Pakar: Rendahnya Permintaan Gigi Palsu Pada Lansia Sebabkan Kesehatan Mulut Buruk

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi Artikel Ilmiah oleh Feri Fenoria

UNAIR NEWS – Populasi Aging atau populasi lansia harus dilihat sebagai hasil langsung dari keberhasilan dalam program pembangunan seperti nutrisi, kesehatan, air minum bersih dan sanitasi yang sangat penting dalam mengurangi infeksi serius.

Namun, pertumbuhan yang cepat dari populasi lansia juga menimbulkan berbagai tantangan, seperti meningkatnya jumlah penderita penyakit degeneratif termasuk hipertensi, penyakit jantung, kanker, diabetes mellitus tipe 2, osteoporosis, Alzheimer dan demensia.

Kehadiran penyakit sistemik seperti Diabetes memengaruhi banyak aspek kesehatan seseorang. Terkait dengan kesehatan gigi, tingkat keparahan penyakit periodontal berpotensi memperburuk kualitas hidup lansia.

Terbukti diabetes mellitus dapat meningkatkan risiko periodontitis, dan inflamasi periodontal yang akan memberi dampak negatif pada kontrol gula darah. Periodontitis merupakan inflamasi kronis, disebabkan oleh mikroorganisme spesifik atau kelompok mikroorganisme tertentu pada plak gigi yang ditandai dengan kerusakan struktur penyangga gigi (ligamen periodontal dan tulang alveolar).

“Penyakit ini memiliki prevalensi yang cukup tinggi, yaitu periodontitis yang parah terjadi pada 10-15% orang dewasa,” ungkap Dr. Titiek Berniyanti, drg.,M.Kes, Dosen Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UNAIR

Periodontitis yang parah, kata Titiek, dapat menyebabkan gigi goyang hingga kehilangan gigi. Gigi yang hilang idealnya harus diganti untuk mengantisipasi beberapa konsekuensi serius. Efek yang paling jelas adalah estetika, tetapi dampak adanya migrasi dan rotasi gigi, ketidakefisienan mengunyah, gangguan sendi temporomandibular, dan gangguan bicara juga dapat mempengaruhi fungsi dan kesehatan.

Pada penelitian Titiek “Overview of Dentures’ Demand to Support the Improvement of Life Quality of the Elderly at High‑Level Life Expectancy in Indonesia” ditunjukkan bahwa mayoritas permintaan untuk membuat gigi palsu lansia rendah.

“Penelitian ini dimaksudkan untuk mempelajari permintaan pasien akan gigi palsu pada kelompok lansia sehingga tren masa depan dalam strategi kesehatan dan manajemen dapat ditingkatkan,” terangnya.

Studi cross-sectional dilakukan di antara 80 orang tua dengan multistage random sampling dengan desain penelitian analitik deskriptif. Instrumen dari penelitian ini adalah kuisioner yang divalidasi tentang permintaan gigi palsu. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian Titiek adalah metode deskriptif.

Hasil dari penelitian ini sebagian besar peserta sekitar 45 orang menunjukkan rendahnya tingkat permintaan terhadap gigi palsu 56,2 persen, dengan sisa 35 orang memiliki permintaan gigi palsu yang tinggi 43,8% persen.

Penelitian Titiek akhirnya menyimpulkan, bahwa permintaan untuk gigi palsu yang rendah dapat menyebabkan kesehatan mulut yang buruk. Adanya penyakit sistemik dan kualitas hidup yang berhubungan dengan penyakit periodontal menyebabkan lansia harus lebih sadar akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut sehingga kualitas hidup lansia tetap baik dan harapan hidup dapat dipertahankan atau ditingkatkan.

“Angka-angka harapan hidup dapat meringkas banyak hal tentang suatu negara, dari tingkat ekonomi, sosial, kesehatan, hingga menjadi subjek tinjauan kebijakan yang dibuat oleh suatu negara,” pungkasnya.

Penulis : Fariz Ilham Rosyidi

Editor    : Nuri Hermawan

Link        : https://www.researchgate.net/publication/334020061_Overview_of_dentures’_demand_to_support_the_improvement_of_life_quality_of_the_elderly_at_high-level_life_expectancy_in_Indonesia

Dr. Titiek Berniyanti, drg.,M.Kes, Overview of Dentures’ Demand to Support the Improvement of Life Quality of the Elderly at High‑Level Life Expectancy in Indonesia, 2019, Journal of International Oral Health, ISSN. 09767428, 09761799 Volume 11 | Issue 3 page. 112-117

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).