Pentingnya Belajar Manuskrip Kuno di Kalangan Mahasiswa

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
DRS. Tubiyono, M.Si (kiri), Dr. Suryadi, M.A (tengah). Dr. Dra. Trisna Kumala Satya Dewi (kanan). (Foto: Muhammad Wildan Suyuti)

UNAIR NEWS – Berbicara perihal sejarah di era saat ini sangat banyak versi yang beredar. Namun dari sekian banyak versi tersebut juga pantas diragukan keakuratannya. Salah satu cara mengetahui kebenaran sejarah dapat ditemui atau dilihat pada manuskrip kuno yang ditulis pada masa lampau.

Namun sayangnya banyak kajian perihal manuskrip kuno jarang diminati oleh pemuda bangsa ini. Faktor ketidakakraban dengan bahasa dan aksara sepertinya menjadi hal yang menghalangi. Selain itu peluang kerja yang ramai didengar juga bukan pada bidang penelitian naskah kuno, melainkan bidang lain.

Peristiwa ini disambut oleh Departemen Bahasa dan Sastra Indonesia (Sasindo) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) dengan menggelar kuliah tamu yang bertema “Jeritan Hati Mereka yang Diselonkan: Surat-Surat Royal Eksil dari Sri Lanka” berlangsung pada Senin (19/08/2019) di Aula Siti Parwati Gedung FIB Kampus B UNAIR.

 Kuliah tamu ini mendatangkan pembicara Dr. Suryadi, M.A seorang filolog yang sekaligus menjadi dosen di Universitas Leiden Belanda. Pada kesempatan itu Dr. Suryadi menyampaikan materi tentang naskah yang ditemukan setelah peristiwa selon oleh penjajah.

“Pada masa penjajahan dulu terdapat peristiwa selon,  yakni mereka yang dibuang atau diasingkan ke Sri Langka. Mereka yang diselonkan ini juga terdapat para raja atau keluarga kerajaan di nusantara,” tuturnya.

Terjadinya peristiwa selon memisahkan komunikasi korban dengan keluarga lain yang berada di nusantara kala itu. Namun mereka masih dapat mengirimkan surat untuk berkabar. Dari surat yang dikirimkan tersebut, sekarang menjadi bukti tersiksanya korban peristiwa selon pada masa itu.

Dr. Suryadi juga menuturkan bahwa terdapat lima surat yang saat ini berada di Universitas Leiden dan telah diteliti olehnya. Kelima surat tersebut dikaji dengan ilmu filologi dan telah ditemukan aspek histiorisnya.

Bahasa dan aksara yang digunakan pada surat yang ditemukan tersebut ada yang menggunakan melayu lama dan aksara jawi. Kelimanya dikirim daari daerah yang berbeda seperti Jawa dan Sumatra, terdapat juga iluminasi pada surat yang dapat diteliti maknanya.

“Pada naskah seperti ini umumnya menggunakan bahasa ataupun aksara kuno dan harus diteliti dengan ilmu filologi. Jadi mempelajari bahasa dan aksara kuno sangat penting dan menjadi kunci dalam penelitian naskah kuno,” ucapnya.

Pesan Dr. Suryadi adalah supaya generasi muda sekarang juga tetap mempelajari bahasa dan aksara kuno. Meski tidak dipakai, penelitian ilmu tersebut harus dilestarikan karena merupakan warisan bangsa. (*)

Penulis: Muhammad Wildan Suyuti

Editor : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).