Hadapi Tantangan Era Disrupsi, FKp UNAIR Gali Inovasi Mahasiswa melalui NDC

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
SALAH satu peserta NDC 2019 menyampaikan argumentasinya saat debat berlangsung. (Foto: Istimewa)
SALAH satu peserta NDC 2019 menyampaikan argumentasinya saat debat berlangsung. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS –Hadirnya era disrupsi saat initelah menciptakan perubahan dan pola baru bagi dunia kerja. Tak terkecuali pada bidang profesi keperawatan. Seiring dengan kemajuan teknologi, seorang perawat harus siap menghadapi perkembangan industri kerja yang dinamis. Selain menguasai ilmu dan keahlian profesi,perawat juga dituntut mampu beradaptasi sekaligus berinovasi, supaya perannya tak tergeser oleh kecanggihan teknologi.

Berkenaan dengan hal tersebut, Fakultas Keperawatan (FKp) Universitas Airlangga (UNAIR) mencoba menggali inovasi para calon perawat muda melalui Nursing Debate Competition (NDC) 2019. NDC 2019 mengusung tema Current Nurse’s Innovation on Improving Health Care Quality in Industry Revolution 4.0. Kompetisi debat tingkat nasional itu digelar untuk mengasah kemampuan berpikir kritis mahasiswa untuk menghadapi tantangan dunia keperawatan di masa mendatang.

Setho Hadisuyatmana S.Kep., Ns., M.NS (CommHlth&PC), dosen yang juga salah satu dewan juri NDC 2019 menyampaikan bahwa Revolusi Industri 4.0 merupakan kontinuitas dari revolusi industri di era sebelumnya. Adanya Revolusi Industri 4.0 secara tidak langsung memberi dampak serta tantangan bagi profesi keperawatan.

“Tahun ini menginjak ke generasi Gen Z, di mana orang ituidentik dengan 4 hal. Yang pertama, stay connected. Dia akan terkoneksi untuk mengakses informasi di mana-mana. Itu tantangan yang harus diwaspadai oleh perawat. Dimana nanti ke depan justru pasien kemungkinan akan jauh lebih pintar dari perawat,” terangnya.

Yang kedua, lanjut Setho, adalah tentang big data. Ia mengatakan bahwa ke depan, data informasi kesehatan pasien bukan hanya terekamdi EMR (Electronic Medical Record) melainkan menggunakan sistem big data.

Ketiga adalahcloud computing. Di mana pengguna tidak perlu membawa piranti elektronik dengan kapasitas besar untuk bisa mengaksesatau mendapatkan informasi yang disimpan di dalamnya.

Terakhir adalah artificial intelligent,kecerdasan buatan pada teknologi komputer atau mesin yang menyerupaikecerdasan manusia.

“Permasalahannya tidak hanya di sektor keperawatan di rumah sakit. Orang kan sekarang mulai sok tahu, tuh. Kalau kena luka misalnya, dia langsung browsing di Google. Nah,kita tidak tahu benar apa salah (cara mengobati, Red). Dankita tidak bisa men-judge bahwa tindakan itu salah. Konsekusensinya kita harus meng-counter, rasional dari tindakan itu apa,” papar Setho.

Sementara itu, Ika Nur Pratiwi S.Kep., Ns., M.Kep., selaku penangungjawab NDC 2019 mengatakan, melalui NDC, mahasiswa akan berpikir untuk menyusun bagaimana strategi perawat untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0.

“Kita istilahnya akan memasuki era seperti itu (Revolusi Industri 4.0, Red), mau tidak mau perawat harus siap. Harus punya strategi bagaimana untuk menghadapi situasi tersebut. Karena persaingan juga akan semakin tinggi. Tidak hanya dari dalam tetapi dari luar negeri juga,” jelas Ika.

Perlu diketahui, NDC merupakan salah satu rangkaian Dies Natalis FKp UNAIR ke-20. NDC diselenggarakan pada Sabtu (23/03/2019) di Gedung FKp Kampus C UNAIR dan diikuti oleh 30 tim dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. (*)

Penulis : Zanna Afia Deswari

Editor : Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).