Dosen STP Ajak Mahasiswa Baru FPK UNAIR Pupuk Kreatifitas

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
PENYAMPAIAN materi kuliah tamu oleh Dr. I Nyoman di Aula Kahuripan UNAIR. (Foto: Dimar Herfano)

UNAIR NEWS – Pada akhir bulan Agustus lalu, Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan Kuliah Tamu bertajuk “Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan untuk Kesejahteraan”. Kuliah tamu itu bersamaan dengan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) FPK 2019. Dalam kuliah tamu itu FPK mengundang dosen Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Jakarta, Dr. Ir. I Nyoman Suyasa, M.S.

Kuliah Tamu diadakan pada Jumat (30/08/2019) di Aula Kahuripan 300 Rektorat Universitas Airlangga. Kuliah tamu tersebut dihadiri lebih dari 300 mahasiswa, baik mahasiswa baru maupun mahasiswa yang sudah lama kuliah di FPK UNAIR.

Dasar ilmu tentang pengelolaan perikanan adalah pertumbuhan penduduk dan ekonomi, serta gaya hidup masyarakat yang merangsang meningkatnya permintaan ikan. Sumber daya ikan di alam sifatnya terbatas dan pertumbuhan penduduk dengan produksi ikan tidak seimbang dengan pertumbuhan penduduk.

“Banyak yang beranggapan bahwa orang yang berada di sektor perikanan itu miskin. Dilihat dari pakaiannya, gaya hidupnya, kerjanya yang tidak pasti, dan tidak memiliki banyak uang. Mungkinkah mereka yang hidup di bidang perikanan bisa hidup mewah?” ujar I Nyoman membuka sesi kuliah umum.

Dia melanjutkan bahwa mungkin saja orang yang bekerja di bidang perikanan bisa sukses. Contohnya yang berada di negara maju seperti Amerika, Jepang, dan China.

“Negara maju tersebut sudah memakai pakaian yang rapi. Lalu dalam penangkapan ikan serta pengolahan ikan sudah menggunakan teknologi yang canggih,” imbuhnya.

I Nyoman juga menjelaskan soal potensi perikanan di Indonesia, pilar-pilar ekonomi kelautan, karakteristik laut Indonesia, produksi perikanan budidaya, ekspor hasil perikanan, dan pengelolaan perikanan.

“Sebenarnya ikan merupakan sumber daya alam yang kaya akan protein, tetapi masyarakat masih merendahkan potensi di dalam ikan,” papar I Nyoman.

Harga jual ikan yang rendah dipasaran dikatakan I Nyoman disebabkan oleh perlakuan masyarakat terhadap ikan yang masih perhatian. Menurutnya, ketersediaan ikan di alam terbatas. Dan ketersediaan tersebut tidak seimbang dengan jumlah pertambahan penduduk.

Produksi ikan menurut I Nyoman dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama budidaya ikan, dan kedua berburu ikan. Sistem tersebut sudah ada sejak zaman Majapahit. Namun seiring perkembangan teknologi, dua metode tersebut tidak semudah itu dilakukan. Semakin berkembangnya zaman, semakin banyak ide-ide yang berkembang, manusia yang memiliki kekayaan mulai mengembangkan ide yang unik.

“Pupuklah kreatifitas dan inovatif kalian mulai sekarang. Karena orang kreatif yang menguasai dunia,” ungkapnya.

Setelah Dr. I Nyoman menyampaikan materi, dibuka sesi tanya jawab bagi mahasiswa untuk para peserta. Sesi tanya-jawab dibuka oleh moderator acara dosen FPK UNAIR Daruti Dinda Nindarwi, S.Pi., MP.

“Kalian sebagai mahasiswa baru haruslah terbuka wawasannya, bahwa perikanan itu bukan hanya memelihara ikan, menebar benih, maupun menebar makanan. Kita harus terkontrol, dengan data dan ilmiah serta sikap-sikap intelektual yang tinggi,” ungkap Daruti.

Penulis : Dimar Herfano

Editor   : Binti Q Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).