Karies Akar Gigi dari Generasi ke Generasi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi pemeriksaan gigi. (Sumber: Suara.com)

Apakah karies akar gigi itu? Karies akar adalah lubang yang terjadi pada akar gigi. Lubang ini terjadi karena seiring dengan pertambahan usia, proses penuaan dan pengalaman penyakit pada jaringan penyangga gigi dapat menimbulkan penurunan gusi. Akibatnya, gusi yang semula menutupi dan melindungi akar gigi mengalami penurunan yang mengakibatkan akar gigi terlihat dan mengalami kontak dengan rongga mulut. Akar gigi yang terbuka ini menjadi beresiko untuk mengalami karies akar atau lubang pada akar gigi.

Dewasa ini, peningkatan angka harapan hidup dan peningkatan jumlah gigi permanen yang bisa dipertahankan sampai usia tua menunjukkan keberhasilan dalam bidang kesehatan. Akan tetapi, sebagaimana diuraikan sebelumnya, gigi yang telah dipertahankan ini rentan untuk mengalami karies akar. Sehingga ada dugaan bahwa pada generasi lanjut usia dengan jumlah gigi yang lebih banyak, akan menghadapi permasalahan karies akar gigi yang lebih besar.

Pendapat ini dikenal dengan teori kegagalan dalam kesuksesan atau ”the failure of success”. Teori ini sudah pernah dibuktikan dengan penelitian potong lintang dalam satu generasi akan tetapi belum pernah dicek dalam posisi antar generasi.

Penelitian ini merupakan penelitian pertama yang mencoba melakukan tes pada teori ”the failure of success” dengan kajian lintas generasi. Penelitian dilakukan pada dua generasi lanjut usia di Australia Selatan dengan selisih waktu penelitian selama dua puluh dua tahun. Ditemukan fakta bahwa generasi lansia Australia saat ini memang berhasil mempertahankan gigi permanen lebih banyak dari generasi sebelumnya. Menariknya, walaupun akar gigi yang terbuka juga lebih banyak di generasi sekarang, tetapi angka kasus karies akar pada generasi sekarang lebih sedikit dari generasi terdahulu.

Penelitian ini membuktikan bahwa teori ”the failure of success” tidak berlaku dalam kasus ini. Penelitian ini juga menunjukkan kemungkinan bahwa karies akar tetap bisa dicegah. Beberapa faktor seperti penurunan gusi, perilaku tidak rutin menyikat gigi, merokok dan berkunjung ke dokter gigi hanya pada saat ada masalah gigi merupakan prediktor kejadian karies akar yang tidak dirawat. Faktor-faktor ini tetap merupakan predictor bagi terjadinya karies akar gigi lintas generasi.

Terkait dengan terapi karies akar (karies akar yang dirawat dengan penambalan), beberapa faktor juga ditemukan berpengaruh secara significant. Pergi ke dokter gigi hanya saat ada masalah kesehatan gigi berhubungan dengan sedikitnya kasus karies akar yang ditambal. Sementara semakin sering kontrol ke dokter gigi berhubungan dengan peningkatan penambalan karies akar. Hal ini menjelaskan bahwa pilihan terapi merupakan keputusan bersama antara dokter dan pasien dan bahwa kunjungan ke dokter diperlukan untuk mendeteksi secara dini kejadian karies akar.

Penting diperhatikan bahwa penelitian ini menemukan bahwa gigi yang dipertahankan sampai usia tua tetap dapat dipertahankan dari karies akar. Beberapa perilaku menjaga kesehatan gigi seperti rajin menggosok gigi dan rajin kontrol ke dokter gigi penting untuk tetap dilakukan sampai usia lanjut. Pada beberapa kondisi dimana kelompok lanjut usia ini memerlukan bantuan dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Maka, keluarga yang merawat harus sadar dan membantu pasien lansia ini untuk menjaga kesehatan rongga mulutnya. (*)

Penulis: Ninuk Hariyani

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/cdoe.12459

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).