Kualitas Diet Pengaruhi Status Gizi Ibu Hamil

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh cantik dan sehat

Ibu hamil merupakan kelompok yang rentan mengalami malnutrisi. Berdasarkan riset dasar kesehatan tahun 2013, satu dari empat ibu hamil di Indonesia mengalami kekurangan energi kronis (KEK) yang terdiri dari 37,1% anemia, dan 24,3% defisiensi iodin. Kondisi ini memerlukan perhatian khusus dari semua kalangan karena rendahnya status gizi ibu hamil dapat menyebabkan bayi lahir secara prematur, berat bayi lahir rendah, dan outcome berbahaya lainnya.

Sebagian besar ibu hamil di Indonesia masih berfokus pada kuantitas diet dibandingkan kualitas dietnya. Kuantitas diet menunjukkan seberapa banyak yang dikonsumsi, sedangkan kualitas diet menunjukkan seberapa baik konsumsinya yang dilihat dari keragaman dan keseimbangan zat gizi. Oleh karena itu, ibu hamil sekarang perlu juga fokus pada kualitas dietnya. Menilai kualitas diet ibu hamil dapat dilakukan menggunakan Alternate Healthy Eating Index for Pregnancy (AHEI-P). Perlu diketahui, AHEI-P merupakan penilaian kualitas diet yang dikembangkan di Amerika dengan mempertimbangkan pedoman gizi seimbang di negara tersebut. Di Indonesia, belum ada penilaian kualitas diet khususnya untuk ibu hamil. Pada studi ini, peneliti melakukan adaptasi AHEI-P berdasarkan pedoman gizi seimbang yang berlaku di Indonesia.

Data kualitas diet menggunakan AHEI-P didapatkan dari data semi-quantitative food frequency (SQ-FFQ). AHEI-P ini terdiri dari 9 indikator dan setiap indikator memiliki skor maksimum 10, sehingga total skor maksimum adalah 90. Indikator yang mengalami penyesuaian agar sinkron dengan pedoman gizi seimbang Indonesia adalah kriteria skor maksimum untuk serat, zat besi, energi dan protein. AHEI-P yang diadaptasi memiliki nilai skor maksimum 110. Kualitas diet dikategorikan menjadi 4 yaitu Poor  quality (unadapted,  <45;  adapted,  <55),  needs  improvement (unadapted,  45-72;  adapted,  55-88)  dan high  quality (unadapted, >72; adapted, >88). Sementara itu, data status gizi ibu hamil dilihat dari peningkatan berat badan ibu hamil.

Penelitian yang dilakukan pada 145 ibu hamil di Kabupaten Sumenep ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil tidak memiliki peningkatan berat badan yang cukup, kuantitas diet yang rendah dan kualitas diet ibu hamil termasuk dalam kategori membutuhkan perbaikan (needs improvement). Rendahnya status gizi ibu hamil ini sejalan dengan kualitas dietnya yang masih kurang.

Berdasarkan hasil SQ-FFQ, konsumsi daging putih dibandingkan daging merah memiliki rasio tertinggi. Sedangkan konsumsi sayuran memiliki skor terendah. Kondisi ini menunjukkan bahwa konsumsi ikan cukup tinggi dibandingkan dengan konsumsi daging merah seperti daging sapi, kerbau, kambing, dan domba yang sangat rendah. Ibu hamil rata-rata hanya mengonsumsi daging merah setahun dua kali yaitu pada saat perayaan hari raya atau acara tertentu. Rendahnya jumlah  konsumsi sayuran ini sama dengan sebagian besar ibu hamil di Indonesia. Ibu hamil selalu mengonsumsi sayuran setiap kali makan, namun jumlahnya masih dibawah angka yang direkomendasikan.

Hasil studi ini memperlihatkan bahwa partisipan yang memiliki peningkatan berat badan yang tidak cukup memiliki skor kualitas diet yang lebih rendah, baik menggunakan AHEI-P maupun AHEI-P yang diadaptasi. Hasil analisis korelasi Pearson menunjukkan AHEI-P yang diadaptasi memiliki nilai validitas yang lebih tinggi dibandingkan AHEI-P yang tidak diadaptasi.

Terdapat kecenderungan ibu hamil dengan kualitas diet yang rendah memiliki status gizi yang rendah dan kualitas diet yang kurang baik. Namun, secara statistik tidak ada hubungan yang signifikan antara kualitas diet (AHEI-P dan AHEI-P yang diadaptasi) dengan status gizi ibu hamil. Hal ini dapat diakibatkan banyaknya faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil. Kualitas diet berhubungan dengan kuantitas diet. Oleh karena itu, akan sulit mempertahankan peningkatan berat badan yang ideal jika kuantitas dietnya tidak cukup.

Semua partisipan yang terlibat dalam penelitian perlu meningkatkan kualitas dietnya. Kesadaran terkait pentingnya menjaga kuantitas dan kualitas diet yang baik bagi ibu hamil perlu terus digalakkan agar kebutuhan gizi ibu hamil terpenuhi sehingga tidak menimbulkan outcome kelahiran yang tidak baik.

Penulis: Rian Diana, SP., M.Si

Informasi detail dari penelitian ini dapat dilihat pada artikel kami di Pakistan Journal of Nutrition. https://scialert.net/abstract/?doi=pjn.2018.530.534

Dewi RK, Khomsan A, Riyadi H, Diana R. (2019). Dietary Quality and Nutritional Status of Pregnant Women in Sumenep Regency, Madura, Indonesia. Pakistan Journal of Nutrition., 17 (11): 530-534, 2018. DOI Number: 10.3923/pjn.2018.530.534

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).