UNAIR NEWS – Kebudayaan merupakan unsur penting yang tidak boleh terlupakan dalam sejarah Nusantara. Diantaranya ialah bahasa dan aksara yang kini mulai tersisihkan. Mirisnya ahli bahasa dan aksara kuno Indonesia berasal dari peneliti asing. Hal ini menjadi permasalahan serius yang harus segera dicegah dengan melibatkan para kaum akademisi utamanya mahasiswa milenial.
Diketahui bahwa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (Sasindo) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) memiliki kelas bahasa jawa kuno, bahasa melayu lama, dan bahasa sansakerta. Ketiga bahasa tersebut merupakan mata kuliah wajib semester tiga yang dapat diambil oleh mahasiswa. Mahasiswa akan belajar mengenai aksara, bahasa, dan sejarah bahasa kuno yang sangat menarik.
Selain memiliki kelas bahasa kuno, Jurusan Sasindo juga memiliki peminatan filologi yang dapat dipilih oleh mahasiswa semester lima. Perlu diketahui peminatan filologi akan memberikan pengetahuan bagi mahasiswa dalam mempelajari naskah kuno atau biasa disebut manuskrip dan tradisi lisan (folklore).
Moch. Ali, S.S., M.A.Min, salah satu dosen peminat filologi memaparkan bahwa mempelajari bahasa dan aksara kuno nusantara merupakan hal yang penting dan sangat dibutuhkan untuk melakukan penelitian terhadap manuskrip kuno.
“Mempelajari naskah (manuskrip) juga merupakan sebuah tindakan yang meningkatkan kecintaan terhadap kekayaan budaya nusantara. Melalui naskah kita dapat memahami dan mengerti sejarah bangsa kita di masa lalu.” tambahnya.
Selain memuat informasi mengenai sejarah, kebudayaan, dan peristiwa yang terjadi di masa lampau, ternyata manuskrip juga menyimpan informasi kesehatan. Seperti diketahui salah satu produk kecantikan asli Indonesia juga menggunakan resep yang berasal dari manuskrip. Hasil dari resep produk tersebut sangatlah luar biasa. Kini banyak negara-negara asing yang berburu manuskrip dengan tujuan untuk mencari resep atau informasi berkenaan dengan kesehatan. (*)
Penulis: Muhammad Wildan Suyuti
Editor : Khefti Al Mawalia
