Dosen UNAIR Temukan Manfaat Eceng Gondok dalam Mengobati Gigi Goyang

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Feri Fenoria R

UNAIR NEWS – Gigi goyang disebabkan adanya kerusakan jaringan periodontal. Hal itu diakibatkan oleh bakteri Actinobacillus actinomycetemcomitans (Aa) yang memiliki faktor virulensi potensial merusak jaringan periodontal yang berfungsi sebagai jaringan penyanga gigi. Dr. Agung Krismariono, drg, MKes, SpPerio(K) mengungkapkan bahwa bakteri itu merupakan penyebab utama penyakit pada jaringan periodontal yang dikenal dengan nama Periodontitis agresif.

“Ciri khas penyakit ini adalah menyerang individu usia muda dibawah 35 tahun dengan kerusakan progresif pada tulang alveolar yang berfungsi sebagai penyangga gigi. Penyebab terbesar terjadinya kegoyangan gigi adalah karang gigi,” ucapnya.

Selain itu, melalui pemeriksaan klinis, individu dengan periodontitis agresif ditemukan kerusakan jaringan periodontal yang ditandai dengan bertambahnya kedalaman normal sulkus gingiva. Apabila kerusakan jaringan periodontal akibat bakteri Aa ini tidak dihambat maka akan mengakibatkan gigi menjadi goyang, berubah posisi, bahkan menjadi tanggal.  Sehingga masalah itu akan menjadi semakin kompleks, jika yang tanggal adalah gigi depan atas maka akan mempengaruhi faktor estetika wajah.

“Kondisi itu akan mengganggu penampilan seseorang, apalagi penyakit ini menyerang individu pada usia relatif muda yang masih mengutamakan faktor estetik,” tandasnya.

Oleh karena itu, diperlukan solusi penanganan yang efektif dan mudah dilakukan. Dosen Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Dr. Agung Krismariono, drg, MKes, SpPerio(K) dan tim mencoba memanfaatkan tumbuhan liar enceng gondok sebagai solusi alternatif. Tumbuhan enceng gondok tandasnya, mempunyai kandungan kimia potensial yang berfungsi sebagai antibakteri, yaitu senyawa fenol, terpenoid, flavonoid, dan alkaloid.

“Hasil pembuangan tanaman enceng gondok yang berlimpah dapat mempermudah ketersediaan bahan baku yang dapat dimanfaatkan dalam bidang kesehatan gigi,” tuturnya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun enceng gondok dengan konsentrasi mulai 100% hingga 6,25% dapat menghambat 100% pertumbuhan bakteri Aa secara bermakna. Pertumbuhan bakteri Aa mulai tampak pada konsentrasi 3,125% dan menunjukkan peningkatan hingga mencapai konsentrasi ekstrak 0% (kontrol). Pada konsentrasi ekstrak 0,78%, pertumbuhan bakteri Aa tidak menunjukkan perbedaan bermakna dengan kontrol. Hal itu menunjukkan bahwa ekstrak daun enceng gondok dapat menghambat bakteri Aa dengan konsentrasi minimum 1,56%.

“Itu membuktikan bahwa ekstrak daun enceng gondok memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri Aa. Senyawa potensial ini mampu mengganggu permeabilitas dinding sel bakteri gram negatif yang dapat mengakibatkan keluarnya substansi intraseluler yang dibutuhkan untuk kehidupan bakteri. Sehingga bakteri mengalami kematian,” paparnya.

Sehingga disimpulkan bahwa pertumbuhan bakteri Aa dapat dihambat oleh ekstrak daun enceng gondok akibat aktifitas senyawa potensial yang terkandung didalamnya. Hasil penelitian ini, ungkap Dr Agung, dapat dijadikan dasar sebegai pembuatan obat herbal untuk mengobati penyakit Periodontitis agresif yang disebabkan oleh bakteri Aa. Jika keparahan penyakit Periodontitis agresif dapat dihambat oleh ekstrak daun enceng gondok, maka kegoyangan gigi dan tanggalnya gigi pun juga dapat dicegah. Sehingga dapat bermanfaat pada fungsi gigi dan estetika wajah individu yang mengalami periodontitis agresif.

Penulis: Khefti Al Mawalia

Editor:  Nuri Hermawan

Referensi :

https://innovareacademics.in/journals/index.php/ajpcr/article/view/33162

Yasinta Izzah Afidati, Irma Josefina Savitri, Agung Krismariono.  Inhibition activity of Water hyacinth leaf extract (Eichhornia crassipes) against Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research. 2019.12(6). 122-125

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).