Ekstrak Buah Delima Percepat Penyembuhan Luka

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi Artikel Ilmiah oleh Feri Fenoria

UNAIR NEWS – Berawal dari ketertarikan pada buah delima dalam Al-Qur’an, Dr.Wiwik Misaco Yuniarti M.Kes., Drh atau Wiwik bersama kedua rekan kerjanya Hardany Primarizky Drh., MVM dan Prof. Dr. Bambang Sektiari Lukiswanto Dea, Drh memutuskan untuk meneliti khasiat dari buah tersebut bagi kesehatan. Dimana, buah delima itu sendiri telah disinggung pada Qur’an surat Al-Anam ayat 99 dan 141, serta surat Ar Rahman ayat 68.

“Awalnya kami sekedar baca-baca dan menemukan buah delima disebutkan pada Al Qur’an sehingga kami tertarik untuk membuktikan manfaatnya,” Ucap salah satu dosen di Fakultas Kedokteran Hewan, UNAIR tersebut.

Pada penelitiannya, Wiwik menggunakan lima puluh tikus albino. Dan seluruh tikus albino tersebut akan diberi luka sayat pada bagian glutheus (Pantat) dengan ukuran dan kedalaman yang sama dan luka dibiarkan terbuka.

Kemudian, dua kelompok dibiarkan tanpa diberi obat, dua kelompok diolesi salep betadine pada bagian luka sayat. Enam kelompok lainnya lagi diolesi dengan salep dari ekstrak buah delima yang telah terstandart 40% ellaggic acid (senyawa aktif pada buah delima, red) dengan konsentrasi 2.5%, 5% dan 7.5% pada setiap dua kelompok.

Pengamatan dilakukan dua kali yaitu pada tujuh hari pertama (hari ke delapan) dan empat belas hari pertama (hari ke lima belas). Pada hari ke delapan, lima kelompok tikus yang terdiri dari satu kelompok dengan luka dibiarkan tanpa obat, satu kelompok lukanya diolesi dengan betadine, dan tiga kelompok lain diolesi dengan salep dari ekstrak buah delima yang telah terstandart dengan 40% ellaggic acid dengan konsentrasi 2.5%, 5% dan 7.5% dikorbankan untuk diambil kulitnya. Kulit tersebut kemudian diubah menjadi preparat agar dapat diamati menggunakan mikroskop. Proses yang sama juga dilakukan pada lima kelompok tikus lainnya pada hari ke lima belas.

“Penelitian tersebut menunjukkan bahwa hasil terbaik adalah salep ekstrak buah delima terstandart dengan 40% ellagic acid dengan konsentrasi 7,5% yang diberikan selama empat belas hari,” jelas Wiwik.

Tikus albino sendiri dipilih karena komposisi kulitnya mirip seperti manusia. Selain itu, tikus albino juga merupakan hewan model paling ideal untuk penelitian luka sayatan.

Penelitian dilakukan selama tiga bulan, dimulai sejak persiapan alat dan bahan yang diperlukan. Kedepannya, Wiwik berharap hasil penelitian tersebut bisa ditindaklanjuti agar dapat diproduksi menjadi salep ekstrak buah delima secara massal dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat.

“Saya pikir semua tanaman dan hewan diciptakan pasti ada manfaatnya, tinggal kita bisa buktikan itu atau tidak secara ilmiah,” pungkasnya.

Penulis : Galuh Mega Kurnia

Editor : Khefti Al Mawalia

Referensi : Yuniarti WM, Primarizky H, Lukiswanto BS (2018) The activity of pomegranate extract standardized 40% ellagic acid during the healing process of incision wounds in albino rats (Rattus norvegicus), Veterinary World, 11(3): 321-326.

Link : www.veterinaryworld.org/Vol.11/March-2018/11.pdf

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).