INSBIOMM, Tingkatkan Keamanan Kesehatan Dunia Melalui Riset Kolaboratif Antar Peneliti

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
PROF. Dr. H. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak saat memberikan sambutannya dalam membuka INSBIOM 2019 di Aula Garuda Mukti, Lantai 5 Kampus C pada Selasa (27/8). (Foto : Mohammad Alif Fauzan)

UNAIR NEWS – Ancaman penyakit menular berpotensi membunuh ribuan bahkan jutaan orang setiap tahunnya. Ancaman itu muncul sebagai wabah yang dapat merusak kesehatan masyarakat, keamanan dan integritas nasional. Penyakit itu terdiri dari influenza, TBC, malaria, infeksi yang kebal akan antibiotik, HIV/AIDS.

Menyikapi persoalan tersebut, Institut Tropical desease (ITD) Universitas Airlangga (UNAIR) bekerjasama dengan Pusat Kesehatan Tentara Nasional Indonesia (PUSKES TNI) menggelar konferensi internasional bertajuk Infectious Disease, Biothreats and Military Medicine (INSBIOMM) pada Selasa (27/8/2019). Konferensi itu dirancang untuk menfasilitasi dan menyebarluaskan penelitian para ilmuwan dan profesional dalam menangani penyakit menular yang ada di Indonesia, utamanya tentang berkaitan dengan kesehatan militer. Makalah terpilih rencananya akan diterbitkan dalam jurnal terindeks scopus.

Hadir dalam acara tersebut Prof. Dr. H. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak (Rektor UNAIR), Prof. Djoko Santoso, dr., Ph.d., K-GH., FINASIM (Wakil Rektor I), Col (MC) Iwan Tri Hapsoro, MD., M.Derm., M.AvMed., FINSDV., FAADV, Emiley S Kelley, Mark D.Lim, Ph.D., PMP, Prof. Maria Inge Lusida, dr., M.Kes., PhD., Sp.MK(K), Prof. drh. Wiku Adi Sasmito, M.Sc., Ph.D, MajGen (Ret). Ben Yura Rimba, dr., MARS beserta dosen, Dinas Kesehatan Angkatan Laut, Dinas Kesehatan Angkatan Darat dan Dinas Kesehatan Angkatan Udara.

Acara yang dilangsungkan di Aula Garuda Mukti Lantai 5, Kampus C itu dibuka langsung oleh Prof. Dr. H. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak. Dalam sambutannya Prof Nasih mengatakan dengan adanya konferensi internasional dan kolaborasi riset antar peneliti diharapkan dapat menghasilkan inovasi dalam mencegah dan menuntaskan masalah kesehatan yang berkenaan dengan penyakit menular yang ada di Indonesia berdasarkan letak geografisnya. Mengingat banyaknya penyakit yang muncul di berbagai belahan dunia dan ditularkan melalui hewan. Hal itulah yang harus dipersiapkan dalam mencegah dan melahirkan inovasi dalam menangani masalah tersebut.

“Penyakit juga bisa berpotensi dapat disalahgunakan dalam bioterorisme,” ungkapnya.

Lanjut Prof Nasih, dalam rangka mempercepat penanganan penyakit maka kolaborasi dalam multisektor sangat dibutuhkan. Konsep kolaboratif dalam mendeteksi kesehatan hewan, manusia dan lingkungan menjadi alternatif utama dalam meningkatkan data kesehatan dan pencegahan penularan dari belahan dunia. Diharapkan adanya saran dari berbagai peneliti, akademisi, profesional untuk dapat mendeteksi penyakit lebih awal dalam menyikapi keamanan kesehatan nasional.

“Semua tindakan tersebut untuk memperkuat keamanan kesehatan nasional,” ujarnya.

Sementara itu Prof. dr. Soetjipto, M.S., PhD mengungkapkan, dalam mengembangkan strategi untuk mendiagnosa, mencegah, dan mengobati beberapa penyakit menular yang cenderung meningkat setiap tahunnya. Maka perlu adanya persiapan dalam segi fasilitas dan kapasita SDM yang kuat di berbagai sektor.

Untuk itu, dalam memberikan pemahaman yang lebih baik maka perlu adanya kontribusi, kolaborasi dan komunikasi antar peneliti dalam mengimplemntasikan keamanan kesehatan global. Berdasarkan topik penelitian seperti biokimia, produk alami bioaktif, imunologi dan beberapa penyakit menular lainnya yang akan dibahas dalam konferensi kali ini diharapkan mampu mempersiapkan kapasitas negara dalam kesehatannya.

“Kali ini menjadi amat penting untuk merapikan kapasitas negara dalam menyikapi segala ancaman penyakit. Kolaborasi riset ini diharapkan dapat meningkat dan dapat diimplementasikan dalam sehari-hari untuk keamanan kesehatan dunia,” tambahnya.

Penulis : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).