Tren Kunjungan Wisman ke Wisata Halal Indonesia Diprediksi Meningkat

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Feri Fenoria R

UNAIR NEWS – Potensi perkembangan wisata halal di Indonesia tampaknya bakal turut berperan menggenjot perekonomian negara. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke wisata halal di Indonesia diprediksi bakal mengalami peningkatan. Meski, peningkatan itu tidak terjadi setiap tahun.

M. Fariz Fadillah Mardianto, S.Si, M.Si memprediksi terjadinya tren itu berdasar penelitiannya melalui pembacaan data statistik. Tepatnya yang ia publikasikan melalui jurnal berjudul “Prediction of the Number of Foreign Tourist Arrival in Indonesia Halal Tourism Entrance using Simultaneously Fourier Series Estimator”.

”Berdasar hasil prediksi menggunakan estimator deret Fourier, diperoleh hasil prediksi jumlah wisman di Indonesia mengalami tren peningkatan,” ujarnya.

Prediksi itu, ungkap Fariz, bisa dibaca berdasar analisis dengan menggunakan regresi nonparametric. Mengingat, pola data jumlah kedatangan wisatawan asing ke Indonesia berfluktuasi tidak membentuk pola tertentu atau menyebar.

”Sehingga dapat dianalisis dengan regresi nonparametrik,” sebutnya.

Fariz menjelaskan bahwa Deret Fourier adalah suatu model regresi nonparametrik yang digunakan dalam mengestimasi suatu pola data yang berbentuk trigonometri. Deret Fourier adalah fungsi polinomial trigonometri yang memiliki tingkat fleksibilitas tinggi.  

”Dalam penelitian, untuk membatasi penelitian, prediksi jumlah kedatangan wisatawan asing ke Indonesia hanya didasarkan pada beberapa pintu masuk,” katanya.

Pintu masuk atau bandara itu, sebut Fariz, dipilih berdasar penyebaran tujuan wisata halal di Indonesia, di beberapa wilayah. Di antaranya, Bandara Kualanamu sebagai representasi wisata halal di Aceh sebagai Serambi Mekkah; Bandara Minangkabau (Sumatera Barat dan Sumatera Selatan); Soekarno Hatta (Jawa Barat dan Banten); Adi Sutjipto (Yogyakarta dan Jawa Tengah); Juanda (Jawa Timur); dan Bandara Internasional Lombok Praya (Nusa Tenggara Barat).

”Hasilnya, jumlah wisatawan mancanegara diprediksi meningkat,” ucapnya.

Fariz menyebutkan, pembacaan tren jumlah wisatawan mancanegara menjadi sangat penting bagi pengembangan wisata halal di Indonesia. Pengetahuan tentang itu dapat menjadi bahan penentuan kebijakan dan persiapan masyarakat lokal dalam menyambut wisatawan.

”Jumlah ini (wisatawan mancanegara, Red) jadi salah satu faktor penting yang menyebabkan pertumbuhan di sektor pariwisata. Meski, ada sejumlah faktor lain yang juga berpengaruh, misalnya bencana alam dan kerusakan infrastruktur,” ungkapnya.

Berdasar laporan World Economic Forum (WEF), Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) Indonesia naik dari peringkat 70 (pada 2013) ke peringkat 50 (pada 2015). Dan, Indonesia melesat ke peringkat 42 (pada 2017). Pertumbuhan pariwisata Indonesia mencapai 25,68 persen, sedangkan di kawasan Asia Tenggara 7 persen.

”Data World Travel & Tourism Council (WTTC), sektor pariwisata yang meliputi perjalanan dan wisatawan di Indonesia bisa menghasilkan 2,4 juta pekerjaan baru. Selain itu, belanja wisatawan mancanegara menyumbang Rp 220 triliun untuk ekonomi. Sektor ini juga menyumbang lebih dari 55 persen ekspor di bidang jasa,” jelasnya.

”Sektor pariwisata tidak lepas dari jumlah kedatangan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara yang terus bertambah,” imbuhnya.

Fariz menyebutkan bahwa terjadinya tren pengembangan wisata halal di Indonesia disebabkan beberapa hal. Pertama, adanya jumlah konsumen beragama Islam yang terus naik karena jumlah pemeluk Islam di dunia yang juga terus naik.

Kedua adalah faktor kesadaran di kalangan kaum muslim bahwa mereka membutuhkan destinasi wisata yang diperbolehkan oleh Syariah Islam. Yakni, pariwisata yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Terutama yang mampu mengakomodasi segala sesuatu yang diperbolehkan, dihindari, dan dilarang dalam Syariah Islam.

Serta, ketiga, muncul kesadaran dari beberapa daerah untuk menyatakan jadi pusat pariwisata halal Indonesia. Misalnya, yang terbaru Nusa Tenggara Barat, Sumatera Barat, dan Nangroe Aceh Darusalam.

”Sebelumnya, ada Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Banten telah mengembangkan kawasan wisata Islam,” tuturnya.  

Dengan adanya prediksi tersebut, sebut Fariz, pemerintah diharapkan dapat menentukan target jumlah devisa negara di sektor pariwisata. Selain itu, pemerintah dapat meningkatkan sarana infrastruktur dan promosi, khususnya terkait wisata halal. (*)

Penulis: Feri Fenoria

Editor: Khefti Al Mawalia

Referensi: 

M. Fariz Fadillah Mardianto, Eko Fajar Cahyono, Lailatus Syarifah, dan Putri Andriani. 2019. Prediction of the Number of Foreign Tourist Arrival in Indonesia Halal Tourism Entrance using Simultaneously Fourier series Estimator publish di KnE Social Sciences, Proceedings of the 2nd International Conference on Islamic Economics, Business, and Philanthropy (2nd ICIEBP), pp 1093-1104.

https://knepublishing.com/index.php/Kne-Social/article/view/4270

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).