Prediksi Kedatangan Wisatawan Mancanegara yang Dikaitkan dengan Potensi Wisata Halal di Indonesia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Sektor pariwisata berperan penting dalam perekonomian Indonesia. Sebab, sektor ini merupakan penyumbang utama devisa dan penyerap tenaga kerja di Indonesia. Indonesia adalah negara dengan penduduk beragama Islam terbesar dalam hal populasi dan wilayah. Selain itu, Indonesia kaya akan nuansa alam dan budaya yang dapat mendatangkan ketertarikan untuk berwisata. Dengan demikian, wajar jika pariwisata halal berkembang di Indonesia.

Pariwisata halal adalah hal yang telah banyak dibicarakan belakangan ini. Pariwisata halal adalah pariwisata yang mengikuti prinsip-prinsip syariah, yaitu pariwisata yang menganut semua norma hukum Islam yang berasal dari Al-Qur’an dan As-Sunah sebagai pedoman. Pariwisata halal adalah tujuan wisata yang dilakukan dengan baik dan membuat pilihan sesuai dengan perspektif syariah karena dalam suasana pariwisata ini dicari dari segala kontaminasi yang dilarang.  

Fenomena tersebut disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, disebabkan adanya jumlah konsumen beragama Islam yang terus naik di dunia akibat jumlah pemeluk Islam yang terus mengalami kenaikan di dunia. Kedua adalah faktor kesadaran di kalangan kaum muslim bahwa mereka membutuhkan destinasi wisata yang diperbolehkan oleh Syariah Islam. Yaitu, pariwisata yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah serta mengakomodasi segala sesuatu yang diperbolehkan dan penghindaran dari segala sesuatu yang dilarang dalam Syariah Islam.

Ketiga, bahwa beberapa provinsi di Indonesia seperti Nusa Tenggara Barat, Sumatera Barat, dan Nangroe Aceh Darusalam telah mendeklarasikan diri sebagai provinsi pusat pariwisata halal. Sebelumnya, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Banten telah mengembangkan kawasan wisata Islam.   

Berdasar laporan World Economic Forum (WEF), Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) Indonesia naik dari peringkat 70 tahun 2013 keperingkat 50 tahun 2015 dan melesat ke ranking 42 pada 2017. Pertumbuhan pariwisata Indonesia mencapai 25,68 persen, sedangkan di kawasan Asia Tenggara hanya mencapai 7 persen.

Menurut data World Travel & Tourism Council (WTTC), sektor pariwisata yang meliputi perjalanan dan wisatawan di Indonesia bisa menghasilkan 2,4 juta pekerjaan baru. Selain itu, belanja wisatawan mancanegara (wisman) menyumbang Rp 220 triliun untuk ekonomi. Sektor ini juga menyumbang lebih dari 55 persen ekspor di bidang jasa. Meningkatknya sektor pariwisata tidak lepas dari jumlah kedatangan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara yang terus bertambah.

Jumlah kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) di Indonesia merupakan salah satu faktor penting yang menyebabkan pertumbuhan sektor pariwisata meningkat. Pada 2017, jumlah kedatangan wisman di sektor pariwisata tidak sesuai dengan prediksi Kementerian Pariwisata. Hal tersebut disebabkan jumlah kedatangan wisman di Indonesia mengalami penurunan. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu bencana alam, kerusakan infrastruktur, dan lainnya.

Praktisi pariwisata halal di Indonesia membutuhkan pengetahuan dan keterampilan tentang cara membaca tren atau memperkirakan jumlah kedatangan pada masa depan. Dengan mengetahui tren jumlah wisatawan, pelaku wisata halal akan berusaha mempersiapkan diri sebaik mungkin. Mereka dapat memulai program perencanaan untuk menyediakan fasilitas dengan perencanaan yang cermat. Perencanaan yang cermat akan menghasilkan dampak yang lebih ketat dan positif pada masa depan.

Dalam penelitian, untuk membatasi penelitian, prediksi jumlah kedatangan wisatawan asing ke Indonesia hanya didasarkan pada beberapa pintu masuk adalah Kualanamu sebagai representasi wisata halal di Aceh sebagai Serambi Mekkah, Bandara Minangkabau (Sumatera Barat dan Sumatera Selatan), Soekarno Hatta (Jawa Barat dan Banten), Adi Sutjipto (Yogyakarta dan Jawa Tengah), Juanda (Jawa Timur), dan Bandara Internasional Lombok Praya (Nusa Tenggara Barat).

Semua pintu masuk dipilih berdasar penyebaran tujuan wisata halal di Indonesia. Pola data jumlah kedatangan wisatawan asing ke Indonesia berfluktuasi tidak membentuk pola tertentu atau menyebar sehingga dapat dianalisis dengan menggunakan regresi nonparametrik deret Fourier. Deret Fourier adalah suatu model regresi nonparametrik yang digunakan dalam mengestimasi suatu pola data yang berbentuk trigonometri. Deret Fourier adalah fungsi polinomial trigonometri yang memiliki tingkat fleksibilitas tinggi.   

Berdasar hasil prediksi menggunakan estimator deret Fourier, diperoleh hasil prediksi jumlah wisman di Indonesia mengalami tren peningkatan. Walaupun, peningkatannya tidak terjadi di setiap tahun.

Dengan adanya prediksi ini, pemerintah diharapkan dapat menentukan target jumlah devisa yang diterima negara di sektor pariwisata. Pemerintah dapat meningkatkan sarana infrastruktur dan promosi, khususnya terkait wisata halal.

Sebab, Indonesia adalah negara dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia. Selain itu, pada bulan-bulan di mana terjadi kenaikan jumlah kedatangan wisman, pemerintah dapat memantau dan menelusuri faktor yang mempengaruhi daya tarik wisman untuk datang ke Indonesia, terkait wisata halal atau tidak. Dengan demikian, itu dapat dijadikan acuan untuk evaluasi, perbaikan, dan peningkatan infrastruktur pada sektor-sektor yang mempengaruhi daya tarik tersebut. (*)

Oleh: M. Fariz Fadillah Mardianto, S.Si, M.Si 

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada artikel ilmiah berikut:  Prediction of the Number of Foreign Tourist Arrival in Indonesia Halal Tourism Entrance using Simultaneously Fourier series Estimator publish di KnE Social Sciences, Proceedings of the 2nd International Conference on Islamic Economics, Business, and Philanthropy (2nd ICIEBP), pp 1093-1104. Authors: M. Fariz Fadillah Mardianto, Eko Fajar Cahyono, Lailatus Syarifah, dan Putri Andriani dengan link sebagai berikut:  https://knepublishing.com/index.php/Kne-Social/article/view/4270/8770 

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).