FKH UNAIR Laksanakan Pengamatan Satwa Liar di Taman Nasional Alas Purwo

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
FKH UNAIR
Mahasiswa FKH UNAIR saat melakukan pengamatan satwa liar. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Kelompok Minat dan Provesi (KMPV) Pet and Wild Animal dan Divisi Wild Domestik Animal Care Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga, pada 22-25 Juni 2019 mengadakan kegiatan bertajuk “Pengamatan Satwa Liar”. Lokasi yang dipilih yaitu Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi, Jawa Timur.

Tujuan dari kegiatan tersebut untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan dalam hal penanganan hewan di lapangan, khususnya hewan liar, serta diharapkan dapat berguna dalam menjawab tantangan profesi veteriner. Sebanyak 89 orang partisipan ikut ambil alih dalam kegiatan ini, yang terdiri atas mahasiswa FKH UNAIR dan didampingi oleh beberapa orang dosen FKH.

Ditemui UNAIR NEWS, Moch. Rizky Darmawan selaku ketua  pelaksana kegiatan menjelaskan latar belakang kegiatan pengamatan satwa liar ini perlu dilakukan. Baginya, Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya keanekaragaman hayati. Namun meskipun kaya, Indonesia juga dikenal sebagai negara yang memiliki daftar panjang satwa liar yang terancam punah.

“Saat ini jumlah jenis satwa liar Indonesia yang terancam punah menurut IUCN (2011) adalah 184 jenis mamalia, 119 jenis burung, 32 jenis reptil, 32 jenis ampibi, dan 140 jenis,” jelasnya.

Sedangkan, lanjut Rizky, untuk jumlah total spesies satwa Indonesia yang terancam punah dengan kategori kritis (criticallyendangered) ada 69 spesies, kategori endangered 197 spesies dan kategori rentan (vulnerable) ada 539 jenis.  Selain itu, tambahnya, alasan memilih Taman Nasional Alas Purwo karena merupakan satu dari dua taman nasional yang terdapat di Banyuwangi, yang menjadi tempat ideal bagi beragam flora dan fauna di dalamnya, baik kelas mamalia, aves, dan herpetofauna (reptil dan amfibi).

“Taman Nasional Alas Purwo juga merupakan kawasan yang sangat indah dan dibekali dengan deretan pantai yang eksotis,” ujar mahasiswa FKH angkatan 2017 itu.

Pada akhir, Rizky juga mengatakan bahwa bentuk kegiatan yang dilakukan yaitu Jungle Track dalam bentuk pengamatan satwa liar, identifikasi satwa liar, mempelajari tingkah laku satwa liar, pemeriksaan feses dan jejak, medis konservasi, pelepasan tukik di pantai dan juga diskusi hasil dari jungle track.

“Harapan kami KMPV PW dan WDAC semoga dapat saling membantu dan bekerja sama sebagai wadah bagi para calon dokter hewan yang memiliki peran penting dalam pelestarian dan kesehatan satwa liar,” pungkasnya. (*)

Penulis : Muhammad suryadiningrat

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).