Sebagai penulis sehari-hari aktif menekuti bidang embriolog yang sangat terkait dengan perkembangan embrio. Perkembangan embrio selama masa kehamilan akan menentukan kualitas hidup dari janin yangan akan dilahirkan. Selama masa kehamilan ada periode yang sangat kritis bagi perkembangan embrio, yaitu pada periode pembentukan organ tubuh janin atau disebut dengan periode organogenesis. Periode organogenesis adalah periode pembentukan organ tubuh. Apabila pada periode ini terpapar oleh polutan dan bisa sampai menembus plasenta maka akan mengganggu bahkan bisa menghentikan proses pembentukan orga sehingga organ tubuh tidak terbentuk, atau juga bisa mengganggu plasenta sehingga menyebakan keguguran.
Salah satu polutan yang ada disekitar kita adalah carbon black atau jelaga. Jelaga mengandung salah satu komponennya yang disebut particulate matter (pm) yang diketahui bersifat sitotoksik dan menyebabkan terjadinya peradangan pada sistem kardiovaskular, pernapasan dan dapat melewati sawar plasenta yang dapat memengaruhi janin. Efek oleh polutan jelaga tergantung pada besarnya paparan dan lama waktu paparan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi caspase-9 sebagai indikator apoptosis pada plasenta tikus putih (rattus norvegicus) hamil yang terpapar ccrbon black dengan teknik
imunohistokimia dan menghitung jumlah sel. Penelitian ini dimulai dengan tikus gunting dipaparan dengan karbon black dosis 534 mg / m3 dan 1064 mg / m3. Paparan carbon black pada hari ke 6-11, dan 6-17 masa kebuntingan. Pengamatan dan pemeriksaan ekspresi caspase-9 dengan pewarnaan imunohistokimia. Penghitungan jumlah sel trupoblas denga pewarnaan haematoxilin eosin. Desain penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok untuk membuktikan keberadaan ekspresi caspase-9 sebagai indikator yang memediasi apoptosis pada plasenta tikus putih bunting yang sedang terpapar carbon black. Jumlah sel-sel tropoblas dianalisis dengan menggunakan analisis varian (anova) dan
perbedaan antara kelompok kontrol dengan perlakuan dalam tes menggunakan uji lsd.
Hasil ekspresi caspase-9 pada kehamilan 6-17 hari dengan paparan carbon black dosis 1064 mg / m3 menunjukkan hasil yang signifikan. Itu menunjukkan bahwa usia kehamilan mempengaruhi ekspresi caspase-9. Pada hasil penelitian pada hari kehamilan ke 6-11 dan hari 6-17 menunjukkan perbedaan yang signifikan ketika membandingkan dengan kontrol
baik pada sel cytotrophoblast dan synsitiotrophoblast. Peningkatan lama paparan dan dosis carbon black dapat mengurangi total jumlah sel tropoblas plasenta. Paparan carbon black selama kebuntingan dapat menyebabkan kematian sel plasenta. Apabila sel plasenta banyak yang mengalami apoptosis atau kematian maka akan menyebabkan ikatan plasentasi antara fetus dan induk lepas sehingga akan menyebabkan keguguran. Paparan jelaga pada tikus bunting dengan dosis 534 mg / m3 dan 1064 mg / m3 selama semester kedua dan ke tiga dapat menyebabkan meningkatan kematian sel cytotrophoblast dan synsitiotrophoblast yang merupakan sel penyokong dari plasenta. Peningkatan kematian sel plasenta ini ditandai
oleh peningkatan ekspresi caspase 9 sebagai salah satu indicator untuk melihat apoptosis pada sel plasenta. Paparan carbon black dapat meningkatkan ekspresi caspase 9 pada sel cytotrophoblast dan synsitiotrophoblast, sehingga akan menyebabkan peningkatan kematian sel cytotrophoblast dan synsitiotrophoblast dengan demikian akan menyebabkan kerusakan pada plasenta.
Kesimpulan penelitian ini adalah pengaruh paparan carbon black pada tikus bunting dengan lama paparan 6-11 dengan dosis 534 mg / m3 dan 1064 mg / m3,dapat meningkatkan ekspresi protein caspase-9 sebagai indikator memediasi apoptosis.
Penulis (Coresponden Author ) : Prof. Dr. Widjiati, Msi., Drh
Informasi Detail Dari Riset Ini Dapat Dilihat Pada
Tulisan Kami Di
Http://Rjptonline.Org/Abstractview.Aspx?Pid=2019-12-4-79
Ariz Juliprihanto, Viski Fitri
Hendrawan, Desi Wulansari, Yudit Oktanella, Widjiati. Placental Cells Number
And Caspase-9 Expression In White Rat (Rattus Norvegicus) Apoptosis Exposed
With Carbon Black. Research J. Pharm. And Tech. 2019; 12(4):1935-1942.Doi:10.5958/0974-360x.2019.00324.X
