Mewaspadai Budidaya Ikan Lele di Perairan Bozem Moro Krembangan Surabaya

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber Gambar : Kampoenglelesurabaya.com

Kota Surabaya memiliki suatu sistem kolam penampung air yang memiliki fungsi sama dengan waduk yaitu Bozem. Beberapa Bozem yang ada di kota Surabaya antara lain, Bozem Moro Krembangan, Kalidami, Bratang, Rungkut Industri, Wonorejo, Kedurus, dan Jurang Kuping. Bozem dibangun dengan pertimbangan Surabaya merupakan kota yang rawan banjir karena kurang memilki daerah resapan air.

Seperti kita ketahui pembangunan di Kota Surabaya berkembang dengan pesat. Hal ini berdampak dengan berkurangnya daerah resapan air. Secara umum Bozem dibangun tanpa memotong sungai atau perairan umum yang lain. Pada umumnya Bozem berfungsi untuk pengendali dan penyimpan air, selain fungsi tersebut masyarakat juga dapat memanfaatkan sebagai tempat budidaya ikan dan pengairan sawah.

Salah satu Bozem yang dimanfaatkan untuk budidaya ikan adalah Bozem Moro Krembangan. Budidaya ikan di Bozem Moro Krembangan menggunakan sistem karamba jaring apung dan jenis ikan yang dibudidayakan adalah ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Peran Bozem sebagai penampung air, baik dari aliran sungai maupun dari air buangan limbah rumah tangga, yang umumnya berupa bahan-bahan organik, dapat dipastikan bahwa periaran Bozem merupakan perairan yang subur untuk pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri dan fungi.  Mengingat fungsi dan kondisi perairan Bozem perlu dilakukan kajian apakah budidaya ikan di perairan Bozem, khususnya di Moro Krembangan, cukup layak untuk dilakukan, terutama tentang terjadinya infeksi Aeromonas hydrophila dan Saprolegnia sp. pada ikan yang dibudidayakan.

Penelitian tentang identifikasi Aeromonas hydrophila dan Saprolegnia sp. yang merupakan jenis bakteri dan fungi penyebab penyakit ikan telah dilakukan. Tujuannya, untuk mengetahui adanya infeksi ke dua mikroba tersebut terhadap ikan lele dumbo yang dibudidayakan di Bozem Moro Krembangan. Penyakit ikan akibat serangan bakteri patogen (Bacterial disease) merupakan salah satu permasalahan serius bagi pembudidaya ikan lele, karena berpotensi menimbulkan kerugiaan yang tidak sedikit bagi petani atau pembudidaya ikan.

Serangan penyakit bakterial dapat mengakibatkan kematian hingga 50-100%, bahkan dapat menurunkan mutu daging ikan yang terinfeksi karena adanya borok atau luka. Sehingga, tidak disukai konsumen. Bakteri Aeromonas hydrophila sangat mempengaruhi usaha budidaya ikan air tawar dan seringkali menimbulkan wabah penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi 80-100 persen dalam kurun waktu yang singkat 1-2 minggu. Penyakit infeksius yang disebabkan oleh fungi dan cukup merugikan kegiatan budidaya adalah Saprolegniasis yang disebabkan oleh Saprolegnia sp.. Saprolegnia sp.banyak menginfeksi telur dan ikan tawar yang dapat mengakibatkan kematian massal pada ikan budidaya.

Isolasi dan identifikasi Aeromonas hydrophila dan Saprolegnia sp. telah dilakukan terhadap 20 ekor ikan lele dumbo (Clarias gariepinus), yang diperoleh dari 2 keramba jaring apung. Isolasi terhadap Aeromonas hydrophila menggunakan media isolasi Trypticase Soy Agar (TSA) dan Saboraud Dextrose Agar (SDA) untuk isolasi Saprolegnia sp. Identifikasi menggunakan metode konvensional yang meliputi pemeriksaan morfologi koloni, morfologi sel, dan uji biokimia. Sebagai data pendukung, diukur juga beberapa parameter kualitas air di sekitar karamba jaring apung, yang meliputi suhu, pH, oksigen terlarut (dissolved oxygen/DO) dan kadar ammonia.

Isolasi Aeromonas hydrophila dan Saprolegnia sp. dilakukan terhadap 20 ekor ikan lele dengan gejala klinis, adanya luka-luka kemerahan, sirip dan ekornya geripis, serta adanya benang halus menyerupai kapas pada permukaan tubuh ikan lele. Hasil isolasi dan identifikasi menunjukkan 95 persen ikan lele terinfeksi Aeromonas hydrophila dan 90 persen terinfeksi Saprolegnia sp.

Aeromonas hydrophila merupakan patogen opportunis karena hanya dapat menimbulkan penyakit pada populasi ikan yang lemah atau sebagai infeksi sekunder saat ikan terinfeksi penyakit lain. Bakteri tersebut banyak menyerang ikan lele yang merupakan salah satu komoditas unggulan air tawar dan dapat menginfeksi ikan pada semua ukuran yang dapat menyebabkan kematian hingga mencapai 80 persen. Sehingga, mengakibatkan kerugian yang sangat besar dalam usaha budidaya ikan air tawar.

Fungi yang menginfeksi ikan pada umumnya merupakan infeksi sekunder yang didahului infeksi bakteri, lingkungan perairan yang tidak baik, infestasi parasit, padat tebar tinggi, sehingga menyebabkan mudahnya ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) tersebut terinfeksi Saprolegnia sp. Kualitas air yang diukur selama penelitian ini berlangsung adalah, suhu 30oC, DO 4 mg/l, pH 6 – 7 and ammonia 1.0 mg/l. Hasil tersebut termasuk dalam katagori yang masih normal untuk kegiatan budidaya ikan, kecuali kandungan ammonianya yang harus diwaspadai karena sudah ada dibatas toleransi yang seharusnya.

Berdasar hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terjadi infeksi Aeromonas hydrophila dan Saprolegnia sp. pada sebagian besar sampel ikan lele dumbo yang diperiksa. Hal ini menunjukkan bahwa budidaya ikan lele dumbo di Bozem Moro Krembangan harus lebih diwaspadai supaya tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar pada pembudidaya ikan di sekitar Bozem. (*)

Penulis : Rahayu Kusdarwati

Hasil penelitian selengkapnya dapat dilihat di,

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/55/1/012038/pdf

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).