Faktor yang Berkontribusi pada Balita Overweight dan Obesitas

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Permasalahan gizi pada Balita merupakan hal penting yang memerlukan perhatian secara serius. Saat ini perhatian masyarakat banyak terfokus pada status Balita yang kurus atau gizi buruk. Kelebihan berat badan dan Obesitas pada beberapa kalangan masyarakat masih dianggap bukan permasalahan penting pada Balita.

Saat ini banyak Balita yang mengalami gizi lebih atau obesitas. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 di Indonesia terdapat prevalensi gizi lebih sebesar 11,9%. Di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012 terdapat 10,6% balita yang mengalami kegemukan. Balita dengan gizi lebih dan obesitas perlu diwaspadai karena memiliki dampak yang buruk baik jangka pendek maupun jangka panjang. 

Balita yang gemuk cenderung kurang aktif dan seringkali mengalami keterlambatan pada perkembangan motorik yang kemudian juga berdampak pada aspek perkembangan lain. Risiko terjadinya obesitas pada masa dewasa, penyakit metabolik dan degeneratif merupakan dampak jangka panjang anak dengan obesitas.

Status gizi balita berhubungan dengan kebiasaan makan dan pola pemberian makan keluarga, termasuk obesitas. Obesitas pada anak maupun balita berkaitan dengan gaya hidup dan pola pemberian makan yang kurang tepat seperti kurangnya perhatian terhadap jenis dan kualitas makanan yang diberikan, bergesernya permainan anak yang dulu banyak melibatkan aktifitas fisik. Namun saat ini lebih mengarah pada penggunaan perangkat elektronik seperti gadget dan televisi yang kurang melibatkan aktifitas fisik. Selain itu, anggapan bahwa anak gemuk adalah anak yang sehat masih tetap membudaya di masyarakat. Sehingga penting untuk melihat faktor-faktor yang berkontribusi terhadap perilaku ibu dalam pemenuhan nutrisi pada balita dengan status gizi lebih dan obesitas.

Matode dan Hasil

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki balita dengan status gizi lebih dan obesitas. Faktor-faktor yang berkaitan dengan perilaku ibu berdasarkan teori Health Promotion Model yang diukur dalam penelitian ini adalah perilaku ibu sebelumnya, manfaat yang dirasakan, hambatan yang dirasakan, keyakinan diri, sikap yang berhubungan dengan tindakan serta komitmen ibu dalam memenuhi nutrisi pada balita. Peneliti mendapatkan data responden ibu yang memiliki balita dengan status gizi lebih dan obesitas dari puskesmas dan bidan desa berdasarkan standar acuan penentuan status gizi dari WHO.

Karakteristik Ibu yang menjadi responden dalam penelitian ini terbanyak berada pada rentang usia 26-30 tahun, lebih dari setengah dari keseluruhan jumlah Ibu tidak bekerja, sebagian besar berpendidikan terakhir SMA, dengan tingkat perekonomian keluarga berpenghasilan tinggi. Sedangkan karakteritik anak yang mengalami gizi lebih maupun obesitas pada penelitian ini sebagian besar berusia 3-5 tahun dan lebih dari setengahnya berjenis kelamin laki-laki.  

Manfaat dan hambatan yang dirasakan, memiliki kontribusi kuat menentukan perilaku ibu dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi Balita dengan gizi lebih dan obesitas. Pengetahuan akan manfaat yang dirasakan ibu dapat secara langsung menjadi motivasi yang besar bagi ibu untuk memenuhi gizi anak dengan tepat. Ibu memiliki keyakinan dan selalu berusaha memenuhi gizi anak dengan kualitas makanan yang baik, baik dari segi jenis maupun jumlah yang diberikan, namun ibu juga memiliki hambatan yang sulit untuk dihindari.

Berdasarkan hasil penelitian ini hambatan yang dirasakan ibu lebih kuat pengaruhnya dibandingkan dengan manfaat yang dirasakan ibu. Faktor lingkungan diluar kontrol Ibu menjadi hal yang sulit untuk dicegah memiliki kontribusi secara tidak langsung pada makanan yang dikonsumsi oleh Balita. Misalnya, adanya iklan-iklan makanan yang menarik perhatian anak. Salah satu pemicu gizi lebih atau obesitas adalah kurangnya aktifitas fisik. Overweight dan obesitas terjadi apabila asupan energi lebih besar daripada energi yang dikeluarkan. Pada era modern saat ini anak lebih tertarik pada permainan yang tidak memerlukan aktifitas fisik seperti penggunaan gadget, sehingga energi yang dikeluarkan lebih kecil daripada asupan energi yang diterima. Selain itu hal yang bisa menjadi penghambat bagi ibu dalam memberikan asupan nutrisi dengan tepat pada anak adalah kesibukan, karena faktor kesibukan orang tua cenderung memilih makanan yang mengenyangkan, cepat dan mudah penyajiannya serta disukai anak. Sedangkan anak cenderung memilih makanan yang manis, tinggi karbohidrat dan rendah akan zat gizi penting lainnya.

Kuatnya pengaruh hambatan yang dirasakan ibu dalam memenuhi asupan gizi Balita dengan tepat memberikan dampak yang tidak baik pada status gizi Balita. Sehingga untuk mencegah obesitas perlu untuk meningkatkan pengetahuan orang tua tidak hanya tentang kualitas gizi makanan namun juga perilaku makan Balita dan aktifitas fisik pada Balita.

Penulis: Praba Diyan Rachmawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Informasi detail dari Riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

http://www.indianjournals.com/ijor.aspx?target=ijor:ijphrd&volume=10&issue=8&article=525

Ulfiana Elida, Rachmawati Praba Diyan, Fadhilah Dyah Khusnul. 2019. Contributing Factors of the Mother’s Behavior in Fulfilling Nutritional Needs for Under-Five Children with Overweight and Obesity. Indian Journal of Public Health Research & Development, Volume : 10, Issue : 8.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).