Apakah Buku Cetak Masih Relevan?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh seasonedbook

Perkembangan teknologi selalu diikuti dengan perubahan kebiasaan dari suatu masyarakat. Tidak terkecuali industri percetakan, pada mulanya sebelum mesin cetak ditemukan orang menulis buku dengan cara manual dan jika ingin memproduksinya dalam jumlah yang banyak maka dari satu produk tersebut akan disalin secara manual sesuai kebutuhan. Akan tetapi seiring berkembangnya kebudayaan, manusia mencoba mencari cara-cara baru untuk dapat membuat pekerjaan mereka lebih efektif dan efisien. Hingga kemudian ditemukan mesin cetak oleh Gutenberg pada tahun 1450-an, yang berakibat pada berubahnya budaya pada bidang percetakan dan publikasi. Yang awalnya bersifat manual dan konvensional berubah menjadi cepat dan instan. Dengan sumbangsihnya pada bidang percetakan tersebut Gutenberg telah membuat lompatan besar pada peradaban kita. 

Tidak berhenti disitu saja, setelah penemuan Gutenberg tersebut. Manusia masih mencoba untuk memenuhi hasratnya untuk membuat pekerjaan menulis menjadi lebih efisien. Hingga pada tahun 1714 Henry Mill mendapatkan hak patenya untuk prototype sebuah mesin yang menyerupai mesin ketik. Pada awal perkembanganya banyak orang yang mencoba menyempurnakan prototype tersebut untuk dapat dikomersilkan, namun hal tersebut belum berhasil. Malah pada salah satu percobaan tersebut, malah membuat mesin ketik yang kerjanya jauh lebih lambat dari pada menulis secara konvensional. Hingga pada tahun 1867 C. Latham Soul mendapat hak paten untuk mesin ketik yang diciptakanya dan dapat dikomersialkan. Untuk selanjutnya mesin ketik tersebut digunakan dalam beberapa bidang pekerjaan dan oleh profesional. Hal ini menjadi lompatan besar kedua bagi kita sebagai manusia dalam bidang percetakan dan penulisan. Kemudian mesin ketik tersebut terus disempurnakan hingga ditemukan komputer generasi pertama pada tahun 1940-an. Dan kemudian pada hari ini penemuan tersebut menjadi salah satu kebutuhan dasar umat manusia diberbagai penjuru dunia untuk mendukung pekerjaan sehari-sehari mereka dalam berbagai bidang.

Setelah berbagai penemuan seperti disebutkan sebelumnya, industri percetakan berkembang pesat. Banyak buku yang kemudian diproduksi dalam jumlah yang mungkin sebelum mesin cetak ditemukan tidak terpikirkan. Namun seperti bumi yang terus berputar, perkembangan ini tidak berhenti disitu. Penemuan komputer generasi pertama telah membuat lompatan yang lebih besar. Penyempurnaan demi penyempurnaan terus dilakukan, hingga hari Anda dapat mengangkat komputer tersebut dengan satu tangan. Yang pada awalnya hal tersebut mungkin tidak pernah terpikirkan. Begitupun industri percetakan jika dahulu Anda hanya dapat menemukan buku berbentuk cetak, hari ini Anda dapat menukanya dalam bentuk digital. Yang dapat Anda simpan dalam smarphone, dan kemudian Anda taruh dikantong celana.

Jika dahulu Anda akan kerepotan untuk membawa 10 buku karena jumlah dan beratnya hari ini hal tersebut tidak lagi menjadi kekhawatiran. Dengan munculnya buku digital dan berbagai kelebihan yang dimilikinya bukan tidak mungkin jika nanti di masa depan orang-orang akan cenderung beralih ke buku digital. Apalagi banyak platform online yang menawarkan jasa pembelian buku digital. Jadi dapat dikatakan hari ini industri percetakan mengalami tantangan yang cukup besar dalam konteks eksistensinya dalam dunia teknologi yang terus berkembang ini.

Walaupun begitu dalam beberapa kasus, sebagian orang pada hari ini masih memilih buku cetak dari pada buku digital sebagai bacaan utamanya. Hal ini didasari oleh alasan bahwa ada kenikmatan tersendiri yang tidak didapatkan ketika membaca buku digital. Seperti sensasi khas ketika membalik halaman demi halaman, bau khas dari buku, atau pengalaman tertentu yang hanya bisa didapatkan ketika membaca buku cetak.

Fenomena ini tentu saja cukup melegakan bagi dunia percetakan. Akan tetapi hal lain yang dapat berimbas ke dunia percetakan adalah bahwa hari ini orang-orang dapat menerbitkan bukunya sendiri melalui berbagai platform digital yang ada. Contoh sederhana bahwa dampak teknologi tidak bisa dibendung adalah pada produk CD atau DVD. Seiring berkembanganya teknologi, media penyimpanan pun juga berkembang, hingga hari ini muncul media penyimpanan yang sering kita sebut dengan cloud drive, juga munculnya berbagai layanan streaming. Yang semakin mengancam eksistensi CD atau DVD yang dari hari ke hari semakin berkurang. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh satu faktoryang tidak dimiliki oleh media penyimpanan konvensional yaitu kepraktisan dari layanan baru tersebut. Sehingga banyak orang hari ini yang mulai berpindah.

Dengan contoh kasus pada produk CD atau DVD seperti di atas, bukan tidak mungkin di masa depan nanti banyak orang yang juga akan melakukan hal yang sama pada buku, yang awalnya buku cetak akan digantikan oleh buku digital. Jadi bagaimana menurut Anda, lebih suka membawa dan membaca buku cetak atau digital?.

Berita Terkait

Ahmad Taufiq A M

Ahmad Taufiq A M

Mahasiswa Sastra Indonesia FIB Universitas Airlangga Menteri Riset dan Keilmuan Organisasi Bidikmsi Universitas Airlangga (AUBMO) 2018