Dosen UNAIR Sarankan Beberapa Hal Kurangi Penderita Diare Jawa Timur

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi Artikel Ilmiah oleh Feri Fenoria

UNAIR NEWS – Pemerintah diharapkan memperhatikan sejumlah faktor dalam mengurangi jumlah penderita diare di masyarakat Jawa Timur. Yakni, perlu bagi pemerintah memperhatikan persentase penduduk dengan akses sanitasi yang baik. Kedua adalah variabel terkait makanan sehat.

Simpulan itu diungkap M. Fariz Fadillah Mardianto, S.Si, M.Si., salah seorang dosen di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga dalam penelitiannya. Tepatnya dalam jurnal ilmiah berjudul Modelling of Diarrheal Sufferers Percentage and Certified Drink Water Providers in East Java Using Bivariate Binomial Negative Regression Method.

Fariz meneliti persentase penderita diare dan persediaan air minum di Jawa Timur. Dalam penelitian tersebut, metode pembacaan statistik digunakan dalam mengungkap hubungan-hubungan faktor penyebab penyakit diare. Salah satunya terkait ketersediaan air yang bersih di lingkungan masyarakat.

”Kemunculan penyakit diare disebabkan makanan dan minuman yang terpapar virus, bakteri, dan parasit. Diare biasanya terjadi karena kurangnya air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan,” katanya.

Banyak masyarakat, lanjut Fariz, yang tidak menghiraukan bahaya dari kandungan air yang tidak steril sehingga dapat menyebabkan diare. Faris mengungkapkan penelitian sebelumnya mengenai kejadian diare dengan pendekatan spasial menunjukan bahwa variabel yang mempengaruhi kejadian diare adalah jarak dan fasilitas air minum. Penelitian yang telah dilakukan hanya memodelkan jumlah penderita diare dan fasilitas air minum bersih secara individual, meskipun secara medis ada hubungan antar keduanya.

”Dua faktor tersebut lebih berguna apabila dimodelkan secara bersama. Salah satu metode statistik yang bisa digunakan adalah model regresi binomial negatif bivariat yang merupakan pengembangan dari regresi binomial negatif,” katanya.

Metode regresi binomial negatif bivariat adalah metode regresi untuk memodelkan sepasang variabel respons yang masing-masing berdistribusi binomial negatif dan saling berkorelasi. Dalam aplikasinya, Fariz melakukan penelitian tentang pemodelan persentase penderita diare dan persediaan air minum yang memenuhi syarat kesehatan di Jawa Timur.

”Karena berdasar Badan Pusat Statistik (BPS), Jawa Timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan jumlah kasus diare tinggi di Pulau Jawa,” ujarnya.

Hasilnya, rata-rata persentase penderita diare adalah 26,316 persen dengan nilai maksimum 75,56 persen di Kabupaten Sidoarjo. Dan nilai minimum 1,62 persen di Kota Kediri. Sedangkan rata-rata jumlah persediaan air minum yang memenuhi syarat kesehatan adalah 144 dengan nilai maksimum 1.199 di Kota Surabaya dan nilai minimum 5 di Kabupaten Sampang.

”Secara statistik, data persentase penderita diare dan jumlah persediaan air minum yang memenuhi syarat kesehatan berdistribusi binomial negatif. Dan, terdapat hubungan yang signifikan antara persentase penderita diare dan jumlah persediaan air minum yang memenuhi syarat kesehatan,” ungkapnya.

Sementara itu, menurut Fariz, dalam perencanaan terkait usaha peningkatan air minum yang sehat, pemerintah dapat memperhatikan persentase penduduk dengan akses sanitasi yang memadai. Termasuk variabel terkait makanan sehat, angka melek huruf yang terkait edukasi masyarakat dalam menentukan apakah air di sekitarnya sehat, dan persentase tempat umum yang memenuhi persyaratan kesehatan, khususnya persediaan air minum. (*)

Penulis: Feri Fenoria

Editor: Khefti Al Mawalia  

Referensi:

N A P Rahmayanti, Y S M., Fariz Fadillah Mardianto, 2019, Modelling of Diarrheal Sufferers Percentage and Certified Drink Water Providers in East Java Using Bivariate Binomial Negative Regression Method publish di Journal of Physics: Conference Series 1306 012037 pp 1-10 (Scopus Q3).

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).