Cerita Marta, Pejuang ADik dari Tanah Papua

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
: Marta Uropmabin, Mahasiswi penerima beasiswa ADik yang berkuliah di FKH PSDKU UNAIR di Banyuwangi. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Pemerintah Republik Indonesia melalui kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (KEMENRISTEKDIKTI) menyadari akan pentingnya pemerataan pendidikan, khususnya pendidikan tinggi. Sebagai salah satu upaya mencerdaskan bangsa dan menyiapkan insan Indonesia yang memiliki kompetensi, cerdas dan kompetitif. Maka dari itu pemerintah melakukan peningkatan akses dan kesempatan belajar di perguruan tinggi melalui upaya afirmasi pendidikan tinggi.

Program Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan akses dan kesempatan belajar di perguruan tinggi bagi lulusan SMA atau sederajat. Beasiswa ADik adalah bentuk keberpihakan pemerintah untuk membantu calon mahasiswa dari Papua dan Papua Barat serta daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T).

Program ADik bertujuan untuk meningkatkan akses pendidikan tinggi di tanah Papua, Papua Barat dan daerah  3T, meningkatkan angka partisipasi kasar pendidikan tinggi, meningkatkan pemerataan pendidikan tinggi, memperluas wawasan kebangsaan bagi penerima beasiswa ADik dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan tinggi.

Kepada UNAIR NEWS, salah seorang mahasiswa baru angkatan 2019 Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Program Studi Diluar Kampus Utama (PSDKU) UNAIR di Banyuwangi, Marta Uropmabin, menjelaskan perjalanannya sebagai salah satu penerima Beasiswa Afirmasi. Mahasiswi yang akrab disapa Marta, merupakan mahasiswi asal SMA Negeri 1 Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang Provinsi Papua.

“Universitas Airlangga merupakan salah satu Universitas terbaik di Indonesia, oleh karena itu, dari dulu saya sangat ingin berkuliah disana,” jelas Marta.

Awalanya, lanjut Marta, ia bercita-cita untuk menjadi seorang perawat, karena sangat dibutuhkan di Papua. Namun dari Pihak Beasiswa Afirmasi ia ditempatkan di FKH.

“Saat itu saya juga sadar bahwa tanah Papua juga masih kekurangan tenaga medik veteriner,” ungkapnya.

Sebagai penerima Beasiswa Afirmasi, jelasnya, sebelum memasuki dunia perkuliahan, semua mahasiswa diberikan pembekalan mengenai wawasan kebangsaan dan pendidikan di Makassar selama satu minggu. Di Makassar, tandasnya, seluruh peserta ADik diajarkan untuk bisa menumbuhkan rasa cinta tanah air, mengerti tentang wawasan kebangsaan, kedisiplinan dan sebagainya.

Tidak hanya itu, berada jauh dari keluarga, Marta bertekad untuk bisa menyelesaikan studinya dengan tepat waktu. Beasiswa yang telah diberikan oleh pemerintah merupakan bukti bahwa pemerataan pendidikan sudah semakin maju.

“Harapan saya, semoga saya bisa memanfaatkan beasiswa ini dengan sebaik-baiknya, teman-teman semua dapat berbaur dengan saya dan yang paling utama setelah saya lulus dari FKH UNAIR, saya bisa menjadi dokter hewan yang bisa membantu tanah Papua tercinta”, tandasnya.

Penulis: Muhammad Suryadiningrat

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).