FKH UNAIR Turut Andil dalam Pengmas Nasional Lahan Kering

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Suasana Tim Pengmasnas saat di lapangan. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Pengabdian Masyarakat Nasional merupakan salah satu Program Kerja Nasional tahunan yang dimiliki oleh Pengurus Besar Ikatan Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia (PB IMAKAHI). Pada tahun ini sudah terlaksana sebanyak dua kali, yaitu yang pertama di Kalimantan Selatan dan yang kedua dan baru saja terlaksana yakni di Nusa Tenggara Timur. Universitas Nusa Cendana menjadi tuan rumah dalam perhelatan Pengmasnas tahun ini. Serangkaian kegiatan telah terlaksana dari tanggal 26-29 September 2019 di Desa Fatumnasi, Kecamatan Fatumnasi, Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu provinsi dengan tingkat populasi ternak yang cukup besar. Selain itu, provinsi ini memegang peranan penting dalam mewujudkan mimpi Indonesia swasembada daging.

Dalam kegiatan Pengmasnas ini, lebih dari 100 orang mahasiswa ikut meramaikan, mereka merupakan delegasi seluruh Indonesia.SelainSelain itu, dukungan dan sambutan baik dari pihak pemerintah daerah serta masyarakat begitu sangat antusias. Pengmasnas kali ini mengusung tema “Penerapan Biosafety dan Biosecurity di Daerah Lahan Kering”.

Ditemui UNAIR NEWS, Ahmad Rizqi Adhmi sebagai salah satu delegasi FKH UNAIR dalam kegiatan Pengmasnas tersebut menjelaskan bahwa lahan kering di Nusa Tenggara Timur (NTT) mempunyai potensi yang lebih besar dibandingkan lahan sawah, karena peluang pengembangan lahan kering sangat  terbuka untuk mengembangkan berbagai komoditas unggulan lahan kering.

“Desa Fatumnasi dipilih sebagai objek Pengmas karena daerah tersebut sangat berpotensi dengan adanya ternak-ternak besar ruminansia,” ujar mahasiswa angkatan 2017 tersebut.

Selain itu, tambahnya, kearifan lokal di daerah tersebut mengenai cara dan teknik beternak sangat menarik untuk dipelajari. Kondisi geografis di Desa Fatumnasi yang kering, apalagi pada musim kemarau, menyebabkan ketersediaan sumber air sangat sulit didapatkan. Upaya untuk menjaga kesehatan ternak tetap harus dioptimalkan. Melalui pengmasnas tersebut, mahasiswa dan dokter hewan setempat berupaya untuk memberikan pelayanan pemeriksaan kesehatan hewan dan penyuluhan mengenai pentingnya penerapan biosafety dan biosecurity.

“Penerapan biosafety dan biosecurity dirasa perlu dalam rangka melindungi kesehatan hewan ternak dan pemiliknya,” imbuhnya.

Iki sapaan akrabnya menyebut, banyak hal unik yang ia dapatkan selama melaksanakan Pengmasnas tersebut, “Bisa mempelajari budaya lokal setempat mengenai cara beternak serta menjalin relasi sesama mahasiswa FKH dari seluruh Indonesia”.

“Indonesia sejatinya mampu untuk mewujudkan swasembada daging, peran dan kontribusi dan semua pihak merupakan kuncinya, salah satu langkah yang bisa dilakukan yaitu penerapan biosafety dan biosecurity dari kalangan peternak,” pungkasnya. (*)

Penulis: Muhammad Suryadiningrat

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).