UNAIR NEWS – Budiman Soedjatmiko bukanlah lagi tokoh yang asing didengar oleh kalangan mahasiswa Indonesia. Politikus asal Cilacap itu naik daun dikarenakan aksi beraninya sebagai salah satu pendiri Partai Rakyat Demokratik (PRD) pada tahun 1995 sebagai bentuk kritik keras terhadap pemerintahan Orde Baru.
Dalam seminar ASDPC 5.0 yang diselenggarakan oleh FISIP UNAIR, Budiman Soedjatmiko membuka seminar via video call dengan memberikan pemikirannya yang bertajuk “Paradigma dan Problematika Masyarakat Madani di Era Revolusi Industri 4.0”.
Ia menegaskan pentingnya membangun paradigma seorang pemuda untuk belajar dengan cepat dikarenakan tuntutan zaman yang memiliki karateristik cepatnya perkembangan dari ilmu pengetahuan.
“Ilmu pengetahuan berkembang sangat cepat, dalam bidang apa saja, dari sains hingga sosial. Tidak ada yang tahu, ilmu yang kita pelajari di kuliah saat pagi, keesokan harinya sudah tidak berlaku. Kemungkinan itu ada, dan kita harus terbiasa dengan pace itu,” ujar jebolan Cambridge University itu.
Lanjut Budiman, faktanya pengetahuan itu harganya murah. Hanya dengan satu klik saja, kita sudah bisa mendapatkan semua pengetahuan yang kita dapatkan melalui internet. Hal yang terpenting adalah memiliki kemampuan untuk berpikir kritis dari pengetahuan itu.
“Saudara harus mengetahui pentingnya berpikir kritis terhadap segala hal yang ada di zaman ini, yang penting bukanlah kuantitas ilmu kita, namun kualitas dari ilmu kita. Belajar sesuatu itu gampang dengan adanya internet, tapi apakah kita bisa memahami dan mengetahui esensi kebenaran dari sesuatu yang anda pelajari di perkuliahan, di internet, atau dimana saja,” ujarnya.
Perlu diketahui, Seminar Nasional ASDPC 5.0 ini diselenggarakan di Aula Soetandyo Lt. 3 Gedung C FISIP UNAIR pada Kamis siang (24/10/2019) dan menghadirkan narasumber lainnya seperti Haris Azhar dan Agnes Santoso.
Penulis : Pradnya Wicaksana
Editor : Khefti Al Mawalia
