SFE es (Simple Foot Elevator Electrical Stimulation) alat untuk penyembuhan luka kaki pederita diabetes oleh dosen STIKES Hang Tuah Surabaya; dan berbagai inovasi lainnya.

Prof. Dr. Djoko Santoso, Wakil Rektor I UNAIR yang turut menjadi narasumber mengatakan kunci penelitian kesehatan pada era industry adalah pemanfaatan teknologi. “Era digital tidak bisa dimungkiri. Semua aspek berubah total, termasuk kesehatan. Jadi, kuasai informasi teknologi. Pemanfaatan teknologi (alat-alat canggih) itu akan mempercepat, mempermudah, mengefisienkan aktifitas penelitian,” tegasnya.

Untuk menghadapi era industri itu, Dekan FKP UNAIR berpesan tiga hal kepada seluruh peserta, yaitu aktualisasi, produktif, dan inovasi. “Kita harus punya API. Aktualisasi, karya-karya kita harus tampil. Produktif, jangan sampai banyak yang disampaikan, tapi tidak produktif, dan Inovasi, kita harus berpikir out of the box,” tutur Prof, Dr. Nursalam saat menyampaikan materi.

Selain seminar yang terbagi menjadi empat sesi, ada workshop terkait trik publikasi jurnal internasional oleh Ferry Effendi, koordinator Unit Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Publikasi FKP UNAIR. Seminar dan workshop tersebut dihadiri sebanyak 700 peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Di antaranya Jawa Timur, Jakarta, Yogyakarta, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, Ambon, Palembang, Kalimantan, Sulawesi dan Riau. Baik dari kalangan akademisi, perawat, maupun mahasiswa. (*)

Penulis: Lailatul Fitriani

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).