Ilmuan UNAIR: Efikasi Diri Orangtua Tentukan Frekuensi Temper Tantrum pada Anak

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Feri Fenoria R

UNAIR NEWS – Ferry Efendi, S.Kep., Ns., M.Sc., PhD., dosen Fakultas Keperawatan UNAIR yang tidak henti melakukan bebagai penelitian. Kali ini, dosen yang akrab disapa Ferry itu melakukan penelitian tentang “Efikasi Diri Orangtua Tentukan Frekuensi Temper Tantrum pada Anak”. Menurutnya, menghadapi anak yang sering marah dan mengamuk bukan hal yang mudah.

“Kondisi anak seperti ini dikenal dengan istilah Temper tantrum,” tuturnya.

Temper tantrum, jelasnya, merupakan masalah perilaku yang paling umum pada anak-anak dari 16 bulan hingga 6 tahun dalam bentuk kemarahan yang meledak. Hal itu, sambung Ferry,  ditunjukkan oleh variasi perilaku mulai dari menangis dan berteriak, hingga tindakan kasar dan agresif seperti melempar barang, berguling-guling di lantai, membenturkan kepala.

“Bahkan bisa menendang atau memukul orang tua,” tandasnya.

Tidak hanya, Ferry juga mengatakan bahwa temper tantrum umumnya terjadi pada anak-anak pra-sekolah. Tetapi, hal itu tidak normal jika terjadi setiap hari. Temper tantrum yang tidak normal, sambungnya, berkontribusi banyak efek negatif pada anak-anak.

“Efek jangka pendek mungkin termasuk kemarahan anak-anak dengan melukai diri sendiri dan orang lain atau menghancurkan benda-benda di sekitar mereka, serta emosi dan agresivitas yang tidak terkendali. Dalam jangka panjang, anak-anak tidak bisa berurusan dengan lingkungan mereka, tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan baru dan kesulitan dalam memecahkan suatu masalah,” ungkapnya.

Selanjutnya, dalam riset yang dilakukan, Ferry menjelaskan bahwa penelitiannya merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yang melibatkan 96 orang tua siswa. Hasil penelitiannya, menemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara level PSE dengan status perkembangan dan perilaku anak.

“Di mana semakin tinggi tingkat PSE akan mengarah pada semakin baik status perkembangan dan perilaku yang ditunjukkan oleh anak,” jelasnya.

Pada akhir, ia kembali menegaskan bahwa berdasarkan hasil penelitian, perlu adanya program prasekolah yang dapat membangun dan menjalankan program kelas parenting. Hal itu, tandasnya, bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan parenting dalam mengasuh anak untuk meningkatkan Parenting Self-Efficacy.

“Selain itu, program prasekolah juga direkomendasikan untuk meningkatkan jumlah program pembangunan karakter yang membentuk karakteristik anak-anak untuk mencegah kemarahan,” pungkasnya.

Penulis: Nuri Hermawan

Editor: Khefti Al Mawalia

Referensi:

https://www.indianjournals.com/ijor.aspx?target=ijor:ijphrd&volume=10&issue=8&article=541

Fauziah, Y., Efendi, F., Pratiwi, I. N., & Aurizki, G. E. (2019). Parental Self-Efficacy on Temper Tantrum Frequency in Children. Indian Journal of Public Health Research & Development10(8), 2798-2802.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).