Pentingnya Peran Perawat Kesehatan di Rumah bagi Pasien Tumor Otak

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Di Indonesia, terhitung ada 300 pasien setiap tahunnya yang terdiagnosis tumor otak. Bukan hanya orang dewasa, tumor otak juga sering terjadi pada anak-anak dengan usia yang tergolong muda.

Setelah menjalani serangkaian pengobatan, pasien tumor otak tidak begitu saja pulang tanpa pantauan dari dokter maupun perawat. Jika, seorang pasien diperbolehkan pulang, maka harus ada satu perawat yang memantau perkembangan pasien hingga benar-benar pulih. Menjadi perawat kesehatan di rumah harus professional.

Karena itu, PERSPEBSI Jawa Timur bekerja sama dengan Departemen Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR)-Rumah Sakit (RS) Dr. Soetomo dan PPNI Jawa Timur menyelenggarakan Surabaya Brain Tumor Update 2019 “Nursing Care for Emergency in Brain Tumor” pada Sabtu (27/4) di Gedung Diagnostic Center Lantai 7, RS Dr. Soetomo.

Veronika Anitasari, S.Kep, Ns., selaku pemateri menuturkan bahwa dalam homecare nursing kepada pasien tumor otak, perawat memiliki peran penting dalam kesehatan di rumah. Yakni; advocate, care giver, case manager, dan educator.

Bagi Veronika, advocate berupa explore dan support kebutuhan serta pilihan cara perawat, diskusi tentang hak pasien, perawatan lanjutan, dan konsultasi dengan professional lain mengenai perawatan.  Dengan adanya explore, dapat ditentukan pasien dirawat dengan kesesuaian financial.

Homecare itu tidak murah, adanya explore dibutuhkan agar keluarga pasien bisa menyesuaikan dengan budget,” ujarnya.

Untuk care giver berupa membantu ADL (aktivitas yang biasanya dilakukan sepanjang hari normal) dan mengkaji kebutuhan pasien serta kemungkinan masalah kesehatan. Adapun dalam case manager, Veronika menjelaskan perawat harus berkoordinasi seluruh anggota tim pemberi pelayanan dalam rencana pengobatan pasien. Dan, sebagai penanggung jawab perawatan, perawat menerima laporan perubahan kondisi.

Sebagai educator, perawat harus bisa memberikan pengetahuan kepada pasien dan keluarga mengenai perawatan, pencegahan masalah untuk meningkatkan perbaikan kondisi pasien. Bagi veronika, tidak semua keluarga bisa memahami kondisi pasien saat homecare. Banyak yang menganggap kondisi pasien sudah pulih. Karena itu, perlu edukasi tentang perawatan terhadap keluarga pasien.

”Banyak yang menganggap pasien post-operasi bisa segera pulih, padahal belum tentu. Maka dari itu, edukasi sangat penting,” jelasnya.

 

Penulis: Asthesia Dhea C.

Editor: Feri Fenoria Rifa’i

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).