Dosen FST Ulas Pengaruh Merkuri Terhadap Kesuburan Ikan Mas

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi Artikel Ilmiah oleh Feri Fenoria

UNAIR NEWS – Sudah banyak diketahui bahwa, merkuri merupakan salah satu logam berat berbahaya karena sebagai ion atau dalam bentuk senyawa tertentu mudah diserap oleh sel dan jaringan ke dalam tubuh. Dalam riset tentang “Efek Merkuri Terhadap Kualitas Sperma dan Kesuburan Ikan Mas”, Dr. Alfiah Hayati M.Kes memaparkan bahwa merkuri sering dianggap sebagai polutan akuatik yang berdampak buruk pada organisme perairan terutama ikan.

Adanya merkuri di perairan dapat terjadi karena faktor alami yakni aktivitas gunung berapi yang terbawa air hujan masuk ke sungai atau dari pelapukan batuan. Selain itu, terdapat faktor manusia yaitu sebagai akibat dari kegiatan antropogenik (aktivitas manusia, Red), seperti pertambangan emas, pembakaran bahan bakar dari fosil, pabrik pengolahan kertas, dan sebagainya.

“Sumber pencemaran merkuri mengalir ke sungai mengikuti arah arus aliran sungai, mulai dari hulu hingga hilir menuju ke laut melalui pantai,” jelasnya.

Menurut Dr. Alfiah, banyak perubahan yang terjadi dalam sistem reproduksi ikan yang tercemar merkuri. Di antaranya, lanjutnya, struktur tubulus testis menjadi tidak beraturan, kualitas sperma ikan rendah dan tingkat keberhasilan pembuahan sperma dan sel telur ikan rendah serta perkembangan embrio dalam telur ikan menjadi terhambat.

Dr. Alfiah mengungkapkan bahwa merkuri masuk dalam tubuh ikan melalui proses penyerapan air melalui insang dan proses rantai makanan, kemudian terakumulasi melalui proses bioakumulasi dan biomagnifikasi dalam jaringan tubuhnya. Keberadaan logam tersebut, sambungnya, dapat mengganggu sistem reproduksi ikan dengan menurunkan kualitas sperma terutama kecepatan dan lama waktu pergerakan (motilitas, Red) serta kesuburan sperma.

“Dengan adanya perubahan struktur membran yang terjadi dalam sel sperma, maka dapat menimbulkan berbagai gangguan metabolisme, kerusakan, dan kematian sel sperma ikan,” paparnya.

Dalam risetnya, Dr. Alfiah menjelaskan bahwa pada  kadar 0,5 ppm, senyawa merkuri dapat menurunkan lama waktu motilitas kelompok dan individu sperma ikan. Hal tersebut diakibatkan karena membran sperma yang kaya akan asam lemak tak jenuh sangat rentan terhadap serangan radikal bebas.

“Dengan adanya kadar radikal yang tinggi juga dapat merusak DNA sperma (40%) serta mempengaruhi integritas mitokondria sperma yang berperan penting dalam proses metabolisme untuk menghasilkan pasokan energi ATP,” ujarnya.

Tidak hanya itu, lanjutnya, merkuri juga mempengaruhi kemampuan hidup (viabilitas, Red) sperma ikan. Dengan kadar merkuri yang tinggi meningkatkan toksisitas yang menyebabkan kurangnya nutrisi bagi sperma untuk bertahan hidup.

“Keberadaan senyawa radikal ini juga menstimuli terjadinya kematian (apoptosis) sperma, yaitu diawali dari adanya aktivasi enzim caspase yang dapat menurunkan kemampuan bertahan hidup sperma. Selain itu, keberadaan merkuri juga menurunkan kemampuan sperma ikan untuk membuahi sel telur,” sambungnya.

Pada akhirnya, Dr. Alfiah juga menjelaskan hasil riset tersebut bahwa merkuri 0,5 ppm telah menurunkan keberhasilan pembuahan sperma. Saat kadar merkuri ditingkatkan (5 ppm), hasil menunjukkan bahwa persentase kesuburan sperma dan perkembangan embrio dalam telur ikan sangat rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol (tanpa merkuri) menunjukkan tingkat keberhasilan pembuahan yang tinggi (96%).(*)

Penulis : Asthesia Dhea Cantika

Editor : Nuri Hermawan

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1687428519300391

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).