Implantasi Tulang untuk Solusi yang Efektif Mengatasi Fraktur

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
PKM 6
TIM PKM-PE “Proliferasi Dan Diferensiasi Sel Secara In-Vitro Pada Implan Tulang SS316L Terlapisi Hidroksiapatit Gelatin” saat melakukan riset di laboratorium. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Sebagai negara yang rawan terhadap bencana alam, Indonesia memiliki berbagai kasus korban luka-luka maupun meninggal. Salah satu kasus yang sering dijumpai adalah kasus fraktur yang menyebabkan terputusnya diskontinuitas tulang. Terjadinya fraktur dapat berdampak pada cacat fisik, stress psikologi, bahkan kematian akibat penanganan yang tidak tepat. Melihat dari banyaknya kasus fraktur yang terjadi dan dampaknya yang serius, maka haruslah dilakukan penanganan yang tepat, terutama karena tulang merupakan bagian dari tubuh manusia yang sangat penting sebagai penyokong tubuh.

Berangkat dari kasus itu, ketiga mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, yakni Alfia Fristiyanti (Teknik Biomedis, 2015), Siti Maratus Salasatun Nikmah (Fisika, 2015) dan Katherine (Teknik Biomedis, 2016), melihat bahwa implantasi tulang merupakan solusi yang efektif untuk mengatasi fraktur. Oleh karena itu, ketiga mahasiswa tersebut mengajukan proposal Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE) yang berjudul “Proliferasi Dan Diferensiasi Sel Secara In-Vitro Pada Implan Tulang SS316L Terlapisi Hidroksiapatit Gelatin”.

Berbekal dana hibah yang diberikan oleh Kemenristekdikti melalui program PKM tahun 2018, ketiga mahasiswa itu melakukan pengembangan ide proposal tersebut di Laboratorium Fisika Material, Fakultas Sains dan Teknologi. Menurut Alfia Fristiyanti, kunci utama keberhasilan implantasi tulang adalah penggunaan material yang tepat untuk penanganan kerusakan tulang.

“Material yang digunakan sebagai implan tulang harus memiliki beberapa karakteristik seperti tidak beracun, sifat mekanik yang sangat baik, biokompatibel, porositas tinggi dan tidak boleh menyebabkan penolakan di dalam tubuh pasien,” jelasnya.

Salah satu material yang sering digunakan sebagai implant tulang, lanjutnya, adalah SS316L dengan sifat mekanik yang kuat. Namun, material itu merupakan logam yang memiliki biokompatibilitas rendah yang dapat menimbulkan reaksi inflamasi di sekitar jaringan implant dan akan sangat berbahaya bagi tubuh.

“Oleh karena itu tim kami mencoba melapisi SS316L dengan material yang biokompatibel dengan tubuh yakni paduan hidroksiapatit-gelatin,” terang Alfia.

Menurut Alfia, kedua bahan pelapis tersebut dapat menutupi kekurangan pada implan tulang SS316L dikarenakan kombinasi kedua bahan ini memiliki biokompatibilitas yang sangat baik dan tahan korosi. Metode spray coating dipilih sebagai metode  pelapisan hidroksiapatit dalam pada logam SS 316L.

“Metode pelapisan ini kami pilih karena proses yang sederhana dan mempersingkat waktu, ditambah dengan biaya yang lebih murah dibandingkan metode lainnya,” tandasnya.

Pada akhir, Alfia mengatakan bahwa untuk memastikan kualitas material, maka dilakukan uji menggunakan studi in vitro yang menunjukkan beberapa kejadian molekuler dan seluler pada permukaan jaringan/implant.  Dengan hasil berupa perbedaan dalam morfologi sel, differensiasi dan proliferasi sel akan menjadi penentu dari kecocokan material apabila digunakan sebagai implant tulang nantinya.

“Semua itu tentu dengan harapan material implan yang didapat memiliki sifat mekanik dan biologi yang baik untuk aplikasi implant tulang,” pungkasnya.

Penulis: TIM PKM-PE “Proliferasi Dan Diferensiasi Sel Secara In-Vitro Pada Implan Tulang SS316L Terlapisi Hidroksiapatit Gelatin”

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).