Pakar: Imunisasi Cegah Wabah dan Kematian Dini Akibat Penyakit

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi Artikel Ilmiah oleh Feri Fenoria

UNAIR NEWS – Pemerintah Indonesia telah mencanangkan program imunisasi sebagai program wajib untuk anak-anak di bawah lima tahun. Terdiri dari imunisasi BCG, DPT, Poliomyelitis, Hepatitits, dan MMR, program ini bertujuan untuk melindungi balita dari penyakit menular. Program ini diberikan sebagai layanan gratis di rumah sakit umum dan puskesmas seluruh Indonesia.

Dari target keberhasilan 100 persen, sayangnya, data Kementrian Kesehatan menunjukkan hanya 82,30 persen anak-anak memenuhi target imunisasi dengan lengkap. Hal itu menunjukkan bahwa program belum berjalan dengan baik sepenuhnya. Padahal, kepatuhan ibu dalam mengikutsertakan anaknya dalam imunisasi dapat mencegah wabah dan kematian dini akibat penyakit tertentu.

Dilaporkan juga bahwa lebih dari 32,1% anak di Indonesia gagal menyelesaikan program imunisasi dasar dan lebih dari 13,5% lainnya tidak pernah diimunisasi. Khususnya di Pontianak, Dinas Kesehatan setempat melaporkan lebih dari 27,58% bayi yang tidak diimunisasi selama 2015. Puskesmas Siantan Tengah, salah satu Puskesmas di kota itu, melaporkan bahwa hanya ada 50,2% bayi yang mendapatkan imunisasi.

“Diduga hal tersebut menjadi penyebab terjadinya wabah difteri, tetanus neonatal, campak, dan hepatitis B. Investigasi lokal mengungkapkan bahwa program imunisasi dasar lengkap tidak berhasil menjangkau target,” jelas Setho Hadisuyatmana, S.Kep, NS., M.NS., peneliti sekaligus dosen Universitas Airlangga.

Di sisi lain, Satgas IDAI memaparkan hal ini berkaitan dengan ketidaktahuan seorang ibu terhadap upaya kesehatan yang dapat dilakukan kepada anak-anaknya. Penelitian-penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa dukungan keluarga, tingkat pendidikan, dan aksesibilitas pelayanan kesehatan juga menentukan kepatuhan ibu terhadap program tersebut.

“Karena itulah, penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi niat ibu untuk mengimunisasi anak-anak mereka yang berusia kurang dari satu tahun,” ungkap Setho.

Penelitian dilakukan di sebuah puskesmas Pontianak, Kalimantan Barat. Diikuti oleh 178 peserta yang merupakan ibu-ibu, penelitian ini mengevaluasi hubungan faktor-faktor sosial, seperti usia, jenis kelamin, dan pendidikan; pemanfaatan media informasi, sikap, norma, dan kontrol positif dalam mengikutsertakan anaknya dalam imunisasi. Secara umum, penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas iby melahirkan di usia sangat muda dengan tingkat pendidikan yang rendah.

“Hasil penelitian menunjukkan bahwa setengah dari anak-anak para peserta penelitian tidak mematuhi program imunisasi dasar lengkap meskipun bebas biaya,” sebut Setho.

Penelitian ini menemukan bahwa rendahnya pemahaman Ibu menentukan kepatuhan terhadap program imunisasi dasar lengkap. Hasil penelitian juga menyiratkan bahwa pengetahuan ibu terkait imunisasi tidak ditentukan oleh usia dan tingkat pendidikan yang rendah.

Hubungan yang positif dan kuat antara sikap dan niat ibu yang ditemukan melalui penelitian ini menunjukkan bahwa upaya peningkatan pemahaman yang baik menjadi dasar usaha untuk meningkatkan partisipasi ibu untuk turut menyukseskan program immunisasi dasar lengkap. Niat ibu untuk mengimunisasikan anak-anaknya juga tak lepas dari dukungan suami, keluarga, orang tua, dan teman sebayanya. Orang-orang di lingkungan sekitar ibu prlu dilibatkan demi meningkatnya cakupan imunisasi dasar lengkap pada anak. 

“Fakta ini menunjukkan bahwa niatan ibu dan kepatuhan dalam program imunisasi merupakan hasil dari gerakan bersama sebuah keluarga,” tegas Setho.

Atas dasar itulah, upaya pemberdayaan keluarga sangat direkomendasikan. Pemberdayaan keluarga dapat meningkatkan kepatuhan ibu terhadap program imunisasi dasar lengkap. Dengan begitu, target imunisasi dasar lengkap dapat tercapai dan anak-anak bisa mendapatkan perlindungan kesehatan yang memadai. (*)

Penulis : Sukma Cindra Pratiwi

Editor : Khefti Al Mawalia

Referensi:

https://e-journal.unair.ac.id/JNERS/article/view/9406

Setho Hadisuyatmana, Ilya Krisnana, Muhammad Adil Sipahutar. factors Influencing Mothers’ Intention to Immunize Children Younger Than Five Years of Age: A Case Study in West Borneo. Jurnal Ners. Faculty of Nursing Ailangga University.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).