Cegah Bunuh Diri, Pahami Gejala dan Tanda

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh times Indonesia

Pernahkah anda membayangkan bahwa orang terdekat di sekitar anda melakukan bunuh diri? Tentu saja banyak yang menjawab tidak. Namun nika hal itu terjadi, apa yang akan anda pikirkan? Mari kita waspada, pikiran bunuh diri, niat bunuh diri dan percobaan bunuh diri mungkin ada pada orang  di sekitar anda.

Sepuluh Oktober adalah hari kesehatan jiwa dunia. Sebagaimana di release oleh Organosasi kesehatan dunia, tahun 2019 dinyatakan sebagai tahun “Bunuh diri”.  Angka peningkatan perilaku bunuh diri meningkat dan ini terjadi pada usia anak-anak sampai dengan lanjut Usia. Mari kita kenali perilaku bunuh diri.

Mengapa seseorang memiliki keinginan, niat, melakukan percobaan bunuh diri bahkan sudah bunuh diri? Hal ini terjadi karena adanya permasalahan kesulitan dalam hidup yang dirasakan oleh seseorang. Sulit tidaknya suatu permasalahan sebenarnya relative bagi setiap orang. Namun karena individu yang demikian ini kurang terlatih untuk menghadapi kesulitan, kurang terampil atau kurang terbuka untuk mencari dan menemukan solusinya, kurang terbuka kepada fihak lain, maka kesulitan tersebut seolah tidak ada solusi yang dapat ditemukan dan digunakan untuk menyelesaikan. Akibatnya individu merasa tidak sanggup menanggung beban penderitaan yang dialaminya. Beban tersebut ingin dihilangkan dengan menghilangkan nyawa kehidupannya.

Bunuh diri merupakan salah satu gejala dari individu yang mengalami gangguan depresi. Gejala lain yang dapat dikenali adalah biasanya individu terlihat murung, sedih berkepanjangan, mudah menangis tanpa sebab yang jelas, menarik diri dari lingkungan dan interaksi sosial, kehilangan minat, susah makan atau makan berl;ebihan, terganggu tidurnya  atau tidur berlebihan, tidak bersemangat, produktivitas menurun, dan merasa tidak berguna, tidak berdaya, tidak bisa apa-apa. Nah sebelum dia melakukan percobaan bunuh diri, maka kenalilah gejala-gejala yang mudah dilihat orang lain. Orang seperti ini biasanya mengalami depresi.

Mengapa individu bisa mengalami gangguan depresi? Adanya ketahanan hidup yang rendah membuat individu tidak tahan dalam menghadapi kesulitan, kehilangan hal-hal yang bermakna dalam hidupnya (seperti: kehilangan orang tua, saudara atau teman dekat, kehilangan harta benda, mengalami bulliying, kekerasan, dikucilkan, ditolak kehadirannya, tidak dihargai, dan adanya interaksi yang buruk dengan orang lain disekitarnya).

Apa yang dapat dilakukan?Dengarkan keluhannya. Bantulah individu seperti ini untuk mengenali dirinya, menyadari keadaannya dan bantulah untuk keluar dari permasalahannya. Cara-cara yang mungkin dapat dilakukan adalah ajaklah berfikir dan brainstorming untuk mengenali kemampuanya, kelebihan dan potensi-potensinya. Tunjukkan bahwa dia memiliki kelebihan yang masih dapat dikembangkan. Tunjukkan bahwa apa yang dipikirkan selama ini belum tentu dan tidak semuanya benar. Bantulah untuk dapat mengubah pemikiran negative pada dirinya berubah menjadi positif. Libatkan dalam kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan bersama-sama. Berikan peran dalam suatu aktivitas keseharian, tunjukkan bahwa dirinya masih bermakna, dibutuhkan oleh orang lain disekitarnya. Berikan tugas-tugas ringan yang dapat membantu dan mendorongnya untuk dapat kesempatan berinteraksi dengan orang lain secara menyenangkan. Stop bulliying, jangan dikucilkan, terimalah dia dan hargailah dia. Ajaklah dia untuk melakukan kegiatan sedrhana yang dapat membantu dia untuk mengekspresikan perasaannya. Misalnya dengan melakukan olah raga, membuat karya seni, aktivitas sehari-hari yang dapat mengisi kebermaknaan hidupnya.

Selain itu apabila masih memerlukan, maka dia perlu ditemukan dan ditangani oleh professional untuk dapat menyelesaikan persoalannya, dapat melakukan katarsis untuk dapat melepaskan pikiran dan perasaannya yang dirasa berat secara terstruktur, tepat dan sehat oleh tenaga professional. Dampingilah dia agar dapat mencegah berkembangnya keinginan, niat dan perilaku percobaan bunuh diri. Jangan biarkan dia dalam keadaan sendiri di tempat yang sepi dan jauh dari pantauan orang lain. Tundahlah niat dan usaha percobaan bunuh diri dengan melakukan aktivitas ringan, positif dan menyenangkan. Bila diperlukan penangan yang khusus, maka ajarkanlah untuk melakukan self therapy, misalnya dengan relaksasi, self talk, self imagery atau dengan SEFT.

Semoga tulisan singkat ini dapat membantu kita untuk mencegah siapapun yang berniat untuk melakukan percobaan bunuh diri. Sebarkanlah tulisan ini agar dapat bermanfaat bagi kita dan orang lain.

Salam Hari Kesehatan Jiwa Dunia

Berita Terkait

Hamidah Hamidah

Hamidah Hamidah

Hamidah Departement of Clinical Psychology and Mental Health Faculty of Psychology Airlangga University