Tekanan Darah Tinggi Pada Tikus Bunting

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Iluistrasi oleh Alodokter

Pre-eklampsia merupakan penyebab utama dari morbiditas dan mortalitas fetomaternal di dunia yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria sebagai gejala klinis yang tampak. Meskipun penyakit ini disebabkan oleh formasi dari plasentasi yang buruk dan disfungsi endotel. Pencegahan dan pengobatan dari pre-eklampsia masih membutuhkan riset yang mendalam.

Metode pada penelitian ini yaitu pembuatan model pre-eklampsia dengan cara mengasumsikan bahwa injeksi dari anti-Qa2 yang diberikan pada awal masa kehamilan hewan tikus pre-eklampsia menunjukkan adanya tanda kenaikan tekanan darah tinggi dan proteinuria yang kerap diasosiasikan dengan pre-eklampsia. Tingginya tekanan darah pada tikus bunting mengindikasi terjadinya pre-eklampsia dan diikuti dengan pemeriksaan kadar proteinuria. Apabila terjadi peningkatan kadar proteinuria akan semakin menguatkan diagnosa terjadinya pre-eklampsia selama kebuntingan. Pada penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (Pretest-posttest control group design) dengan 20 ekor mencit BALB/c bunting, di mana pada kelompok perlakuan (n=10) diinjeksi secara intraperitoneal dengan anti-Qa2 pada hari kebuntingan 1 hingga 4.

Hasil Penelitian ini menunjukan peningkatan tekanan darah systole (178,9±18,89) dan diastole (162,30 ±23,38) pada kelompok tikus bunting yang diinjeksi dengan anti Qa2 dibandingkan dengan kelompok bunting normal tanpa injeksi anti Qa2. Tikus bunting yang tidak diinjeksi anti Qa2 memiliki tekanan darah systole sebesar (109,5±9,56) dan diastole sebesar (70,10±13,30) (p<0.05). Demikian juga terjadi peningkatan kadar proteinuria pada kelompok perlakuan mencit bunting yang diinjeksi anti Qa2 dibandingkan kelompok bunting normal tanpa diinjeksi antiQa2.  Pada penelitian ini, Qa2 berperan sebagai homolog dari HLA-G dan injeksi dari anti-Qa2 pada trisemester awal kebuntingan dan menyebabkan gangguan pada plasentasi. Sehingga merefleksikan kejadian pre-eklampsia dalam meningkatkan tekanan darah sistole dan diastole, proteinuria, penghambat pertumbuhan janin dengan pengurangan berat dan panjang janin serta berat plasenta.

Peneliti menyarankan bahwa penyuntikan anti-Qa2 pada tikus dapat digunakan sebagai model percobaan hewan pre-eklampsia yang valid dan komprehensif. Sehingga dapat digunakan sebagai investigasi pengobatan potensial pada pre-eklampsia termasuk pencegahannya.

Penulis : Prof. Dr. Widjiati, MSi., drh

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di

https://doi.org/10.3409/fb_67-2.07

Hikmah E.M., Liben P., Widjiati. 2019. Anti-Qa2 Animal models for preeclampsia preclinical studies: a pathological elevation of blood pressure and proteinuria. Folia Biologica (Kraków) 67: 69-78.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).