UNAIR NEWS – Badan Legislatif Mahasiswa (BLM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga menggelar Ruang Legislasi pada Kamis (24/10/2019) bertempat di Aula Parlinah Perpustakaan Kampus B Universitas Airlangga. Acara yang diselenggara setiap tahun itu mengundang beberapa pembicara yang telah ahli dalam bidang legislasi yakni Deni Wicaksono, S.Sos. (Anggota DPRD Jawa Timur 2019-2024), Alif Satria Nosafandra (Ketua MPM Unair 2019), dan Dr. H. Ahmad Basuki B., S.H., M.H. (Anggota DPRD Jawa Timur 2019-2024).
“Ruang legislator ini bertujuan untuk mengenalkan tugas pokok dan fungsi legislator, selain itu ada juga tata cara dan teknik legislatif drafting,” ujar Ridha Nurfitriani selaku Ketua BLM FISIP UNAIR.
Serangkaian acara yang digelar tersebut tidak hanya melibatkan mahasiswa melainkan turut mengundang siswa-siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) se-Surabaya. Hal itu bertujuan untuk mengenalkan kepada siswa sejak dini mengenai esensi dari legislasi, tugas dan fungsi seorang legislator, dan mengajak untuk turut mengambil peran dalam simulasi persidangan.
“Ruang Legislator sebenernya program setiap tahun dulu namanya sekolah legislasi, bedanya kami ingin membawa nuansa baru agar tidak hanya mengadakan seminar namun memberikan simulasi persidangan juga,” tambahnya.
Ruang Legislasi tahun ini mengusung sebuah tema “Mewujudkan Pemuda Berwawasan Legislasi di Era Disrupsi” mengingat perubahan yang begitu pesat terjadi terhadap berbagai bidang termasuk legislasi. BLM FISIP UNAIR berusaha menciptakan ruang pembelajaran baru bagi mahasiswa dan siswa SMA untuk memperkaya pengetahuan tentang legislasi.
“Sudah selayaknya kita sebagai genarasi muda itu turut mengambil bagian dalam penentuan keputusan di negeri ini, oleh karena itu Ruang Legislasi hadir untuk memperkenalkan proses pengambilan keputusan yang dilakukan pemerintah dari mulai negosiasi hingga disahkan menjadi sebuah kebijakan,” tutur mahasiswa program studi ilmu politik tersebut.
Ridha menambahkan bahwa pentingnya memberikan pengetahuan legislasi bagi generasi muda karena segala kebijakan ditetapkan akan melalui berbagai mekanisme dan proses yang panjang. Sehingga generasi muda tidak hanya pandai mengkritik kebijakan namun sadar dan mengerti proses penetapannya. (*)
Penulis : Rissa Ayu F
Editor : Khefti Al Mawalia
