UNAIR NEWS – Menyambut Hari Ulang Tahun Ke-726 Kota Surabaya, Pemkot Surabaya menyelenggarakan Parade Budaya dan Bunga Surabaya Vaganza 2019 pada Minggu (24/3/2019). Dalam kegiatan itu, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Unit Kegiatan Tari Karawitan (UKTK) Universitas Airlangga turut berpartisipasi menjadi salah satu peserta dengan menampilkan tarian yang menggambarkan Prabu Airlangga.
Rafif Asyraf, ketua UKTK UNAIR 2019, mengatakan bahwa terdapat tiga tarian dalam menggambarkan Prabu Airlangga. Tarian itu meliputi tarian Titi Airlangga, Garuda Mukti, dan Tirta Amerta. Dalam tarian tersebut, tambah mahasiswa Ilmu Hukum 2017 tersebut, UKTK ingin oang-orang tahu bagaimana Prabu Airlangga yang sebenarnya dengan Tirta Amerta dan tunggangan Garuda Muktinya.
”Jadi, kita memang sengaja mengangkat cerita tentang Prabu Airlangga untuk menggambarkan bagaimana UNAIR itu dengan logonya Prabu Airlangga dan dengan Jatayunya yang memegang Tirta Amerta,” tambahnya.
Rafif menuturkan, anggota UKTK terbagi dalam dua kelompok, yaitu tim tari dan tim karawitan. Tim tari dengan membawa tarian kolosal berjumlah 20 orang dan pemusiknya berjumlah 15 orang.
Hanya butuh waktu dua minggu bagi UKTK UNAIR untuk persiapan. Dari eksplor gerak, membuat sajian, membuat tari, dan membuat musik.
Dalam event tahunan itu, UKTK UNAIR sudah beberapa kali ikut berpartisipasi. Namun, dalam dua tahun terakhir, UKTK UNAIR menunda untuk bergabung karena berbagai pertimbangan.
Selain berpartisipasi dalam parade budaya, UKTK UNAIR turut mengenalkan UNAIR sebagai kampus yang peduli dengan budaya. UNAIR yang menjadi salah satu kampus terbaik se-Indonesia tidak hanya bagus dalam bidang akademik, tapi juga memperhatikan kebudayaan.
”Generasi muda saat ini kurang peduli dengan budaya, kami ingin dengan karya ini masyarakat memandang UNAIR sebagai universitas yang peduli dengan budaya,” lanjutnya.
Rafif menambahkan, sebelumnya UKTK UNAIR sudah beberapa kali berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata Surabaya. Rektor UNAIR juga turut memberikan izin bagi UKTK UNAIR serta memberikan berbagai macam dukungan.
”Kita bangga bisa mewakili UNAIR. Maka dari itu, kita tidak tampil sembarangan karena kita ditonton oleh warga Surabaya dan sekitarnya,” tambahnya.
Dengan tarian yang dibuat sendiri oleh UKTK UNAIR, Rafif berharap nantinya anggota UKTK semakin produktif daalam membuat karya. Bukan hanya itu, mental para anggota juga semakin mantap untuk tampil di berbagai acara.
”Kita boleh mengikuti perkembangan jaman, namun kita tidak boleh lupa dengan identitas diri kita terutama budaya. Karena, budaya adalah identitas dan jati diri bangsa,” pungkasnya. (*
Penulis: M. Najib Rahman
Editor: Feri Fenoria
