Nada, Selesaikan Program Double Degree di Belanda Hingga Keliling Eropa

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
QATRUNNADA Rahmadhani seusai wisuda di Saxion University, Belanda. (Foto : istimewa)

UNAIR NEWS – Qatrunnada Ramadhani atau akrab disapa nada akhirnya menyelesaikan program double degree-nya di Saxion University, Deventer, Belanda pada Kamis (18/7/2019). Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (UNAIR) jurusan akutansi 2015 tersebut melanjutkan studi di Saxion University  dengan jurusan International Finance and Accounting.

“Jadi, saya kuliah S1 di UNAIR untuk tiga tahun mengambil 120 SKS, lalu dilanjutkan di Saxion University selama satu tahun dengan menempuh 60 SKS, termasuk skripsi dan sidang,” jelas Nada.

Dengan menempuh double degree, maka secara otomatis Nada juga mendapatkan dua gelar sekaligus. Yaitu S.A atau Sarjana Akuntansi dan BSc atau Bachelor of Science.

Nada juga memperoleh IPK cukup tinggi. Dari skala 1-10 yang ditetapkan oleh Saxion University, Nada berhasil memperoleh IPK sebesar 8.3.

Sementara itu, skripsi yang Nada ambil berjudul The Influence of Brexit on Foreign Direct Investment in The United Kingdom dengan studi kasus Unilever’s Headquarter di London, Inggris. Mengambil topik besar mengenai Brexit (Peristiwa keluarnya Inggris (UK) dari Uni Eropa (EU), red) terutama terkait dengan pengaplikasiannya terhadap investasi asing langsung atau yang kerap disebut FDI.

“Karena Brexit, otomatis investor asing yang menolak risiko bisa disinvetasi dr UK. Jika banyak major investors yang disinventasi dari UK sehingga akan berpengaruh besar pada perekonomian di UK. Yang awalnya UK menjadi tujuan investasi nomer satu di Eropa bisa tergeser oleh Jerman karena Brexit,” terang Nada.

Meskipun meraih IPK bagus dan mendapatkan dua gelar sekaligus, pengalaman yang paling menarik bagi Nada justru tentang kegiatannya selama mengisi liburan disana. Dengan kuliah dan tinggal di Belanda, Nada berkesempatan untuk travelling keliling Eropa dengan mudah. Sebab, travelling antar negara disana tidak perlu visa dan menggunakan satu mata uang yaitu euro. 

Masa orientasi disana juga berbeda jauh dengan masa orientasi mahasiswa di Indonesia. Disana, masa orientasi yang disebut “Hoi Day” tersebut diisi dengan kegiatan seru seperti barbeque, team games, pub crawl dan silent disco.

“Dari acara tersebut (Moi Day, red) jadi banyak kenal dengan mahasiswa dari Belanda dan dari berbagai negara,” ujar Nada.

Kedepannya, Nada berencana untuk melanjutkan S2 di Utrecht University tahun depan. Serta mencari pengalaman kerja disela-sela kuliah.


Penulis : Galuh Mega Kurnia

Editor : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).