Pakar UNAIR Teliti Efek Ekstrak Delima

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Feri Fenoria R

UNAIR NEWS – Infertil pada hewan jantan adalahpembuahan setelah kawin selama 12 bulan atau lebih tidak terjadi. Infertilitas dapat disebabkan oleh penurunan produksi atau motilitas spermatozoa yang mengurangi jumlah yang mencapai sel telur dan mampu menembus membran telur selama pembuahan.

Kesuburan tergantung pada kualitas spermatozoa, keberhasilan pengiriman spermatozoa ke sel telur. Berdasarkan latar belakang tersebut, Dr. Budi Utomo, drh.,M.Sibersama rekannya meneliti pengaruh dari ekstrak asam ellagic buah delima standar 40% pada histopatologi, diameter, dan ketebalan epitel tubulus seminiferus pada tikus albino yang terpapar panas.

“Selain hormon, spermatogenesis dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menghambat fungsi epididimis, radiasi, dan peningkatan suhu. Paparan panas menyebabkan ketidakseimbangan produksi radikal bebas dan antioksidan dengan peningkatan radikal bebas yang mengakibatkan stres oksidatif.Buah delima adalah sumber antioksidan tanaman yang kaya akan polifenol, antosianin, dan vitamin C yang dapat mencegah kerusakan yang disebabkan oleh stres oksidatif dan melindungi sel dari radikal bebas,” jelas dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) tersebut.

Vitamin C yang terkandung di dalam buah delima, tambahnya, memiliki aktivitas antioksidan yang akan bersinergi dengan antioksidan lain (polifenol) yang ada dalam buah delima. Delima diduga dapat menjaga kesuburan dengan melindungi sel tubulus seminiferus dari kerusakan akibat radikal bebas.

“Sebanyak 25 lima tikus putih jantan strain Wistar berumur 7-8 bulan dibagi menjadi lima kelompok perlakuan. Paparan panas matahari diberikan  selama 15 menit pada suhu 40°– 42° C selama 14 hari. Seluruh hewan percobaan dimatikan pada hari ke 15 dan testis dieksisi untuk pembuatan preparat histopatogi dengan pewarnaan hematoxylin eosin (HE),” ujarnya.

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa diameter dan epitel tubulus seminiferus dari tikus yang terpapar panas dan diobati dengan ekstrak delima terstandart dengan 40% ellagic acid sebesar 300 mg/kgbb/hari mengalami peningkatan yang signifikan jika dibandingkan dengan kelompok perlakuan yang lain. Evaluasi histopatologis dilakukan dengan melakukan pengukuran diameter tubulus seminiferus dan ketebalan epitelnya secara mikroskopis.

Penulis : Dian Putri Apriliani

Editor : Nuri Hermawan

Link : http://www.veterinaryworld.org/Vol.12/August-2019/13.pdf

Budi Utomo, Nurfitri Rahmah Daningtia, Gandul Atik Yuliani dan Wiwik Misaco Yuniarti. 2019. Effects of a standardized 40% ellagic acid pomegranate (Punica granatum L.) extract on seminiferous tubule histopathology, diameter, and epithelium thickness in albino Wistar rats after heat exposure. Veterinary World, 12(8): 1261-1265.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).