FKG UNAIR Lakukan Bakti Sosial Desa Binaan di Banyuwangi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Salah satu dokter gigi FKG UNAIR sedang memeriksa kesehatan gigi di Pesantren Mabadiul Ihsan, Kecamatan Karangdoro, Kabupaten Banyuwangi. (Foto: FKG UNAIR)

UNAIR NEWS – Prevalensi penyakit gigi dan mulut di Indonesia masih cukup tinggi. Hasil survei yang dilakukan Depkes RI menyebutkan bahwa 63% penduduk Indonesia menderita kerusakan gigi. Dua tipe penyakit yang paling banyak diderita masyarakat berkaitan dengan kesehatan rongga mulut adalah karies dan penyakit periodontal.

Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi 53,2 % penduduk Indonesia mengalami karies. Artinya di Indonesia terdapat 93.998.727 jiwa yang menderita karies aktif. Meningkatkan upaya promotif dan preventif untuk menyongsong Oral Health 2020 merupakan tujuan mendasar yang perlu dilakukan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Untuk mewujudkan hal tersebut bisa dicapai melalui kegiatan bakti sosial kesehatan gigi.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Program Studi Ilmu Konservasi Gigi FKG UNAIR, Dr. Kun Ismiyatin drg., MKes., SpKG(K) dalam acara pembukaan kegiatan bakti sosial yang diselenggarakan atas kerja sama Departemen Konservasi Gigi FKG UNAIR dengan Pondok Pesantren Mabadiul yang merupakan pesentren binaan dalam dua tahun terakhir (2017-2019).

“Melalui  kegiatan bakti sosial diharapkan dapat mewujudkan peningkatkan pengetahuan  dan kesadaran tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut, serta derajat kesehatan gigi dan mulut melalui tindakan promotif maupun preventif sekaligus sebagai sarana meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak untuk mewujudkan kesehatan secara holistik,” ujar Kun.

Seluruh kegiatan bakti sosial ini dipusatkan pada tanggal 14-15 September 2019 di Pesantren Mabadiul Ihsan yang berlokasi di Kecamatan Karangdoro Kabupaten  Banyuwangi. Kegiatan ini ditekankan pada upaya promotif-preventif sesuai dengan yang dinyatakan oleh WHO melalui salah satu tujuan Oral Health 2020 yang telah disepakati WHO, FDI dan IADR untuk penyakit gigi di Indonesia yaitu mengurangi komponen D (Decay) pada usia 12 tahun dan  M (missing) pada usia 15, 18, 35–44 tahun dan 65–74 tahun.

Kegiatan dalam bakti sosial yang dilakukan adalah melaksanakan Dental Health Education (DHE) secara paripurna dengan tujuan meminimalkan angka kejadian karies, mengajarkan dan membantu pemahaman kesehatan gigi dasar, serta menyiapkan masyarakat untuk memiliki kemampuan tambahan tentang kesehatan gigi termasuk deteksi dini kasus gigi dan jaringan lunak rongga mulut.

Kun mengatakan, untuk mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam kegiatan pendidikan kesehatan gigi dan mulut di sekolah perlu dilakukan secara periodik dan rutin oleh masyarakat perguruan tinggi khususnya dosen dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga. Upaya timbal balik dua arah antara civitas akdemika dengan masyarakat sekitar serta dokter gigi di daerah, pada akhirnya diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan gigi yang ada. (*)

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).