Mahasiswa UNAIR Manfaatkan Biji Asam Jawa sebagai Sunblock Ramah Lingkungan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
PKM 7_ Biji Asam Jawa
Tim PKMPE usai melakukan riset di laboratorium untuk pemanfaatan potensi ekstrak asam jawa. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Sunblock atau tabir surya kini merupakan salah satu produk perawatan kulit rutin bagi masyarakat Indonesia. Tidak hanya efeknya yang membantu melindungi kulit dari terbakar karena sinar matahari, tapi juga salah satu bentuk pencegahan dari kanker kulit. Namun, faktanya beberapa bahan aktif tabir surya ditemukan memiliki efek yang berbahaya bagi lingkungan. Salah satu bahan aktif tersebut adalah oxybenzene. Oxybenzene ditemukan dapat mencemari  perairan dan merusak terumbu karang. Oleh karena itu, saat ini muncul banyak kecaman dari penggiat lingkungan untuk mencari tabir surya yang lebih aman.

Mengetahui hal tersebut, tiga mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Airlangga yang terdiri dari Fatihatul Alifiyah, Diyna Rusayliya Purwanto, dan Fakhriyah Dinina mencoba mengembangkan tabir surya dari bahan alamyaitu tumbuhan. Hal tersebut diwujudkan dengan membuat Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE) dengan judul “Potensi Ekstrak Asam Jawa sebagai Krim Tabir Surya untuk Pencegahan Kanker Kulit.”

Dari penuturan Fatihatul Alifiyah selaku ketua tim penelitian, penggunaan biji asam jawa yang berasal dari alam diharapkan dapat meminimalisir efek samping yang ditimbulkan oleh tabir surya berbahan dasar kimia sintetis. Selain itu, imbuhnya, asam jawa juga merupakan salah satu tanaman yang sangat mudah dijumpai di Indonesia.

“Sehingga dengan dimanfaatkannya biji asam jawa sebagai tabir surya juga ikut membantu eksplorasi kekayaan alam di Indonesia,” jelasnya.

Tim yang dibimbing langsung oleh Rr,. Retno Widyowati, Ph.D., Apt., awalnya mencoba mengembangkan krim buah asam jawa dan krim biji asam jawa. Setelah diteliti lebih lanjut, tim tersebut menemukan bahwa krim tabir surya dari  biji asam jawa memilik SPF sebesar 26 dengan konsentrasi ekstrak 30%. Tidak hanya itu, lanjutnya, sementara untuk krim tabir surya dari buah asam jawa juga memiliki SPF dibawah 10 sehingga potensinya kurang untuk menjadi tabir surya. 

“Ke depannya kami berharap bahwa potensi ekstrak biji asam jawa ini dapat terus dikembangkan menjadi produk yang mampu beredar luas di masyarakat dan  mampu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencegah kanker kulit yang membahayakan,” pungkasnya.

Penulis: TIM PKMPE POTENSI EKSTRAK ASAM JAWA SEBAGAI KRIM TABIR SURYA UNTUK PENCEGAHAN KANKER KULIT
Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).