Aktif Organisasi dan Bekerja Sejak Kuliah, Adinda Jadi Wisudawan Terbaik S1 FIB

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Adinda Vicky Clarasati, wisudawan terbaik S1 FIB. (Ilustrasi: Feri Fenoria Rifai)

UNAIR NEWS – Tidak bisa dimungkiri lagi, bahwa mahasiswa luar negeri memang memiliki kemandirian lebih baik dari pada mahasiswa Indonesia. Bahkan diri mereka sudah dibiasakan untuk bekerja sejak dini. Hal tersebut yang melatarbelakangi Adinda, wisudawan terbaik S1 Fakultas Ilmu Budaya (FIB) untuk memilih bekerja sejak kuliah.

Adinda Vicky Clarasati, wisudawan terbaik S1 FIB yang berasal dari Surabaya tersebut, sudah mulai bekerja semenjak meninggalnya sang ayah yang bersamaan dengan bangkrutnya bisnis keluarganya. Berbagai pekerjaan pun telah ia rasakan, seperti event organizer, part-time, customer service, guru les, dan penerjemah.

Meskipun dia harus mambagi waktu antara kuliah dengan bekerja, hal tersebut tidak membuat Adinda menjadi mahasiswa yang biasa-biasa saja, justru ia menjadi pribadi yang luar biasa, dengan mampu membayar biaya UKT sendiri, membantu perekonomian keluarganya, dan menjadi wisudawan terbaik.

“Karena, kuliah tetap menjadi prioritas saya !,” tegas Adinda.

Tidak seperti mahasiswa lain yang jika sudah bekerja pasti sulit untuk aktif di kehidupan kampus, Adinda justru aktif berorganisasi dan pernah andil dalam berbagai perlombaan. Karena anak pertama dari 4 bersaudara tersebut memiliki passion di bidang public speaking.

Alhamdulillah, dengan passion saya itu, saya pernah diamanahi sebagai kepala Divisi Penelitian dan Pengembangan di Hima prodi dan juga beberapa kali menjadi delegasi konferensi, salah satunya yaitu menjadi perwakilan UNAIR dalam Bali Democracy Student Conference yang disponsori oleh Kementerian Luar Negeri,” ungkapnya.

Dalam skirpsinya, Adinda memilih untuk meneliti program berita perang yang dikhususkan untuk remaja dan lalu melihat apakah berita tersebut cocok untuk dikonsumsi remaja. Menurutnya, hal tesebut sangat menarik untuk dibahas, karena akses untuk informasi kini sangat terbuka.

“Yang paling menarik perhatian saya adalah berita perang tersebut cenderung mengandung kekerasan, sedangkan pengonsumsi berita tersebut adalah remaja yang tergolong masih belum memiliki kestabilan emosi, sehingga saya tertarik untuk menelitinya,” jelasnya.

Menurut wisudawan terbaik asli Surabaya tersebut, pada dasarnya semua mahasiswa memiliki potensi yang besar untuk berprestasi. Kuncinya adalah di dalam diri masing-masing.

“Selain itu, rasa tanggungjawab juga akan mendorong kita untuk lebih berkembang untuk menjadi versi terbaik dari diri kira,” pungkasnya. (*)

Penulis: Bastian Ragas

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).